A. Pengertian
Pertusis adalah suatu infeksi akut saluran napas, yang dapat mengenai semua pejamu yang rentang, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama lain penyakit ini adalah tussis Quinta, whooping cough, batuk rejan.
B. Etiologi
Bordetella pertusis adalah bakteri gram negatif, tidak bergerak dan ditemukan dengan melakukan swab pada daerah nasofaring dan ditanamkan pada media gar Bordet-Gengou.
C. Patofisiologi
Peradangan terjadi pada lapisan mukosa saluran napas dan organisme hanya akan berkembang biak jika berhubungan dengan epitel bersilia. Terdapat kongestif dan infiltrasi mukosa oleh limfosit-limfosit dan leukosit-leukosit polimorfonuklir serta penimbunan dosis debris peradangan di dalam lumen bronchus.
D. Manifestasi klinis
Masa tunas selama 7 – 14 hari. Penyakit ini dapat berlangsung selama 6 minggu atau lebih dan terbagi dalam 3 stadium :
1. Stadium kataralis
Lamanya 1 – 2 minggu. Pada permulaan hanya berupa batuk-batuk ringan terutama pada malam hari. Batuk-batuk ini makin lama makin bertambah berat dan terjadi siang dan malam. Gejala lain adalah pilek, serak dan anorexia. Stadium ini menyerupai influenza biasa.
2. Stadium spasmodic
Lamanya 2 – 4 minggu. Pada akhir minggu batuk makin bertambah berat dan terjadi paroksismal dan terjadi batuk-batuk khas. Pasien tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka melebar. Batuk sedemikian bertanya hingga pasien tampak gelisah dan sianosis. Serangan batuk panjang, tidak ada inspirium diantaranya dan diakhiri dengan whoop (tarikan napas panjang dan berbunyi melengking). Sering disertai muntah dan banyak sputum yang kental. Pada penyakit yang berat dapat terjadi perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis kerena meningkatnya tekanan pada waktu serangan batuk. Aktivitas seperti tertawa dan menangis dapat menimbulkan serangan batuk.
3. Stadium konvalesensi
Lamanya kira-kira 2 minggu sampai sembuh. Pada minggu ke 4 jumlah dan bertanya serangan batuk berkurang, juga muntah berkurang pula, nafsu makan timbul kembali. Ronchi difus yang terdapat pada stadium spasmodic mulai menghilang. Infeksi semacam common cold dapat menimbulkan serangan batuk lagi.
E. Pemeriksaan diagnostik
Pada stadium kataralis dan permulaan stadium spasmodic jumlah leukosit meninggi kadang sampai 15.000 - 45.000 per mm3 dengan limfositosis, diagnosis dapat diperkuat dengan mengisolasi kuman dari sekresi jalan napas yang dikeluarkan pada waktu batuk. Secara laboratorium diagnosis pertusis dapat ditentukan berdasarkan adanya kuman dalam biakan atau dengan pemeriksaan imunofluoresens.
F. Komplikasi
1. Alat pernapasan : Otitis media, bronchitis, bronchopneumonia, atelektasis, empisema, bronkiektasis, dan tuberculosis yang sudah ada menjadi bertambah berat.
2. Alat pencernaan : Emasiasi, prolapsus rectum, hernia, ulkus pada ujung lidah, stomatitis.
3. Susunan saraf : Kejang, kongesti dan edema otak, serta perdarahan otak.
4. Lain-lain : Epistaksis, hemoptisis, dan perdarahan subkonjungtiva.
G. Penatalaksanaan
1. Menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan batuk dan mempertahankan hidrasi serta gizi.
2. Antibiotik
a. Eritromisin dengan dosis 50 mg / kg BB / hari dibagi dalam 4 dosis. Obat ini menghilangkan bordetella pertusis dari nasofaring dalam 2 – 6 hari (rata-rata 3 – 6 hari).
b. Ampisillin dengan dosis 100 mg / kg BB / hari dibagi dalam 4 dosis.
c. Lain-lain : kloramfenicol, tetrasiklin, kotrimoksasol dan lain-lain.
