This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, 29 October 2011

MANAGE YOUR HEART !

 
By : Aa Gym

Secara umum manusia memiliki 3 potensi penting :
Potensi pertama adalah potensi fisik, sehingga jika kita mampu mengelola fisik dengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif. Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat.  Akan tetapi, ternyata tidak selamanya orang yang berfisik baik itu mulia. Bahkan tidak jarang manusia yang berbadan bagus malah menjadi hina akibat keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagus tidak identik dengan wanita yang mulia, malah tidak sedikit wanita berbadan bagus menjadi turun derajatnya karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisi lain ada juga orang yang gara-gara badannya bagus menjadi stress karena takut jadi tidak bagus. Setiap hari waktunya habis untuk memikirkan badannya. Ikut senam, diet dan membeli bermacam-macam obat supaya tubuhnya tetap bagus. Secara tidak langsung orang seperti ini justru tersiksa dengan keindahan tubuhnya. Sekali lagi, kita memang harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi ini tidak identik dengan kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya dengan hati-hati.
Potensi yang kedua adalah akal. Kita dikaruniai akal oleh Allah dan akal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kita dapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengelola dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukan mulia atau tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orang yang pintar, tapi mengapa Indonesia masuh juga terpuruk? Setiap tahun puluhan ribu sarjana dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapi mengapa korupsi masih juga merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalau korupsi itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh.  Bagaimana tidak? Uang negara, uang rakyat yang dikuras jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaan atau miliaran, tapi juga triliunan rupiah. Kalau orang bodoh rasanya dia tidak akan kuat berpikir jauh-jauh seperti itu. Artinya pintar tidak identik dengan kemuliaan. Jika tidak hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Ada yang anaknya pintar sementara orang tuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah jadi menghina orang tuanya.
Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu menggambarkan kemuliaan, akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat oang menjadi mulia. Jadi apa sih yang bisa membuat orang mulia?
Inilah potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orang mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan hati. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada sebuah syair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.
"Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih; Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk, akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang, hidup susah tetap tenang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang; Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit".
Masya Allah, andaikan hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, maka pikiran pun bisa menjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sebab, kalau tidak hati-hati benar maka hidup kita itu sangat melelahkan. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.
Karenanya bila hati kita bersih, maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak ada waktu buat iri, semua input kan masuk dengan mudah, karena tidak ada ruang untuk meremehkan siapa pun. Akibatnya kita akan memiliki akses data yang sangat tinggi, akses informasi yang benar-benar melimpah, akses ilmu yang benar-benar meluas, ujungnya akan mampu mengambil ide-ide yang cemerlang dan gagasan-gagasan yang jitu.
Berbeda dengan orang yang sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yang paling tahu semua hal. Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukan dari orang lain. Padahal setiap orang tentu memilik kelemahan. Dan untuk memperbaiki kelemahan itulah kita membutuhkan koreksi dan masukan dari orang lain.
Dengan kebersihan hati, insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat dari orang lain. Namun orang yang kotor hatinya, cuma akan berjalan di tempat. Dia kan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Coba perhatikan jika ada anjing, kerbau, atau ada ular, di lapangan yang sangat luas, tentunya relatif tidak akan menjadi masalah. Apa lagi jika lapangannya teramat sangat luas, sebab ruang untuk bergerak jauh lebih leluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar mandi, lalu muncul seekor tikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak akan nyaman, jijik, atau malah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati sempit, perkara kecil saja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang benar-benar besar.
Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan kecerahan dan penuh keramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga demikian. Beliau tidak pernah berjumpa dengan orang lain kecuali dalam keadaan tersenyum cerah. Senyum yang penuh keikhlasan memang sangat bernilai besar, karena selain menjadi shadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para ahli, senyum itu hanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya orang yang sering cemberut akan mengalami kelelahan otot.
Dalam berbicara pun kita harus sangat berhati-hati, sebab tak jarang melalui tutur kata, akan terlihat derajat seseorang. Sebab mulut ini ibarat teko yang mengeluarkan isinya. Jika di dalamnya berisi kopi tentu yang keluar juga kopi, tapi jika isinya air yang bening pasti keluar air yang bening. Orang yang berkualitas itu, jika berbicara ada struktur dan cirinya. Kalau dia berbicara yang keluar adalah ide atau gagasan, hikmah, solusi, ilmu dan zikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kalau bunyi itu efektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka semakin turun kualitas orang itu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang itu dilihat bagaimana kesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau kita selalu berusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah, lisan enak, dan badan sehat.
Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan menyenangkan. Semaoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mengenal potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri. Hidupkan hati dengan memperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan zikir. Ladang untuk berkarya teramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini menjadi lebih indah dan penuh makna.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Kita tidak bisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon pertolongan Allah agar Dia selalu menjaga hati kita. Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allah memberi hati kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisa menjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dan sukses, menjadi pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yang disegani, menjadi apa pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisi Allah. Dan kuncinya adalah Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamat dari segala kebusukan. Sebab kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang berhati bersih. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.Wallahu a’lam bishowab

