Friday, 4 November 2011

Misi Pembebasan Seorang Prajurit Bernama Jilad Shalit!


Israel marah besar! Ahad, 25 Juni 2006, satu orang prajuritnya ditawan oleh kelompok perjuangan Palestina. Ya, hanya satu prajurit saja. Bukan puluhan, atau ratusan seperti jumlah tokoh-tokoh Palestina yang harus meringkuk di tahanan Israel. Dengan alasan ingin menuntut pembebasan prajurit bernama Jilad Syalit itu, mereka kemudian membombardir Gazza dan Tepi Barat! Puluhan aktivis perjuangan Palestina diculik. Beberapa nyawa melayang. Tidak tanggung-tanggung, sedikitnya 24 anggota legislatif Palestina dan delapan menterinya yang berasal dari Hamas, mereka gelandang ke tempat yang belum diketahui. Satu tawanan berbalas puluhan penculikan! Satu tawanan Zionis berbalas nyawa muslim palestina! Lebih luar biasa lagi, tertawannya satu manusia Zion ini mendapat reaksi luar biasa dari dunia internasional. Bagaikan pahlawan, Mesir bahkan buru-buru menjadi penengah proses pembebasan tawanan itu. Amerika? Pasti dong, Bush buru-buru memberi `fatwa` agar sang tahanan dibebaskan demi mengantisipasi meluasnya konflik! Tidak ada komentar Mr. Bush untuk puluhan tawanan muslim yang mendekam di penjara Israel! Sampai tulisan ini diturunkan, krisis masih menjadi-jadi. Korban diperkirakan akan terus bertambah! Ismail Haniyah, sang perdana menteri menjadi target pembunuhan utama. Kantornya porak poranda diterjang misil-misil biadab para militer penjajah. Belum lagi operasi-operasi penangkapan yang terus memburu para politisi Palestina.
Walau terlihat remeh dibanding aksi bom syahid dan penyerangan besar lainnya yang bisa menelan banyak korban, tapi aksi penangkapan ternyata punya ekses luar biasa terhadap opini umum di Israel. Tahukah Anda? Sejak meletusnya Intifadhah pertama tahun 1987, gerakan perjuangan Palestina telah melakukan setidaknya sembilan kali penawanan terhadap tentara-tentara Israel. Seperi dilansir aljazeera.net, berikut ini sebahagian dari aksi penawanan itu:
1. Penawanan pertama terjadi pada Februari 1989. Kala itu pejuang Hamas menawan seorang inspektur tentara Israel bernama Avi Sasportas, di daerah selatan Israel.
2. Tiga bulan kemudian, seorang tentara Israel hilang setelah beberapa saat sebelumnya ia terlihat menyetop mobil di tepi jalan. Mayatnya baru ditemukan tujuh bulan kemudian. Hamas mengaku sebagai pelaku aksi kedua ini.
3. Operasi khusus paling fenomenal terjadi pada bulan Oktober 1994 kala negosiasi perluasan perjanjian Oslo sedang dilakukan. Para pejuang Palestina dari Brigade Izzuddin Alqassam menawan inspektur Nashon Wachsman, dari kemiliteran Israel. Ia kemudian dikurung beberapa hari di sebuah rumah di kawasan Bet Neyala, Tepi Barat.
Para pejuang yang langsung terjun melakukan penawanan itu adalah Shalah Jadullah, Abdul Karim Badr, dan Hasan Taisir. Mereka kemudian menyebarkan video yang memperlihatkan sang inspektur dalam tahanan. Mereka menuntut perdana menteri Israel ketika itu, Ishak Rabin untuk membebaskan pimpinan Hamas, Syeikh Ahmad Yasin yang ditawan Israel dalam operasi penangkapan dua minggu sebelumnya. Tapi reaksi Rabin tidak seperti yang diharapkan. Ia bahkan mengutus pasukan khusus untuk menghancurkan rumah itu. Tiga pelaku penangkapan itu syahid, sang inspektur Israel juga tewas seketika.
4. Pada bulan Oktober 2000, para pejuang Palestina menangkap seorang prajurit pasukan cadangan Israel di Ramallah, Tepi Barat, dan kemudian membunuhnya. Peristiwa itu menggoncang Israel. Heli-heli tempur Israel kemudian membombardir kantor umum kepolisian Palestina di Ramallah.
5. Masih ada beberapa prajurit Israel yang dinyatakan hilang dan ditawan pejuang Palestina dalam operasi-operasi berbeda. Salah satunya yang terpenting adalah pilot Ron Arad yang dinyatakan hilang setelah pesawat yang dikemudikannya jatuh di selatan Lebanon pada tahun 1986. Sampai sekarang tidak diketahui nasibnya.

6. Penawanan teranyar tentunya adalah apa yang terjadi pada 25 Juni lalu. Ketika itu tiga kelompok perjuangan, termasuk Brigade Al-Qassam dan satu kelompok yang menamakan dirinya Tentara Islam, melancarkan serangan besar terhadap lokasi tentara Israel di perlintasan Karm Abu Salim.
Serangan itu menewaskan tiga tentara Israel dan menawan satu lainnya. Prajurit yang bernama Jilad Shalit (20 tahun) itu ditawan setelah mengalami luka dalam kontak senjata sengit yang juga membuat dua pejuang Palestina syahid.
Kemiliteran Israel mendapat kecaman akibat menderita serangan khusus itu. Kamera rahasia memperlihatkan bagaimana si prajurit dibawa berjalan kaki menuju Gazza, sementara tidak satupun dari pasukan Israel yang berusaha menyelamatkannya. Mereka beralasan khawatir dengan para penembak khusus Palestina atau ranjau-ranjau yang mungkin saja ditanam para pejuang sebelum menerobos masuk.
Sejak saat itu, operasi-operasi penangkapan dan penculikan aktivis perjuangan hingga pejabat eksekutif dan legislatif Palestina dilancarkan Israel. Sampai hari ini belum ada tanda-tanda Israel akan menghentikan serangan dalam `misi pembebasan prajurit` itu. Pejuang Palestina juga ogah membebaskannya secara gratis. Dengan tegas mereka mengatakan bahwa penawanan terhadap prajurit Israel akan berlanjut, selama Israel belum membebaskan para pejuang Palestina yang masih mendekam di penjara Israel. Mereka tidak akan berhenti, apapun hasil dari serangan Israel di Gazza dan Tepi Barat. Konflik diperkirakan semakin meluas. Israel memang sedang congkak-congkaknya. Mereka ingin memperlihatkan bahwa satu prajuritnya lebih berharga dari ratusan nyawa muslimin Palestina! Sejak dunia Islam masih bungkam pasca pembunuhan Syaikh Yasin dan Rantisi, Israel tahu bahwa dunia Islam juga tidak akan bergerak, walau satu demi satu saudara-saudara mereka di tepian laut Mediteranian itu dibantai. Arab dan Islam juga tidak akan bergerak walau -mungkin- Masjid Al-Aqsa mereka bakar! Benarkah? Waa Islaamaah!!
Irsyad Azizi, Lc.

0 komentar:

Post a Comment