3. Ekspektoransia dan mukolitik
4. Kodein diberikan bila terdapat batuk-batuk yang berat
5. Luminal sebagai sedativa
ASKEP ANAK GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
DENGAN MASALAH BATUK REJAN
A. Biodata
1. Identitas klien
a. Nama : An. ” Y”
b. Tempat tanggal lahir/usia : 12 bulan
c. Jenis kelamin : perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : -
f. Alamat : Karetan
2. Identitas orang tua
a. Ayah
1) Nama : Tn. “IR”
2) Usia : 34 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan/sumber penghasilan: Wiraswasta
5) Agama : Islam
6) Alamat : Karetan
b. Ibu
1) Nama : Ny. “L”
2) Usia : 30 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan/sumber penghasilan: IRT
5) Agama : Islam
6) Alamat : Karetan
3. Identitas saudara kandung
No | Nama | Usia | Hubungan | Status Kesehatan |
1 | Irfandi | 6 tahun | Kakak kandung | Sehat |
B. Keluhan utama : Sesak napas
C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien diantar ke RS karena mengalami sesak napas. Hal ini dirasakan sehari sebelum dirawat di RS. Pada saat pengkajian didapatkan klien nampak lemah dan sesak napas.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Prenatal care
1) Pemeriksaan kehamilan 4 kali
2) Keluhan selama hamil yaitu ngidam
3) Tidak ada riwayat terkena sinar rontgen
4) Kenaikan berat badan selama hamil tidak diketahui
5) Imunisasi TT 2 kali
6) Golongan darah ibu B dan golongan darah ayah B
b. Natal
1) Tempat melahirkan di klinik
2) Lama dan jenis persalinan spontan
3) Penolong persalinan yaitu bidan
4) Cara memudahkan persalinan dengan obat perangsang
5) Tidak ada komplikasi waktu melahirkan
c. Post natal care
1) BB lahir 3800 gr dan TB 50 cm
2) Klien tidak mengalami penyakit kuning
3) Tidak ada riwayat operasi
4) Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan
5) Perkembangan anak dibanding dengan sauradaranya sama
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain.
b.
Genogram tiga generasi


Kesimpulan :
1) Tipe keluarga nuclear family
2) Tidak ada riwayat penyakit keturunan
3) Nenek klien meninggal karena kanker rahim
D. Riwayat imunisasi
No | Jenis Imunisasi | Waktu Pemberian | Reaksi Setelah Pemberian |
1 2 3 4 5 | BCG DPT (I, II, III) Polio (I, II, III) Campak Hepatitis | 1 kali (umur 1 bulan) 3 kali (umur pemberian dilupa) 3 kali (umur pemberian dilupa) 1 kali (umur 9 bulan) 3 kali (umur, 1, 2 dan 3 bulan) | -- -- -- -- -- |
E. Riwayat tumbuh kembang
1. Pertumbuhan fisik
a. Berat badan sejak lahir 3,8 kg dan bertambah sesuai dengan umur
b. Tinggi badan waktu lahir 50 cm dan bertambah sesuai dengnan pertumbuhan
c. Waktu tumbuh gigi sejak usia 6 bulan dan belum ada yang tanggal
2. Riwayat tumbuh kembang
a. Berguling : 3 bulan
b. Duduk : 7 bulan
c. Merangkak : 8 bulan
d. Berdiri : 9 bulan
e. Berjalan sambil berpegangan : 1 tahun
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 6 bulan
g. Bicara pertama kali : 11 bulan
h. Berpakaian tanpa bantuan : --
F. Riwayat nutrisi
1. Pemberian ASI
a. Klien disusui sehari setelah lahir
b. ASI diberikan setiap kali anak menangis dengan cara menyusui
c. Lama pemberian sampai saat ini
2. Pemberian susu formula
a. Ibu klien memberikan susu formula kepada anaknya sebagai tambahan ASI sejak umur 5 bulan
b. Klien diberikan susu formula tidak menentu
c. Susu formula diberikan dengan menggunakan dot
3. Pemberian makanan tambahan
a. Pertama kali diberikan sejak umur 5 bulan
b. Jenis : bubur susu
4. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia nutrisi sampai nutrisi saat ini