SIPATE

Belajar Atau Bubar

 

Oleh : Gede Prama

Sebuah ungkapan arif pernah bertutur : 'we can never step into the same river twice'. Ini bisa terjadi, karena setiap detik air sungai itu berganti. Sama dan sebangun dengan sungai, sejarah dan kecenderungan juga demikian. Tidak ada sejarah dan kecenderungan yang berulang persis sama. Jangankan dalam dimensi tahunan dan abad, dalam dimensi harian saja sejarah dan kecenderungan muncul dengan wajah berbeda.

Lihat saja sejarah negara, perusahaan maupun kisah perseorangan. Satu-satunya yang tetap hanyalah perubahan. Di luar perubahan hanya ada perubahan. Belakangan, perubahan itu bahkan bergerak dengan kecepatan yang semakin tinggi dan semakin tinggi. Semakin pendeknya umur hidup produk atau jasa, tingkat kebangkrutan perusahaan yang meninggi di mana-mana, runtuhnya banyak rezim politik yang berkuasa dalam waktu yang lama, semakin tidak jelasnya batas-batas industri dan persaingan, pengaruh teknologi informasi yang demikian dahsyat, semakin banyak dan dalamnya knowledge content setiap produk dan jasa baru yang merajai pasaran, hanyalah sebagian saja dari bukti dahsyatnya perubahan.

Lebih dari sekadar memaksa kita untuk berubah, sejumlah aturan main, paradigma dan sejenisnya bahkan dijungkirbalikkan oleh kecenderungan dan perubahan. Bukti paling sahih, memang terlihat jelas dalam lenyapnya lebih dari sebagian nama-nama perusahaan 500 dalam waktu sepuluh tahun. Baik akibat merger, akuisisi, kebangkrutan ataupun sebab lainnya. Atau rontoknya puncak piramida ekonomi Indonesia dalam waktu yang amat singkat.

Mirip dengan pengandaian sungai di atas, kecenderungan memang berganti wajah setiap saat. Ia tidak menyisakan alternatif lain selaih harus berubah. Sayangnya, merubah mind set memiliki derajat kesulitan yang jauh lebih tinggi dibandingkan merubah teknologi dan variabel perubahan lainnya. Baik karena faktor keberhasilan, kenyamanan, pendidikan, pengalaman atau sebab lainnya.

Dalam bingkai hidup seperti ini, tentu saja hanya sebuah gerakan bunuh diri kalau ada pelaku organisasi yang hidup nyaman dalam comfortable zone of mind. Sebuah wilayah berfikir tanpa penyangkalan. Sinyal apakah Anda sedang bunuh diri atau tidak, sebenarnya mudah dan sederhana. Coba perhatikan paradigma Anda mengelola dan keyakinan-keyakinan Anda. Kalau dalam waktu yang amat lama tidak ada perubahan, alias berputar dari itu ke itu, inilah bentuk bunuh diri yang halus dan tidak manusiawi. Halus, karena tidak kita sadari. Tidak manusiawi, sebab keluar dari kebiasaan umum manusia untuk bunuh diri. Lebih-lebih, sudah tidak berubah dalam waktu yang amat lama, ditambah dengan kebiasaan alam bawah sadar yang kerap berujar : 'saya sudah berpengalaman puluhan tahun, saya memiliki ratusan buku, saya lulusan sekolah terbaik' dan sederetan kebanggaan lainnya.

Inilah deretan manusia yang amat potensial membuat organisasi jadi bubar. Dibandingkan bubar, jauh lebih baik membekali diri dan organisasi dengan kebiasaan belajar. Fundamental dalam aktivitas belajar terakhir, adalah keberanian untuk secara rajin melakukan penyangkalan terhadap paradigma mengelola dan keyakinan-keyakinan kita sendiri.

Dari manapun paradigma dan keyakinan itu sendiri datang - entah dari pengalaman, pendidikan atau rekomendasi pakar dan konsultan - sebelum dibunuh secara halus dan tidak manusiawi, sebaiknya disangkal, disangkal dan disangkal.

Sebagaimana dituturkan secara amat kaya oleh sejarah, perkembangan peradaban bisa demikian pesat karena kental dengan penyangkalan. Bumi datar disangkal dengan bumi bundar. Manusia tidak bisa terbang disangkal dengan pesawat terbang. Bulan tidak bisa diduduki, disangkal dengan penerbangan Apollo. Dunia yang penuh batas negara dijebol dengan desa global melalui internet. Telepon dengan kabel, disangkal dengan telepon seluler.

