Saturday, 2 June 2012

dakwatuna.com

Ummiku sayang… Waktu terasa semakin berlalu Namun hingga kini kita masih membisu, terpekur dalam melodi kesunyian Ummiku sayang… Kini… Aku kehilangan sayap Bukan patah tapi hilang entah ke mana sayap yang dulu kau sematkan padaku hingga akhirnya kita bisa terbang bersama suatu saat nanti Ummiku sayang… Aku masih merekam jelas saat pertemuan kita pertama kali rentetan benang merah yang memanjang seperti ini dan kepingan puzzle yang membawa hingga kita bisa seperti ini Ummiku sayang… Mungkin aku masih teramat kecil mengartikan semua perhatianmu Bukan aku tak suka Bukan aku benci Karena perhatian adalah rasa sayangmu Karena marahmu adalah rasa cintamu Karena sedihku ternyata adalah rasa sedihmu Ummiku sayang… Firasatmu selalu sama dengan pikiran ini Namun… Aku tak sanggup menceritakan semua padamu Aku hanya ingin belajar berdiri tanpa topangan darimu Aku hanya ingin terbang tanpa sayap darimu Aku…. Ummiku sayang… Ada cerita tentang masa yang indah Saat kita tertawa saat kita berduka Dan aku… akan mengingat semua itu selalu Ummiku sayang… Aku menulis ini dengan rasa rindu yang teramat sangat Aku menulis ini dengan sebongkah harapan agar suatu saat nanti Aku dapat menumpahkan semua tangis ini di pundakmu… Ya Allah… Jagalah Ummiku, di kala penjagaanku tak sampai padanya Sayangi dia kala sayangku tak mampu merengkuh dalam dekapan nyata Muliakan ia kala penghargaanku tak mampu terangkum dalam kata yang sahaja Karena Engkau punya segala yang tak ku punya dan karena ku ingin selalu menjadi saudarinya di dunia dan mengharap bertemu dengannya di surga Keyword: ibu, sayang, surat, Ummi Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/20833/surat-untuk-ummiku-sayang/#ixzz1wbs9jgOl

0 komentar:

Post a Comment