No | Usia | Jenis Nutrisi | Lama Pemberian |
1 2 | 0 – 4 5 - 12 | ASI esklusif ASI + PASI | 4 bulan Sampai saat ini |
G. Riwayat psikososial
1. Klien tinggal bersama orang tuanya dirumah sendiri, lingkungan desa.
2. Klien tidur bersama ibunya didalam kamar
3. Kehidupan perkawinan orang tua harmonis.
4. Hubungan antara anggota keluarga baik.
5. Orang tua yang mengasuh anaknya sendiri.
H. Riwayat spiritual
1. Suppor sistem dalam keluarga baik
2. Klien beragama islam.
I. Reaksi hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap.
a. Ibu klien mengatakan anaknya ke RS karena klien sesak, batuk beringus dan malas makan
b. Dokter sudah menceritakan kondisi anaknya
c. Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya
d. Ibu klien sering bertanya-tanya tentang keadaan anaknya kepada dokter
e. Ekspresi wajah ibu cemas
f. Ibu dan bapak yang tinggal menemani klien di RS
g. Ibu klien berharap anaknya cepat sembuh
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
a. Klien nampak rewel
b. Klien belum bisa mengerti
J. Aktifitas sehari – hari
1. Nutrisi
No | Kondisi | Sebelum Sakit | Saat Sakit |
1 2 3 4 5 6 7 8 | Selera makan Menu makan Frekuensi makan Makanan kesukaan Pembatasan pola makan Makanan pantangan Cara pemenuhan Ritual saat makan | Baik ASI + PASI Tidak menentu -- -- -- Menetek dan disuap -- | Malas makan ASI + infus ½ DAD ASI bila menangis dan gelisah -- -- -- Menetek dan disuap -- |
2. Cairan
No | Kondisi | Sebelum Sakit | Saat Sakit |
1 2 3 4 | Jenis minuman Frekuensi minum Kebutuhan cairan Cara pemenuhan | ASI + air putih 5 x/hari 1500 cc/hari Menetek | ASI + infus ½ DAD 6 x ASI + 1000 cc/hari 1300 cc/hari |
3. Eliminasi BAB dan BAK
No | Kondisi | Sebelum Sakit | Saat Sakit |
1 2 | BAB : a. Tempat pembuangan b. Konsistensi c. Frekuensi d. Warna e. Obat pencahar BAK : a. Tempat pembuangan b. Warna c. Bau d. Frekuensi | WC Lunak 2 x/hari Kuning kecoklatan -- WC Kuning Amoniak Tidak menentu | Di celana Lunak Tidak menentu Tidak ada perubahan -- Di celana Kuning Amoniak Tidak menentu |
4. Istirahat tidur
No | Kondisi | Sebelum Sakit | Saat Sakit |
1 2 3 | Jam tidur Siang Malam Pola tidur Kebiasaan sebelum tidur | 4 jam 8 jam Teratur Disusui | 2 jam 5 jam Sering terjaga Tidur tidak teratur Susah tidur Disusui |
5. Olahraga
Belum dapat dikaji karena klien masih dibawah umur.
6. Personal hygiene
No | Kondisi | Sebelum Sakit | Saat Sakit |
1 2 3 4 | Mandi : Cara Frekuensi Alat mandi Cuci rambut : Frekuensi Cara Gunting kuku : Frekuensi Cara Gosok gigi : Frekuensi Cara | Guyur 2 x/hari Sabun 4 x/minggu Keramas 1 x/minggu Guting kuku -- -- | Lap basah 2 x/hari Air biasa Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah -- -- |
7. Mobilitas fisik
Belum bisa dikaji karena klien masih dibawah umur.
8. Rekreasi
Tidak dilakukan pengkajian.
K. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum klien : Klien nampak lemah
2. Tanda-tanda vital :
TD : 70/50 mmHg ND : 60 x/menit
SH : 37 oC RR : 48 x/menit
3. Antropometri
BB : 7,5 kg TB : 75 cm
LLA : 13 cm LK : 42 cm
LD : 45 cm LP : 47 cm
4. Sistem pernapasan
a. Hidung
1) Simetris kiri dan kanan
2) Nampak pernapasan cuping hidung
3) Nampak sekrek yang menghalangi pernapasan
4) Tidak ada epitaksis
5) Tidak ada nyeri tekan
b. Leher
1) Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar thyroid dan limfe
2) Tidak ada nyeri tekan
3) Arteri carotis teraba lembut
4) Tidak teraba peningkatan tekanan vena jugularis
c. Dada
1) Bentuk dada simetris kiri dan kanan
2) Frekuensi pernapasan 48 x/menit
3) Suara napas ronchi basah di kedua lapang paru
4) Tampak adanya retraksidada
5) Pernapasan cepat dan dangkal
6) Perkusi terdengar redup pada seluruh lapang paru
7) Tidak ada nyeri tekan
5. Sistem cardiovaskuler
a. Inspeksi
1) Tidak tampak adanya massa
2) Tampak denyutan ictus cordis pada intercosta ke 5 midklavikula kiri
b. Palpasi
1) Tidak nampak adanya pembesaran jantung
2) Ictus cordis teraba pada intercosta ke 5 kiri
3) Tidak teraba adanya massa
4) Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi
Bunyi pekak pada batas-batas jantung
d. Auskultasi
1) Bunyi jantung I (lub) pada penutupan katub mitral
2) Bunyi jantung II (dub) pada penutupan katub aorta dan pulmonal
3) Tidak terdengar bunyi jantung tambahan
6. Sistem pencernaan
a. Mulut
1) Bibir nampak kering
2) Klien sering menguap
3) Tidak ada labio skizis dan palato skizis
4) Tidak ada stomatitis
5) Jumlah gigi yang tumbuh 7 buah
b. Abdomen
1) Perut nampak kembung
2) Gerakan mengikuti irama pernapasan
3) Tidak teraba adanya pembesaran hepar
4) Bunyi pekak pada daerah hepar
5) Bunyi timpani pada abdomen
6) Peristalitik usus 4 x/menit
c. Anus : Tidak ada lecet dan hemoroid
7. Sistem indra
a. Mata
1) Inspeksi
2) Simetris kiri dan kanan
3) Pertumbuhan bulu mata keluar
4) Sklera tidak ikterus
5) Konjungtiva nampak anemis
6) Mata nampak sayup
b. Hidung
1) Simetris kiri dan kanan
2) Nampak pernapasan cuping hidung
3) Nampak sekrek yang menghalangi pernapasan
4) Tidak ada epitaksis
5) Tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
1) Simetris kiri dan kanan
2) Klien bereaksi saat mendengar gesekan tangan perawat jarak 5 cm
3) Tidak tampak adanya seruman pada liang telinga
4) Daun telinga teraba lentur
5) Tidak ada nyeri tekan
8. Sistem saraf
a. Fungsi serebral
1) Status mental tidak dikaji
2) Tingkat kesadaran composmentis (GCS : 15)
3) Belum dapat bicara (hanya mampu menyebutkan mama)
b. Fungsi cranial
N.I. (Olfaktorius) : Klien bereaksi saat kopi didekatkan di hidung
N.II. (Optikus) : Klien dapat melihat lambayan tangan perawat dengan jarak 10 cm.
N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat kena cahaya mengecil).
N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke bawah dengan mengikuti obyek.
N.V. (Trigemenus) : Klien bereaksi saat disentuh dengan kapas alkohol
N. VI (Abdusen) : Mata dapat digerakkan ke lateral kiri dan kanan dengan mengikuti objek.
N.VII (Fasialis) : Tidak dilakukan pemeriksaan
N.VIII (Akustik) : Klien menoleh saat mendengar gesekan tangan perawat dengan jarak 5 cm
N.IX. (Glosa pherengeal) : Tidak dilakukan pemeriksaan.
N.X. (vagus) : Tidak dilakukan pemeriksaan.
N.XI. (Asesory) : Klien dapat menggerakkan kepala dan menoleh kesamping saat dipanggil ibunya.