Di dunia manajemen juga sama. Semakin banyak sudut manajemen yang ditandai dengan penyangkalan, maka semakin kayalah manajemen secara ide dan inovasi. Demikian juga sebaliknya. Dulu, kekayaan hanya identik dengan kekayaan fisik dan materi. Sekarang, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pioneer kemajuan, kekayaan intelektuallah yang amat menentukan. Dulu, besarnya kekayaan materi dan fisik amat menjadi pembatas kemajuan. Sekarang, sebagaimana ditunjukkan oleh perusahaan seperti Microsoft, kekayaan materi dan fisik bukanlah pembatas kemajuan. Di tingkat kekayaan fisik dan materi manapun, lompatan kemajuan bisa dilakukan. Asal, ya itu tadi kekayaan intelektual terkelola dengan memadai. Dulu, kecenderungan adalah sesuatu yang given dan mesti diadaptasi. Sekarang, ada banyak orang dan organisasi yang justru maju karena menciptakan kecenderungan.

Dengan bekerjanya lingkaran penyangkalan, kepala dan organisasi bergerak dan berputar dalam dan menuju wilayah yang amat kaya secara intelektual. Tindakan - yang diakui sebagai ujung tombak kemajuan - hanyalah sebuah jeda dalam putaran penyangkalan yang terus bergulir.

Mirip dengan debat tentang sungai. Ada yang mengatakan bahwa sungai itu adalah air. Ada yang menyangkal, dengan menyebutkan bahwa sungai itu sebuah cekungan dan lekukan tanah. Dalam kasus ini, kegiatan penyangkalan tidak menolkan - apalagi mensubstitusi - argumen yang disangkal. Namun, secara kompelenter melengkapinya.

Proses kompelementer terakhir, seyogyanya dilakukan oleh pemimpin atau manajemen puncak. Namun, agar penyangkalan berjalan terus, bukan sesuatu yang keliru kalau pimpinan juga menciptakan disharmoni. Rekan saya menyebutnya dengan chaos based management. Kacau memang - sama kacaunya dengan tulisan brengsek ini, namun jauh lebih berguna dibandingkan bubar.
SIPATE

Friday, 28 October 2011

MENGENAL DIRI KUNCI KEBERHASILAN

 
Mengenal Diri Kunci Keberhasilan

Oleh : Jony Elvarez Barbaroza.


Ada anagium Arab yang menyatakan bahwa “ Celakalah seseorang yang tidak mengenal dirinya sendiri.”

Dalam konteks kehidupan di dunia fana ini, banyak manusia masih belum mengenal dirinya, belum mengetahui apa yang dibutuhkan bagi dirinya, ke arah mana dia harus membawa dirinya, dan pedoman apa yang dapat ia pegang teguh sehingga hal itu memang benar-benar baik bagi petualangan hidupnya.

Memang dalam fenomena yang terjadi, kebanyakan orang yang berhasil adalah orang yang mengenal baik dirinya, ia mengetahui potensi yang dimiliki, kekurangan yang menghambat dirinya untuk maju, ia juga menyadari  sepenuhnya visi dam misi dalam kehidupannya, sehingga dengan mengetahui dirinya tersebut makin mudahlah ia untuk meraih keberhasilan.

Alkisah menyatakan bahwa seorang raja Louis XVI dari Perancis telah dikudeta, diturunkan dari tahtanya dan dipenjara. Raja yang naas tersebut memiliki seorang anak laki-laki yang masih muda. Anak tersebutlah yang seharusnya mewarisi tahta kerajaan sepeninggalan ayahnya.

Sekelompok orang yang telah berhasil menggulingkan tahta raja Louis XVI itu menyadari bahwa putra mahkota ini bisa menjadi hambatan bahkan permasalahan bagi mereka di masa mendatang. Mereka berpikir jika putera mahkota tersebut tidak bermoral mulia, maka ia tidak akan pernah mencapai takdir agung yang dianugrahkan kepadanya. Maka dari itu mereka bawa putera mahkota tesebut ke suatu komunitas, yang mana di sana ia dapat melihat kesenangan duniawi, menemukan banyak wanita-wanita pelacur, makanan yang berlimpah ruah dan mewah, minuman keras yang memabukkan, bahkan di sana juga berkumpul orang-orang bejat, hina, dan abmoral. Setiap hari putera makhota dikelilingi oleh hal-hal yang dapat merusak manusia dan dapat menyeret jiwa seseorang ke derajat paling rendah dan hina.

Selama enam bulan ia diperlakukan demikian, akan tetapi ia tidak pernah takluk kepada tekanan itu. Bahkan ia dapat menguasai dirinya sehingga tidak terjebak dalam lingkungan yang amat negatif bagi kelangsungan kehidupannya.

