This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Saturday, 29 October 2011
MANAGE YOUR HEART !
Belajar Atau Bubar
Friday, 28 October 2011
MENGENAL DIRI KUNCI KEBERHASILAN
Thursday, 27 October 2011
Sukses Sejati
Semua orang ingin hidup sukses. Anda pasti setuju, dan pasti juga menginginkannya. Rasanya ganjil jika ada orang yang mengaku tak mau mencapai sukses. Omong-omong apakah sukses itu? Sering kita mendengar orang menyebut bahwa seseorang sukses karena hidup berkecukupan. Misal, ia mempunyai rumah yang bagus, ada mobil di garasinya, dan tak hanya satu, anak-anaknya pergi ke sekolah yang terbaik dan seterusnya.
Pokoknya orang sukses berarti memiliki semua yang diimpikan banyak orang-orang. Betulkah begitu? Sebab sering pula kita mengetahui mereka dan keluarganya yang telah mencapai kehidupan seperti itu ternyata tidak bahagia.
Anda tentu bisa menyebut contohnya. Koran, radio, dan televisi kerap menjadikan ironi kehidupan mereka sebagai berita hangat yang dikemas menarik sebagai gosip. Maklum saja karena yang dianggap sukses lalu biasanya menjadi terkenal dan terpandang ternyata dalam kehidupan tak bahagia.
Situasi itu dapat terjadi lantaran mereka begitu sibuk dan tersita waktunya untuk mengejar sukses materi sehingga kurang waktu untuk hubungan maupun komunikasi sosial. Atau, harta yang telah dimiliki dan ketenaran membuatnya lupa diri. Betulkah yang begitu adalah hidup sukses?
Saya menganggap ihwal tersebut karena ingin membagikan dalil sukses yang saya dapat dari seorang teman. Menurut dia, sukses = A X B X C X D.
Saya sempat tertegun ketika pertama kali dia memperkenalkan rumus ini. Saya pikir teman ini kok serius banget. Mentang-mentang orang teknik, segala hal ada rumus matematikanya. Tetapi rupanya menarik untuk disimak. ''Rumus ini memang perkalian bukan penjumlahan, karena dalam perkalian salah satunya saja tak ada atau nol, maka nol pula hasilnya alias bukan sukses,'' tuturnya.
A adalah alat atau tunggangan kita menuju sukses. Maksudnya, dunia kecil yang Anda masuki dan dalami. Sebutlah bidang bisnis Anda, baik bisnis milik sendiri, boleh juga bisnis orang lain di mana Anda turut terlibat sekadar menjadi karyawan.
B, katanya, adalah bekerja. Betul juga, mana ada sukses tercapai tanpa kerja. Apa yang bisa kita dapat kalau cuma berdiam diri saja. Apalagi bagi kita yang orang biasa sudah tentu harus bersaing untuk mendapat kualitas kehidupan yang baik. Sedikit sekali di dunia ini orang beruntung yang sejak lahir sudah bergelimang harta warisan. Tetapi, sebanyak apapun yang dimilikinya tentu mulanya adalah hasil kerja keras orang tuanya.
C adalah cita-cita. Benar, teman tadi menyebut cita-cita sebagai salah satu faktor penting untuk sukses. Cita-cita juga berarti mimpi. Untuk apa Anda giat bekerja setiap hari? Anda bisa mempunyai sederet jawaban. Paling sederhana tentu untuk memperoleh peghasilan untuk menghidupi keluarga.
Namun mimpi Anda pasti tak sampai di situ. Mungkin Anda mengincar promosi pada suatu waktu tertentu. Mungkin juga Anda ingin pekerjaan Anda bisa membawa manfaat orang banyak, atau Anda bekerja demi masa depan anak-anak agar punya kesempatan yang jauh lebih hebat dari bapak-ibunya.
Cita-cita, keinginan, dan mimpi itu gratis. Anda boleh bercita-cita apa saja dan tak akan ada yang bisa mencurinya. Namun mimpi yang disarankan adalah yang tak muluk-muluk sehingga sulit dicapai. Sebaiknya mimpi Anda konkrit dan dapat diilustrasikan. Misalnya, dalam tempo tiga tahun membeli rumah yang lebih besar dan wah, mobil model tertentu bahkan naik haji di tahun depan.
''Ini serius,'' kata teman tadi ketika menjabarkan tentang perlunya cita-cita dan mimpi. Dia benar karena memang benda apapun yang terjadi di depan kita awalnya tercipta dari mimpi. Apa jadinya kalau Bell tak bermimpi dapat bicara dengan orang yang berada jauh dari lokasi dia.
Lalu apakah D? Nah! Ini yang menarik dan klop dengan masa-masa kita yang sedang banyak mengisi waktu dengan ibadah mumpung sedang puasa Ramadhan. Yang dimaksud D ternyata doa. Kita jelas setuju dengan itu. Kita sama-sama paham bahwa sehebat-hebatnya perusahaan tempat kita bekerja dan sekeras apapun kita bekerja, mimpi yang sebesar apa juga tak akan menjadi nyata bila Yang Maha Kuasa belum mengabulkan. Karena sebaiknya memang untuk menuju sukses kita melibatkan Tuhan. Bentuknya berupa doa dan ibadah yang lain.
Jangan sampai sukses kita menjadi nihil karena kita tak melengkapi doa seperti rumus sukses tadi. Kalau kata ahli gizi dan kesehatan bagaimana Anda adalah apa yang dimakan, dan kata orang bijak Anda adalah apa yang dibaca, maka di sini kita mungkin bisa katakan apa yang capai adalah bagaimana upaya dan doa Anda sendiri.
Sukses bisnis Anda adalah buah kerja Anda mewujudkan mimpi dan doa Anda. Dan, itulah sukses yang sejati.
*) anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Indonesia
SIPATE
Belajar dari Olahraga
Penulis : Mien R Uno
Peringatan Hari Kemerdekaan hampir berlalu, segera kita merayakan Hari Olahraga Nasional pada 9 September. Sungguh suatu rangkaian hari-hari nasional yang menarik. Apalagi saat sekarang, ketika harga diri kita sebagai bangsa sedang jatuh oleh berbagai masalah, ternyata atlet bulu tangkis kita memberi kebanggaan luar biasa.
Masih segar di pelupuk mata bagaimana aksi Hendrawan meluapkan kegembiraan begitu satu smashnya menjadi penentu kemenangan 3-2 Indonesia terhadap Malaysia pada final perebutan Piala Thomas di Guangzhou, Mei lalu. Betul, kita hanya menyaksikan itu lewat televisi, tetapi sesungguhnya peristiwa tersebut telah mengisi rindu akan rasa bangga terhadap negeri.
Lebih istimewa lagi, Hendrawan dan banyak pebulutangkis nasional kita sejak dulu adalah keturunan Tionghoa. Ini mengingatkan kepada tim Prancis yang terdiri atas berbagai keturunan bangsa dan menjadi juara dunia sepakbola 1998. Ternyata, masyarakat Prancis tidak mempersoalkan darah Zinedin Zidan dan kawan-kawan. Sebaliknya, mereka membanggakan karena mereka adalah warga Perancis dan telah memberikan yang terbaik untuk Prancis dan tepat dengan kondisi bangsa yang sedang membutuhkan sebuah simbol persatuan dan kesatuan.
Begitu pula dengan perasaan kita yang muncul terhadap Hendrawan dan kawan-kawan. Juga kepada Christian Hadinata sang pelatih yang pada kesempatan sama berdiri di podium khusus untuk memperoleh penghargaan tertinggi (Hall of Fame) dari Presiden Bulutangkis Internasional (IBF), Korn Debaransi.
Apalagi kalau kita tahu bahwa beberapa hari sebelum pergi membawa pulang Piala Thomas, status kewarganegaraan Hendrawan masih belum 100 persen. Dan, status itu menjadi penuh setelah Presiden Megawati turun tangan.
Rupanya, benar kata sebuah pernyataan dari arena sepakbola Piala Dunia di Korea dan Jepang yang baru lewat. Disebutkan bahwa peristiwa-peristiwa olahraga internasional merupakan media promosi paling modern kebesaran suatu bangsa. Sementara cara-cara kuno adalah dengan memerangi negara lain.
Sungguh menarik. Kendati dalam pertandingan olahraga selalu ada yang kalah dan menang, hakiki yang ditonjolkan adalah sportivitas. Tegasnya adalah fair play alias jujur, dan tidak curang, serta tidak kasar. Karena itulah saya selalu salut dengan dengan atlet yang juara.
Banyak dari kita hanya tahu mereka setelah juara, dan sedikit orang tahu bahwa yang dilakukan sebelum juara digenggamnya adalah berlatih. Namun, tahukah Anda kalau sering waktu-waktu latihan itu berlangsung tatkala kita tidur lelap. Misalnya, perenang sudah berada di kolam pada pagi buta sementara teman-teman di sekolah atau tempat kerja masih terlelap. Atau, pada petang hari ketika orang-orang sudah istirahat.
Mungkin Anda berkata bahwa untuk mencapai apapun memang dibutuhkan pengorbanan. Benar, tetapi pengorbanan atlet adalah untuk membela panji-panji dan atas nama kita. Berbeda dengan mereka yang berkorban waktu dan uang tapi ujungnya demi kepentingan sendiri, lalu meminta-minta kepada negara untuk memberikan fasilitas bisnis atau karirnya. Sedangkan tim Piala Thomas kita tidak pernah meminta, tapi telah memberi sesuatu lebih dulu.
Nah, menjelang Hari Olahraga Nasional, ada baiknya kita belajar dari dunia olahraga agar kita dapat menjadi juara dalam bisnis. Pertama, sudah tentu bahwa berbisnis pun memerlukan dukungan fisik yang fit, bugar, dan sehat. Tentu yang dimaksud di sini bukan berarti Anda harus menjadi atlet.
Yang penting, kedua, mendapatkan nilai-nilai positif, karakter maupun inspirasi dari olahraga. Yakni, sportivitas yang rinciannya antara lain fair play, jujur, tidak curang, senantiasa menyiapkan diri, teamwork, serta belajar atau berlatih terus menerus, berstrategi, disiplin, dan semangat juang. Bayangkan, apa jadinya jika pada kedudukan 2-2, tinggal satu pertandingan penentu, ternyata Hendrawan yang diandalkan tidak memiliki semangat dan motivasi hebat?
Mungkin ada yang mengatakan bahwa nilai-nilai tersebut dapat dipelajari sendiri. Toh, buku-buku tentang hal tersebut banyak tersedia. Tidak keliru, bahkan Hendrawan pun mengaku masih membutuhkan buku-buku untuk memompa motivasinya.
Sebab, katanya, seorang atlet juara tidak hanya membutuhkan latihan lengkap, tetapi juga kecerdasan yang bisa didapatkan dengan membaca. Saya setuju itu walau tidak aktif lagi berolahraga seperti di kampus dulu tahu. Saya ingat bagaimana jago tim sepak bola Brasil Ronaldo mempunyai kemampuan mengambil keputusan tepat dan seketika tatkala sudah berada di depan gawang lawan dan menerima umpan bola dari teman.
Dengan menjalankan olahraga secara aktif, karakter tadi langsung terhayati sebagai inspirasi atau pengalaman, selain fisik juga sehat. Bukankah dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat?
SIPATE