N.XII. (Hipoglosus) : Klien dapat menggerakkan lidahnya pada waktu menyebutkan mama.
c. Fungsi motorik
1) Massa otot : Tidak ada atropi dan hipertropi
2) Tonus otot : Menurun
3) Kekuatan otot : Lemah
d. Fungsi sensorik
1) Klien dapat merasakan nyeri saat perutnya ditekan
2) Klien langsung bereaksi saat dirangsang dengan kapas alkohol.
e. Fungsi serebellum
1) Klien dapat memegang pipinya
2) Klien mampu duduk di tempat tidur selama 1 menit
f. Refleks
Bisep (+) Trisep (+)
Patella (+) Babinski (+)
g. Iritasi meningen : Tidak ada kejang dan kaku kuduk.
9. Sistem muskuloskletal
a. Kepala
1) Bentuk kepala normochepal
2) Tidak nampak adanya lesi di kepala
3) Kepala nampak bersih
b. Vertebra
1) Tidak ada lordosis, kiposis dan scoliosis
2) Tidak nampak adanya kekakuan
c. Ekstremitas atas
1) Tidak nampak adanya pembengkakan (edema)
2) Pergerakan tangan tidak terbatas
3) Nampak terpasang infus pada tangan sebelah kanan
d. Ekstremitas bawah
1) Tidak ada edema pada kaki
2) Tidak nampak adanya kekakuan
10. Sistem integumen
a. Rambut
1) Penyebaran merata
2) Warna rambut hitam
3) Rambut nampak bersih
4) Tekstur halus dan tidak mudah dicabut
b. Kulit
1) Warna kulit sawo matang
2) Turgor kulit jelek
3) Kulit nampak bersih
4) Tidak nampak adanya lesi
c. Kuku
1) Warna merah mudah
2) Kuku nampak pendek dan bersih
3) Tidak mudah patah
11. Sistem endokrin
a. Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar thyroid
b. Eksresi urine menurun
c. Tidak ada riwayat air seni dikerumuni semut
d. Suhu tubuh normal
12. Sistem perkemihan
a. Tidak nampak adanya edema palpebra dan edema anasarka
b. Tidak ada nocturia, disuria dan kencing batu
c. Tidak ada keluhan dalam berkemih
d. Warna urine kuning kecoklatan
13. Sistem reproduksi : Tidak dilakukan pemeriksaan.
14. Sistem imun
a. Tidak ada alergi terhadap makanan
b. Imunisasi lengkap
c. Tidak ada riwayat transfusi
d. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca yaitu flu
L. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1. Motorik kasar : Klien mampu berdiri
2. Motorik halus : Mampu memegang pulpen dengan ibu jari dan telunjuk.
3. Bahasa : Klien sudah mampu menyebutkan mama
4. Personal sosial : Menolak orang yang tidak dikenal
M. Test diagnostik
Pemeriksaan | Hasil | Normal |
Leukosit Trombosit Hematokrit | 13 gr % 8.300 mm3 192.000 mm3 36 % | 14 – 18 gr % 4.000 – 10.000 mm3 150.000 – 400.000 mm3 40 – 50 % |
N. Therapi saat ini
1. Infus ½ DAD 20 tetes/menit
2. Eritromisin 50 mg / kg BB / hari dibagi dalam 4 dosis
3. Kodein
4. Luminal
TABULASI DATA
1. Ibu klien mengatakan anaknya sesak dan batuk
2. Ibu klien selalu menanyakan tentang kondisi anaknya
3. Ibu klien merasa khawatir jika terjadi apa-apa terhadap anaknya
4. Ibu klien mengatakan anaknya malas makan
5. Ibu klien mengatakan anaknya sering terjaga saat tidur
6. Jumlah jam tidur klien yaitu 7 jam/hari
7. Pola tidur tidak teratur
8. Ibu klien mengatakan refleks mengisap anaknya lemah
9. Ibu klien mengatakan anaknya sangat rewel
10. Ibu klien nampak gelisah
11. Klien nampak sesak dan batuk
12. Nampak secret yang menghalangi jalan napas
13. Nampak pernapasan cuping hidung
14. Terdengar bunyi ronchi basah
15. Pernapasan cepat dan dangkal
16. Klien nampak lemah
17. Klien nampak rewel
18. Klien sering menguap