Akhirnya setelah berusaha sekian lama untuk merusak moral pangeran tersebut, maka mereka menanyai dia. Mengapa dia tidak takluk kepada semuanya itu- mengapa ia tidak terpengaruh? Pemuda ini menjawab” Saya tidak bisa melakukan apa yang kamu minta, karena saya dilahirkan untuk menjadi seorang raja.”

Pangeran Louis mengetahui dan mengenal dirinya, ia sadar bahwa ia adalah putera mahkota, ia tahu bahwa ia tidak boleh melakukan hal-hal negatif yang berbahaya bagi masa depannya, ia juga menyadari posisinya, maka ia bisa bertahan sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat merusak dirinya. Dan pada akhirnya hal itu dapat membawa dia kepada kedudukan yang mulia.

Dari kisah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam menjalani kehidupan ini, yang paling penting dan utama kita kenali terlebih dahulu adalah diri kita. Sehingga setelah kita mengenali diri kita maka selanjutnya makin terbuka lebar jalan menuju kesuksesan yang kita harapkan.

Saat ini negara kita akan mengadakan pesta demokrasi dalam memilih presiden yang akan memegang kendali kepemimpinan Indonesia lima tahun ke depan. Hal ini tentunya menjadi momen penting sepanjang sejarah Indonesia. Dan harus diberi perhatian serius oleh seluruh elemen masyaraka Indonesia, tanpa terkecuali.

Jika rakyat Indonesia mengetahui apa yang mereka butuhkan, konflik dan permasalahan yang mengobrak-abrik Indonesia, serta mengetahui figur pemimpin yang dapat memenuhi harapan rakyat Indonesia dan dapat memecahkan berbagai macam pomelik bangsa yang berkembang, maka tentunya mereka tidak akan sembarang “mencoblos” calon legislatif dan eksekutif tersebut. Hal itu pasti akan membawa perubahan besar bagi kelangsungan kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia.

Jadi jika kita menginginkan kesuksesan dan keberhasilan bagi diri kita, maka kita harus mengetahui dengan jelas diri kita, jika suatu organisasi menginginkan kemajuan, maka organisasi itu harus mengenal dirinya terlebih dahulu, begitu juga halnya dengan bangsa Indonesia, jika mengharapkan kejayaan, kehidupan yang layak, sejahtera dan sentosa maka harus mengenal dirinya lebih dalam. Mengenal masyarakatnya, lingkungannya, sumber dayanya, permasalahan dan kemelutnya serta segala macam yang berhubungan dengan negara tersebut.
SIPATE

Thursday, 27 October 2011

Sukses Sejati

 Sukses Sejati
Penulis : Mien R. Uno

Semua orang ingin hidup sukses. Anda pasti setuju, dan pasti juga menginginkannya. Rasanya ganjil jika ada orang yang mengaku tak mau mencapai sukses. Omong-omong apakah sukses itu? Sering kita mendengar orang menyebut bahwa seseorang sukses karena hidup berkecukupan. Misal, ia mempunyai rumah yang bagus, ada mobil di garasinya, dan tak hanya satu, anak-anaknya pergi ke sekolah yang terbaik dan seterusnya.

Pokoknya orang sukses berarti memiliki semua yang diimpikan banyak orang-orang. Betulkah begitu? Sebab sering pula kita mengetahui mereka dan keluarganya yang telah mencapai kehidupan seperti itu ternyata tidak bahagia.

Anda tentu bisa menyebut contohnya. Koran, radio, dan televisi kerap menjadikan ironi kehidupan mereka sebagai berita hangat yang dikemas menarik sebagai gosip. Maklum saja karena yang dianggap sukses lalu biasanya menjadi terkenal dan terpandang ternyata dalam kehidupan tak bahagia.

Situasi itu dapat terjadi lantaran mereka begitu sibuk dan tersita waktunya untuk mengejar sukses materi sehingga kurang waktu untuk hubungan maupun komunikasi sosial. Atau, harta yang telah dimiliki dan ketenaran membuatnya lupa diri. Betulkah yang begitu adalah hidup sukses?

Saya menganggap ihwal tersebut karena ingin membagikan dalil sukses yang saya dapat dari seorang teman. Menurut dia, sukses = A X B X C X D.

Saya sempat tertegun ketika pertama kali dia memperkenalkan rumus ini. Saya pikir teman ini kok serius banget. Mentang-mentang orang teknik, segala hal ada rumus matematikanya. Tetapi rupanya menarik untuk disimak. ''Rumus ini memang perkalian bukan penjumlahan, karena dalam perkalian salah satunya saja tak ada atau nol, maka nol pula hasilnya alias bukan sukses,'' tuturnya.