19. Perut nampak kembung
20. Peristaltik usus 4 x/menit
21. Konjungtiva nampak anemis
22. Mata nampak sayup
23. Ekpresi wajah ibu nampak cemas
24. Tanda-tanda vital
TD : 70/50 mmHg
ND : 60 x/menit
SH : 37 oC
RR : 48 x/menit
25. Antropometri :
BB : 7,5 kg
TB : 75 cm
LLA : 13 cm
LK : 42 cm
LD : 45 cm
LP : 47 cm
DATA FOKUS
Data Subjektif | Data Objkektif |
1. Ibu klien mengatakan anaknya sesak dan batuk 2. Ibu klien selalu menanyakan tentang kondisi anaknya 3. Ibu klien merasa khawatir jika terjadi apa-apa terhadap anaknya 4. Ibu klien mengatakan anaknya malas makan 5. Ibu klien mengatakan anaknya sering terjaga saat tidur 6. Jumlah jam tidur klien yaitu 7 jam/hari 7. Pola tidur tidak teratur 8. Ibu klien mengatakan refleks mengisap anaknya lemah 9. Ibu klien mengatakan anaknya sangat rewel | 1. Ibu klien nampak gelisah 2. Klien nampak sesak dan batuk 3. Nampak secret yang menghalangi jalan napas 4. Nampak pernapasan cuping hidung 5. Terdengar bunyi ronchi basah 6. Pernapasan cepat dan dangkal 7. Klien nampak lemah 8. Klien nampak rewel 9. Klien sering menguap 10. Perut nampak kembung 11. Peristaltik usus 4 x/menit 12. Konjungtiva nampak anemis 13. Mata nampak sayup 14. Ekpresi wajah ibu nampak cemas 15. Tanda-tanda vital TD : 70/50 mmHg ND : 60 x/menit SH : 37 oC RR : 48 x/menit 16. Antropometri : BB : 7,5 kg TB : 75 cm LLA : 13 cm LK : 42 cm LD : 45 cm LP : 47 cm |
ANALISA DATA
No | Data | Etiologi | Masalah |
1 | 3 | 4 | 5 |
1 | - Ibu klien mengatakan anaknya sesak dan batuk Data objektif : - Klien nampak sesak dan batuk - Nampak secret yang menghalangi jalan napas - Nampak pernapasan cuping hidung - Terdengar bunyi ronchi basah - Pernapasan cepat dan dangkal - Klien nampak lemah - Tanda-tanda vital TD : 70/50 mmHg ND : 60 x/menit SH : 37 oC RR : 48 x/menit | Borditella pertusis (kuman penyebab) ¯ Traktus respiratorius (bronchus dan alveoli) ¯ Proses inflamasi (radang paru) ¯ Pembentukan eksudat ¯ Obstruksi jalan napas ¯ Batuk dan sesak ¯ Bersihan jalan napas tidak efektif | |
2 | - Ibu klien mengatakan anaknya malas makan - Ibu klien mengatakan refleks mengisap anaknya lemah Data objektif : - Klien nampak lemah - Perut nampak kembung - Peristaltik usus 4 x/menit - Konjungtiva nampak anemis - Antropometri : BB : 7,5 kg TB : 75 cm LLA : 13 cm LK : 42 cm LD : 45 cm LP : 47 cm | Obstruksi jalan napas ¯ Peningkatan sputum bronchial ¯ Rasa tidak enak pada tenggorokan ¯ Anoreksia ¯ Intake tidak adekuat ¯ Nutrisi kurang dari kebutuhan | |
3 | - Ibu klien mengatakan anaknya sering terjaga saat tidur - Jumlah jam tidur klien yaitu 7 jam/hari - Pola tidur tidak teratur - Ibu klien mengatakan anaknya sangat rewel - Klien nampak lemah - Klien nampak rewel - Klien sering menguap - Konjungtiva nampak anemis - Mata nampak sayup | Sekret terakumulasi di jalan napas ¯ Sesak dan batuk ¯ Merangsang susunan saraf otonom ¯ Mengaktifkan saraf nonephinefrinu untuk mengaktivasi RAS ¯ Meningkatkan kerja organ tubuh ¯ Klien terjaga ¯ Gangguan istirahat tidur |
1 | 4 | ||
4 | - Ibu klien selalu menanya-kan tentang kondisi anaknya - Ibu klien merasa khawatir jika terjadi apa-apa terhadap anaknya - Ibu klien nampak gelisah - Ekpresi wajah ibu nampak cemas | Perubahan status kesehatan ¯ Kurangnya pengetahuan tentang penyakit anaknya ¯ Informasi kurang ¯ Koping maladaptif ¯ Cemas |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No | Diagnosa Keperawatan | Tanggal Ditemukan | Tanggal Teratasi |