A adalah alat atau tunggangan kita menuju sukses. Maksudnya, dunia kecil yang Anda masuki dan dalami. Sebutlah bidang bisnis Anda, baik bisnis milik sendiri, boleh juga bisnis orang lain di mana Anda turut terlibat sekadar menjadi karyawan.

B, katanya, adalah bekerja. Betul juga, mana ada sukses tercapai tanpa kerja. Apa yang bisa kita dapat kalau cuma berdiam diri saja. Apalagi bagi kita yang orang biasa sudah tentu harus bersaing untuk mendapat kualitas kehidupan yang baik. Sedikit sekali di dunia ini orang beruntung yang sejak lahir sudah bergelimang harta warisan. Tetapi, sebanyak apapun yang dimilikinya tentu mulanya adalah hasil kerja keras orang tuanya.

C adalah cita-cita. Benar, teman tadi menyebut cita-cita sebagai salah satu faktor penting untuk sukses. Cita-cita juga berarti mimpi. Untuk apa Anda giat bekerja setiap hari? Anda bisa mempunyai sederet jawaban. Paling sederhana tentu untuk memperoleh peghasilan untuk menghidupi keluarga.

Namun mimpi Anda pasti tak sampai di situ. Mungkin Anda mengincar promosi pada suatu waktu tertentu. Mungkin juga Anda ingin pekerjaan Anda bisa membawa manfaat orang banyak, atau Anda bekerja demi masa depan anak-anak agar punya kesempatan yang jauh lebih hebat dari bapak-ibunya.

Cita-cita, keinginan, dan mimpi itu gratis. Anda boleh bercita-cita apa saja dan tak akan ada yang bisa mencurinya. Namun mimpi yang disarankan adalah yang tak muluk-muluk sehingga sulit dicapai. Sebaiknya mimpi Anda konkrit dan dapat diilustrasikan. Misalnya, dalam tempo tiga tahun membeli rumah yang lebih besar dan wah, mobil model tertentu bahkan naik haji di tahun depan.

''Ini serius,'' kata teman tadi ketika menjabarkan tentang perlunya cita-cita dan mimpi. Dia benar karena memang benda apapun yang terjadi di depan kita awalnya tercipta dari mimpi. Apa jadinya kalau Bell tak bermimpi dapat bicara dengan orang yang berada jauh dari lokasi dia.

Lalu apakah D? Nah! Ini yang menarik dan klop dengan masa-masa kita yang sedang banyak mengisi waktu dengan ibadah mumpung sedang puasa Ramadhan. Yang dimaksud D ternyata doa. Kita jelas setuju dengan itu. Kita sama-sama paham bahwa sehebat-hebatnya perusahaan tempat kita bekerja dan sekeras apapun kita bekerja, mimpi yang sebesar apa juga tak akan menjadi nyata bila Yang Maha Kuasa belum mengabulkan. Karena sebaiknya memang untuk menuju sukses kita melibatkan Tuhan. Bentuknya berupa doa dan ibadah yang lain.

Jangan sampai sukses kita menjadi nihil karena kita tak melengkapi doa seperti rumus sukses tadi. Kalau kata ahli gizi dan kesehatan bagaimana Anda adalah apa yang dimakan, dan kata orang bijak Anda adalah apa yang dibaca, maka di sini kita mungkin bisa katakan apa yang capai adalah bagaimana upaya dan doa Anda sendiri.

Sukses bisnis Anda adalah buah kerja Anda mewujudkan mimpi dan doa Anda. Dan, itulah sukses yang sejati.

*) anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Indonesia
SIPATE

Belajar dari Olahraga

 Belajar dari Olahraga

Penulis : Mien R Uno

Peringatan Hari Kemerdekaan hampir berlalu, segera kita merayakan Hari Olahraga Nasional pada 9 September. Sungguh suatu rangkaian hari-hari nasional yang menarik. Apalagi saat sekarang, ketika harga diri kita sebagai bangsa sedang jatuh oleh berbagai masalah, ternyata atlet bulu tangkis kita memberi kebanggaan luar biasa.

Masih segar di pelupuk mata bagaimana aksi Hendrawan meluapkan kegembiraan begitu satu smashnya menjadi penentu kemenangan 3-2 Indonesia terhadap Malaysia pada final perebutan Piala Thomas di Guangzhou, Mei lalu. Betul, kita hanya menyaksikan itu lewat televisi, tetapi sesungguhnya peristiwa tersebut telah mengisi rindu akan rasa bangga terhadap negeri.

Lebih istimewa lagi, Hendrawan dan banyak pebulutangkis nasional kita sejak dulu adalah keturunan Tionghoa. Ini mengingatkan kepada tim Prancis yang terdiri atas berbagai keturunan bangsa dan menjadi juara dunia sepakbola 1998. Ternyata, masyarakat Prancis tidak mempersoalkan darah Zinedin Zidan dan kawan-kawan. Sebaliknya, mereka membanggakan karena mereka adalah warga Perancis dan telah memberikan yang terbaik untuk Prancis dan tepat dengan kondisi bangsa yang sedang membutuhkan sebuah simbol persatuan dan kesatuan.