1 2 3 4 | Bersihan jalan napas tidak efektif. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan. Gangguan istirahat tidur. Cemas. | 5 Maret 2006 5 Maret 2006 5 Maret 2006 5 Maret 2006 | -- -- -- 5 Maret 2006 |
RANCANA KEPERAWATAN
Tanggal | Ndx | Tujuan | Intervensi | Rasional |
1 | 2 | 4 | 5 | 6 |
5/03-06 | I | Klien akan menun-jukkan kebersihan jalan napas efektif ditandai dengan : - Klien tidak sesak dan batuk - Frekuensi napas 20 x/menit - Tidak ada bunyi napas abnormal | 1. Kaji frekuensi / keda-laman pernapasan dan gerakan dada. 2. Auskultasi area paru, catat adanya bunyi napas abnormal. 3. Beri posisi semi fowler. 4. Observasi tanda vital. 5. Penatalaksanaan pemberian obat mu-kolitik bronchodiltor. | 1. Takipnea pernapasan dangkal dan gerakan dada yang tidak simet-ris sering terjadi karena ketidaknyamanan gera-kan dinding dada. 2. Bunyi napas bronchial dapat terjadi pada area konsolidasi ronchi dan mengi terdengar pada inspirasi atau ekspirasi pada respon pengumpu-lan cairan secret kental dan spasme jalan napas. 3. Posisi semi fowler me-nyebabkan isi abdomen kebawah sehingga tidak ada penekanan diafrag-ma dan ekspansi paru lebih adekuat. 4. Mendeteksi secara dini adanya perubahan pola nafas. 5. Bronchodilator mening-katkan ukuran lumen percabangan tracheo-ronchial sehingga me-uunkan tahanan terha-dap aliran udara. |
5/03-06 | II | Nutrisi terpenuhi dengan kriteria : - Nafsu makan baik - Peristaltik usus normal 5-10 x/menit. - Konjungtiva tidak anemis - BB normal | 1. Kaji riwayat nutrisi klien. 2. Timbang BB tiap hari. 3. Anjurkan kepada ibu klien memberikan makanan sedikit tapi sering. 4. Berikan perawatan oral, sering buang secret, barikan wadah tertutup untuk sputum 5. Kolaborasi tentang pemberian obat raborantia. | 1. Mengetahui kebiasaan makan dan minum klien dapat membantu meme-nuhi kebutuhannya dan mengidentifikasi ada-nya defesiensi nutrisi. 2. Salah satu indicator untuk mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. 3. Makanan dalam porsi kecil tapi sering dapat mencegah kejenuhan klien akan makanan ter-tentu dan mencari ke-sempatan usus meng-absorpsi makanan lebih banyak. 4. Perawatan oral berguna untuk meningkatkan rasa nyaman, menghi-langkan bau dan dapat menurunkan mual sehingga nafsu makan meningkat. 5. Raborantia dapat meni-ngkatkan nafsu makan. |
5/03-06 | III | Istirahat tidur terpe-nuhi dengan kriteria: - Jumlah jam tidur 10-12 jam/hari - Klien dapat tidur dengan nyenyak - Klien nampak segar - Tanda-tanda vital normal | 1. Kaji pola tidur klien 2. Anjurkan keluarga senantiasa memeli-hara kebersihan tempat tidur. 3. Anjurka keluarga untuk menciptakan suasana yang tenang. 4. Beri posisi yang aman dan nyaman. 5. HE pada keluarga tentang pentingnya istirahat tidur. | 1. Membantu memenuhi kecukupan istirahat ti-dur klien dalam mem-berikan intervensi yang tepat. 2. Tempat tidur yang ber-sih dapat meningkatkan kenyamanan untuk tidur. 3. Lingkungan yang te-nang membantu peme-nuhan kebutuhan isti-rahat tidur. 4. Posisi yang nyaman dapat membantu klien untuk beristirahat. 5. Keluarga mengerti tentang pentingnya istirahat tidur. |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