Begitu pula dengan perasaan kita yang muncul terhadap Hendrawan dan kawan-kawan. Juga kepada Christian Hadinata sang pelatih yang pada kesempatan sama berdiri di podium khusus untuk memperoleh penghargaan tertinggi (Hall of Fame) dari Presiden Bulutangkis Internasional (IBF), Korn Debaransi.

Apalagi kalau kita tahu bahwa beberapa hari sebelum pergi membawa pulang Piala Thomas, status kewarganegaraan Hendrawan masih belum 100 persen. Dan, status itu menjadi penuh setelah Presiden Megawati turun tangan.

Rupanya, benar kata sebuah pernyataan dari arena sepakbola Piala Dunia di Korea dan Jepang yang baru lewat. Disebutkan bahwa peristiwa-peristiwa olahraga internasional merupakan media promosi paling modern kebesaran suatu bangsa. Sementara cara-cara kuno adalah dengan memerangi negara lain.

Sungguh menarik. Kendati dalam pertandingan olahraga selalu ada yang kalah dan menang, hakiki yang ditonjolkan adalah sportivitas. Tegasnya adalah fair play alias jujur, dan tidak curang, serta tidak kasar. Karena itulah saya selalu salut dengan dengan atlet yang juara.

Banyak dari kita hanya tahu mereka setelah juara, dan sedikit orang tahu bahwa yang dilakukan sebelum juara digenggamnya adalah berlatih. Namun, tahukah Anda kalau sering waktu-waktu latihan itu berlangsung tatkala kita tidur lelap. Misalnya, perenang sudah berada di kolam pada pagi buta sementara teman-teman di sekolah atau tempat kerja masih terlelap. Atau, pada petang hari ketika orang-orang sudah istirahat.

Mungkin Anda berkata bahwa untuk mencapai apapun memang dibutuhkan pengorbanan. Benar, tetapi pengorbanan atlet adalah untuk membela panji-panji dan atas nama kita. Berbeda dengan mereka yang berkorban waktu dan uang tapi ujungnya demi kepentingan sendiri, lalu meminta-minta kepada negara untuk memberikan fasilitas bisnis atau karirnya. Sedangkan tim Piala Thomas kita tidak pernah meminta, tapi telah memberi sesuatu lebih dulu.

Nah, menjelang Hari Olahraga Nasional, ada baiknya kita belajar dari dunia olahraga agar kita dapat menjadi juara dalam bisnis. Pertama, sudah tentu bahwa berbisnis pun memerlukan dukungan fisik yang fit, bugar, dan sehat. Tentu yang dimaksud di sini bukan berarti Anda harus menjadi atlet.

Yang penting, kedua, mendapatkan nilai-nilai positif, karakter maupun inspirasi dari olahraga. Yakni, sportivitas yang rinciannya antara lain fair play, jujur, tidak curang, senantiasa menyiapkan diri, teamwork, serta belajar atau berlatih terus menerus, berstrategi, disiplin, dan semangat juang. Bayangkan, apa jadinya jika pada kedudukan 2-2, tinggal satu pertandingan penentu, ternyata Hendrawan yang diandalkan tidak memiliki semangat dan motivasi hebat?

Mungkin ada yang mengatakan bahwa nilai-nilai tersebut dapat dipelajari sendiri. Toh, buku-buku tentang hal tersebut banyak tersedia. Tidak keliru, bahkan Hendrawan pun mengaku masih membutuhkan buku-buku untuk memompa motivasinya.

Sebab, katanya, seorang atlet juara tidak hanya membutuhkan latihan lengkap, tetapi juga kecerdasan yang bisa didapatkan dengan membaca. Saya setuju itu walau tidak aktif lagi berolahraga seperti di kampus dulu tahu. Saya ingat bagaimana jago tim sepak bola Brasil Ronaldo mempunyai kemampuan mengambil keputusan tepat dan seketika tatkala sudah berada di depan gawang lawan dan menerima umpan bola dari teman.

Dengan menjalankan olahraga secara aktif, karakter tadi langsung terhayati sebagai inspirasi atau pengalaman, selain fisik juga sehat. Bukankah dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat?

SIPATE

SPORT INJURY

A.    Pengertian
Sport injury ( cedera olahraga ) adalah segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada waktu berolahraga ( pertandingan ) ataupun sesudah pertandingan. Yang biasa terkena adalah tulang, otot, tendo serta ligamentum.

B.     Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Cedera

1.      Faktor intrinsik, adalah faktor yang unsur-unsurnya sudah ada dalam diri atlet tersebut meliputi :
-          Kelemahan jaringan
-          Infleksibilitas
-          Kelebihan beban
-          Kesalahan biomekanik
-          Kurangnya penyesuaian
-          Ukuran tubuh
-          Kemampuan kinerja
-          Gaya bermain
2.      Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang unsur-unsurnya ada di luar diri atlet tersebut meliputi :
o   Perlengkapan yang salah
o   Kekuatan-kekuatan yang dikendalikan dari luar seperti :
-          Atlet-atlet lain
-          Permulaan bermain
-          Kurang latihan
-          Cuaca
Berdasarkan macam cedera, maka cedera olahraga dapat di bagi atas sebab-sebab cedera :
1.      Eksternal violence ( sebab-sebab yang berasal dari luar )
Adalah cedera yang timbul / terjadi karena pengaruh / sebab yang berasal dari luar. Luka / cedera yang timbul bisa berupa : luka lecet, robekan kulit, robekan otot-otot, tendo / memar, fraktur dapat sampai fatal, misalnya :
a.       Karena body contact sport : sepak bola, tinju, karate dan lain-lain
b.      Karena alat-alat olahraga : stick hockey, bola, racket dan lain-lain
c.       Karena keadaan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya cedera, misalnya : lapangan yang tidak memenuhi persyaratan ( balap mobil, motor, lapangan bola yang berulang-ulang, dan sebagainya ).
2.      Internal violence ( sebab-sebab yang berasal dari dalam )
Cedera ini terjadi karena koordinasi otot-otot dalam sendi yang kurang sempurna sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang salah maka terjadilah cedera. Hal ini terjadi karena kurangnya pemanasan, kurang konsentrasi ataupun si atlet dalam keadaan fisik dan mental yang lemah.
Cedera dapat berupa : robeknya otot, tendo atau ligamentum.
3.      Over use ( pemakaian terus menerus / terlalu lelah ototnya )
Cedera ini timbul karena pemakaian otot yang berlebihan atau terlalu lelah.
a.      Gejala-gejalanya dapat ringan yaitu :
-          Kekakuan otot
-          Strain
-          Sprain
b.      Gejala-gejala yang berat yaitu :
-          Stress fraktur
Bagian-bagian yang bisa terkena cedera di bagi atas :
a.      Jaringan lunak terdiri dari :
-          Kulit
-          Jaringan ikat / jaringan di bawah kulit
-          Pembuluh darah dan saraf
-          Otot-otot tendo
-          Ligament
b.      Jaringan keras terdiri dari :
-          Tulang
-          Tulang rawan
-          Sendi

C.    Patofisiologi

Pada waktu terjadi hilangnya kontinuitas, disertai dengan robeknya pembuluh darah, maka darah akan keluar ( plasma darah dan butir-butir darah ) dan masuk ke dalam jaringan sekitar tempat cedera. Penyebaran ini dibantu oleh gerakan otot, gaya tarik bumi dan selaput pembungkus otot. Peristiwa keluarnya darah ini akan menyebabkan pembengkakan yang pertama segera setelah terjadi cedera, kapiler-kapiler darah yang robek akan menyempit ( vasokontriksi ) dengan tujuan darah dapat berhenti karena tertutup oleh bekuan darah.

D.    Manifestasi Klinis

1.      Radang
2.      Nyeri

E.     Penatalaksanaan

1.      Segera setelah terjadi cedera ( 0 jam – 24 jam sampai dengan 36 jam )
Tahap pengobatannya dengan metode RICE yaitu :
R ® Rest               ® diistirahatkan
® Ice                  ® di diinginkan, kompres dingin
C ® Compression ® balut tekan
E ® Elevation        ® ditinggikan
2.      Setelah cedera 24 jam sampai dengan 36 jam
Setelah dijelaskan tentang metode RICE pada tahap I, pada tahap ke-2  yaitu : pemberian kompres hangat dengan interval 20 – 30 menit.
3.      Jika bagian yang cedera dapat digunakan dan hampir normal tindakannya adalah membiasakan jaringan yang cedera tanpa mempergunakan alat bantu, misalnya : decker ataupun balut tekan, otot-otot di sekitar tempat cedera harus mulai di latih, demikian pula gerakan-gerakan pada persendian, di mulai dari gerakan bersifat pasif kemudian aktif.
4.      Jika bagian yang cedera sudah sembuh, latihan dapat di mulai
Bagian yang cedera kita persiapkan agar kuat terhadap tekanan-tekanan dan tarikan-tarikan yang terdapat pada cabang olahraga sipenderita tersebut. Kadang-kadang masih diperlukan alat penguat seperti : balut tekan untuk beberapa waktu lama.
STRAIN DAN SPRAIN

A.    Pengertian
F Strain adalah trauma atau cedera yang terjadi pada otot atau tendo.
F Sprain / keseleo adalah trauma / cedera pada suatu sendi, biasanya berkaitan dengan cedera ligamentum yaitu ligementum dapat putus.
B.     Etiologi
Sprain / strain disebabkan oleh peregangan otot atau tendon dan ligamentum yang melebihi batas normalnya. Strain / sprain dapat disertai robekan atau ruptur jaringan.
C.    Manifestasi Klinis
Sprain dan strain dapat menyebabkan :
1.      Peradangan
2.      Jaringan membengkak
3.      Nyeri
D.    Strain dan sprain dapat di bagi menjadi tiga tingkatan :
1.      First degree strain dan sprain ( derajat I )
F Yaitu cedera yang paling ringan, dimana cedera yang terjadi hanya mengenai beberapa serabut otot / tendo dan ligamentum yang robek dan memerlukan pengobatan, disertai sedikit pembengkakan dan sedikit rasa nyeri.
F Dengan istirahat saja dapat sembuh dengan sendirinya.


2.      Second degree strain dan sprain ( derajat II )
F Cedera yang terjadi adalah robeknya sebagian besar serabut otot / tendo serta ligamentum, dapat sampai setengah jumlah serabut otot yang robek.
3.      Third degree strain dan sprain ( derajat III )
F Kadang serabut complete rupture ( robek total ), yaitu cedera yang terjadi dimana serabut otot / tendo dan ligamentum sudah putus ( robek total ), atau hampir putus, lebih dari setengah jumlah serabut otot yang robek.
E.     Cara menguji otot / tendo dan ligamentum yang cedera
1.      Untuk strain memakai metode tahanan dan palpasi ( perabaan )
2.      Untuk sprain memakai metode tarikan dan palpasi ( perabaan )
F.     Metode tahanan untuk strain ( cedera otot / tendo )
Yang dimaksud dengan metode tahanan adalah kita menahan kontraksi satu / sekelompok otot, yaitu dengan cara menekan bagian yang dekat dengan insersio otot-otot tersebut.
Bila pada waktu kontraksi otot kita tahan, maka sipenderita akan merasa nyeri di tempat yang cedera. Secara objektif kita juga dapat memeriksanya yaitu dengan cara palpasi bagian yang dicurigai. Bila kita tekan pada suatu tempat sipenderita mengatakan nyeri / sakit, maka tempat ini yang mengalami cedera.
Biasanya tempat yang di tekan terasa nyeri, sesuai dengan tempat yang dikatakan nyeri oleh sipenderita bila kita melakukan metode tahanan. Bila terasa cekungan yang dalam, berarti ada robekan otot yang besar, dapat berkisar dari derajat II sampai III.
Contoh :
Menguji otot biceps brakhii yang robek,. Sipenderita di suruh mengetukkan sendi  sikunya, pada waktu otot sudah terkontraksi lebih kurang separuhnya, lengan bawah penderita kita pegang / tahan, maka sipenderita akan merasa nyeri pada tempat dimana ototnya robek.
G.    Metode tarikan untuk sprain ( cedera pada ligament )
F Adalah metode untuk mengetes ligament mana yang cedera dan bagian yang cedera itu sampai derajat berapa. Metode tarikan dilakukan dengan cara menarik ligament yang cedera. Bila ligament ini cedera akan terasa nyeri.
F Bila pada metode tarikan tidak terasa sakit, tapi gerakan sendi lebih luas                ( dibandingkan dengan yang sehat ), maka terjadi sprain derajat III / putus total.
Selain itu, uji-uji tersebut berfungsi untuk :
1.      Mengetahui derajat cedera yang terjadi
2.      Melokalisir tempat cedera
3.      Apakah si atlet cukup fit untuk bermain lagi
H.    Pertolongan pertama pada cedera dam sprain
F Strain dan sprain tingkat satu ( first degree )
Þ Tidak perlu pertolongan / pengobatan,  cedera pada tingkat ini cukup diberikan
  istirahat saja, karena akan sembuh sendiri.



F Strain dan sprain tingkat dua ( second degree )
Þ  Kita  harus  memberi  metode  RICE,  disamping  itu  kita harus   memberikan
istirahat yang lebih sempurna, yaitu dengan tindakan imobilitas ( suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakkan ) dengan cara balut tekan, spalk maupun gips. Biasanya istirahat selama 3 sampai 6 minggu.
F Strain dan sprain tingkat tiga ( third degree )
Kita tetap melakukan metode RICE, sesuai dengan urutannya, lalu dikirim ke rumah sakit untuk di jahit / disambung kembali.














DAFTAR PUSTAKA

1.      Wibowo, Hardianto. Pencegahan Dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta : EGC, 1994.
2.      Garrison, Susan J. Dasar-Dasar Terapi Dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta : Hipocrates, 2001.
SIPATE