5/03-06 | IV | Cemas teratasi de-ngan kriteria : - Ibu nampak ceria - Ibu dapat mene-rima keadaan yang dialami oleh anaknya | 1. Kaji perilaku koping baru dan anjurkan penggunaan kete-rampilan yang ber-hasil pada waktu lalu. 2. Dorong dan sediakan waktu untuk meng-ungkapkan ansietas dan rasa takut, beri penangan. 3. Beri penjelasan pada ibu tentang proses penyakit anaknya. 4. Pertahankan ling-kungan yang tenang tanpa stress. 5. Dorong dukungan keluarga atau orang terdekat. | 1. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam menghadapi suatu masalah sehingga memudahkan dalam memberikan intervensi yang tepat. 2. Memberikan kesem-patan untuk menerima situasi nyata, mengkla-rifikasi salah konsepsi & pemecahan masalah. 3. Pemahaman yang baik dapat meningkatkan kerjasama dalam pelak-sanaan tindakan. 4. Lingkungan yang te-nang dapat menurunkan situasi yang menim-bulkan stress. 5. Dukungan keluarga atau orang terdekat dapat meningkatkan pemahaman terhadap masalah / stress yang dihadapi. |
CATATAN TINDAKAN
Tanggal | Ndx | Jam | Tindakan Keperawatan Dan Hasil |
1 | 2 | 3 | 4 |
05/03-06 | I | 09.20 09.30 09.40 09.50 12.00 | - Frekuensi pernapasan 48 x/menit - Pernapasan cepat dan dangkal - Gerakan dada simetris kiri dan kanan TD : 70/50 mmHg ND : 60 x/menit SH : 37 oC |
1 | 2 | 3 | |
05/03-06 | II | 10.00 10.10 10.15 12.00 | |
05/03-06 | III | 10.30 10.45 10.55 11.05 11.10 | |
1 | 2 | 3 | |
05/03-06 | IV | 11.20 11.25 11.35 11.45 11.55 |
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal | NDX | Jam | Tindakan Keperawatan Dan Hasil |
1 | 2 | 3 | 4 |
05/03-06 | I | 13.00 | S : - Ibu klien mengatakan anaknya sesak dan batuk - Nampak secret yang menghalangi jalan napas - Nampak pernapasan cuping hidung - Terdengar bunyi ronchi basah - Pernapasan cepat dan dangkal - Klien nampak lemah - Tanda-tanda vital TD : 70/50 mmHg ND : 60 x/menit SH : 37 oC RR : 48 x/menit P : - Lanjutkan intervensi 1 – 5 |
05/03-06 | II | 13.15 | S : - Ibu klien mengatakan anaknya malas makan - Ibu klien mengatakan refleks mengisap anaknya lemah O : - Klien nampak lemah - Perut nampak kembung - Peristaltik usus 4 x/menit - Konjungtiva nampak anemis - Antropometri : BB : 7,5 kg TB : 75 cm LLA: 13 cm LK : 42 cm LD : 45 cm LP : 47 cm A : - Masalah belum teratasi P : - Lanjutkan intervensi 1 – 5 |
05/03-06 | III | 13.30 | S : - Jumlah jam tidur klien yaitu 7 jam/hari - Ibu klien mengatakan sering terjaga dari tidur O : - Klien nampak lemah - Klien nampak rewel - Klien sering menguap - Konjungtiva nampak anemis - Mata nampak sayup P : - Lanjutkan intervensi 1 – 5 |
05/03-06 | IV | 13.45 | S : - Ibu klien mengatakan sudah mengerti tentang kondisi anaknya. - Ibu klien mengatakan sudah tidak merasa khawatir lagi dengan keadaan anaknya. O : - Ibu klien nampak ceria - Ibu klien tersenyum setelah mendapat penjelasan dari perawat A : - Masalah teratasi P : -- |
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2, Penerbit Media Ausculapius FKUI, Jakarta.
Behrman, Kliegman, Arvin, (2000), Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Dongaes M.E, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nelson, (2000), Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment