This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, 24 December 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN ATRESIA ANI

Pendahuluan Atresia ani termasuk dalam beberapa bentuk dari malformasi anorektal. Malformasi ini merupakan hal yang biasa terjadi sebagai malformasi kongenital yang disebabkan oleh perkembangan yang tidak normal. Insidensi minor abnormalitas terjadi sekitar 1:500 per kelahiran hidup dan insidensi mayor anomali sekitar 1:5000 kelahiran hidup. Imperforate anus (atresia ani) meliputi beberapa gabungan malformasi rektum termasuk malformasi traktus urinarius, esophagus dan duodenum (biasanya jarang) yang tanpa adanya gejala yang jelas dan beberapa memiliki fistula dari rectum distal ke perineum atau sistem genitourinari. Ekstropi kloaka merupakan bentuk yang jarang dari malformasi sistem genitourinari, sistem genitalia dan usus, yang mengalir langsung ke saluran yang berhubungan dengan perineum. Malformasi anorectal mungkin saja terjadi secara terpisah dan bisa juga sebagai bagian dari Vacterl syndrom (Vertebral, Anorectal, Cardiovaskuler, Thracheoesophageal, Renal, dan Limb Abnormalities). Definisi Menurut kamus kedokteran, Atresia berarti tidak adanya lubang pada tempat yang seharusnya berlubang. Sehingga atresia ani berarti tidak terbentuknya lubang pada anus. Klasifikasi Anomali bawah Rektum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis, terdapat spingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal, dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinari. Anomali intermediate Rektum berada pada atau di bawah tingkat otot puborektalis, lesung anal dan spingter eksternal berada pada posisi yang normal. Anomali tinggi Ujung rektum diatas otot puborektalis, dan spingter internal tidak ada. Hal ini biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius rektouretral (pria) atau rektovaginalis (wanita). Patofisiologi Selama perkembangan embrio, kloaka menjadi jalur utama untuk perkembangan sistem urinari, genital, dan rektal. Pada usia kehamilan 6 minggu (ada juga sumber yang menyebutkan 7 minggu), kloaka terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sinus urogenital anterior dan rektal dengan urorektal septum. Setelah lateral folds bergabung dengan septum urorektal, pemisahan urinari dari segmen rektal terjadi, yaitu membran urogenital ke arah ventral dan membran anal ke arah dorsal. Berhentinya perkembangan ini akan mengakibatkan perpindahan rektum pada posisi normal perineal menjadi terhambat. Selama usia kehamilan ini, bagian urogenital pada kloaka sudah membuka ke arah eksternal, tetapi membran anal tidak akan ruptur sampai proses ini selesai. Anus berkembang dengan invaginasi eksternal yang dikenal sebagai proctodeum yang masuk ke dalam rektum tetapi terhalang oleh membran anal. Membran ini akan ruptur sampai usia kehamilan 8 minggu. Rectal atresia terjadi pada saat proctodeum (saluran anal) berkembang dengan normal tetapi gagal untuk berkomunikasi dengan rektum, rektum mungkin terpisah dari jarak yang substansial atau hanya ada diaprahma mukosa. Biasanya tidak ada fistula. Pada kelainan retrokloakal, uretra membuka ke arah anterior menuju saluran vaginal, dan rektum membuka ke arah posterior menuju saluran yang sama. Hanya yang satu orifisium yang tampak, uretra maupun rektum tak terlihat. Cloakal Exstrophy adalah gabungan antara ekstrofi bladder, anus imperforata, kelainan perkembangan atau tidak adanya colon dan malformasi genitalia eksternal. Supralevator anomali tinggi sebagian besar terjadi pada anak laki-laki dan biasanya terbentuk fistula diantara rektum dengan akhiran usus proksimal dan prostat urethra. Bila supralevator terjadi pada anak perempuan, biasanya terdapat fistula yang menghubungkan antara rektum dengan posterior vaginal fernix. Pada translevator anomali rendah, usus telah diubah menjadi levator otot anus, internal dan aksternal sphingter ada dan berkembang dengan baik dan fungsinya normal. Pada anak laki-laki terdapat kulit atau membran yang menutup anus (biasa disebut “covered anus”). Tanda atresia ani antara lain: bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam dan sejak lahir tidak ada defekasi mekonium, distensi abdomen. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik: Anus tampak merah, Usus melebar, kadang-kadang tampak ileus obstruksi. Termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan. Pada auskultasi terdengan hiperperistaltik. Ketiadaan secara komplit ciri-ciri anal, perineum yang rata dan ketiadaan spingter eksternal ketika stimulasi generalmengindikasikan intermediate atau lesi tinggi. Pemeriksaan endoskopi dan digital: mengidentifikasi konstriksi atau sembunyinya kantong perut dari atresia rectal. Stenosis mungkin muncul tak jelas sampai usia 1 tahun atau lebih pada anak yang mempunyai riwayat defekasi sulit, distensi abdominal, dan ribbon likestool (feses berbentuk pita). Pemeriksaan radiologis, ditemukan: Udara dalam usus terhenti tiba-tiba yang menadakan terdapat obstruksi di daerah tersebut. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bayi baru lahir. Dari gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia rekti atau anus imperforatus. Pada bayi dengan anus imperforatus, gambaran udara terhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon, atau rektum. Dibuat foto anteroposterior (AP) dan lateral, bayi diangkat dengan kepala di bawah dan kaki diatas (Wangensteen dan Rice). Pada anus diletakkan benda yang radioopak sehingga pada foto daerah antara benda radioopak dengan bayangan udara yang tertinggi dapat di ukur. Penanganan Pada stenosis anal dapat dikoreksi dengan dilatasi manual. Prosedur ini dilakukan oleh perawat selama di RS, dan setelah pulang dilakukan oleh orang tua pasien setelah dilatih oleh perawat. Imperforata anal dimana usus masih mempunyai hubungan yang tepat dengan levator ani, anus dapat dikoreksi dengan memotong/menghilangkan mukokutaneosis. Pada intermediate anorektal malformasi, rekonstruksi dilakukan sesuai dengan tempat kelainan. Hal utama yang harus diperhatikan adalah tempat berakhirnya rektum dan hubungannya dengan area puborektal yang menyandang otot levator ani. Penanganan dimulai dari kolostomi kemudian dilanjutkan dengan pembedahan/pembuatan lubang anus pada umur 3-6 bulan, bahkan 1 tahun pada saat anak mulai belajar toilet training. Pembuatan lubang anus harus pada area eksternal sphingter dan penempatan usus pada puborektal harus sesuai dengan anomali tubuh. Adanya fistula juga harus diperhatikan sebelum dilakukan operasi rekonstruksi untuk mencegah adanya kentaminasi fekal pada saluran genitourinari. Setelah post operatif, hal utama yang harus diperhatikan adalah masalah konstipasi yang disebabkan oleh defisit neurologi akan kontrol defekasi. Berkurangnya sensasi defekasi pada rektum akan menyebabkan fekal image dan paradoxal diare. Masalah ini dapat dibatasi dengan melatih anak untuk defekasi secara teratur dalam kesehariannya. Enema juga kadang-kadang diperlukan untuk membersihkan kolon. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL PADA ATRESIA ANI: 1. Inkontinensia bowel b.d. abnormalitas spingter rektal (atresia ani) 2. Risiko kerusakan integritas kulit b.d pengeluaran sekret feses. 3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan memasukkan makanan, mencerna makanan. 4. Resiko infeksi b.d prosedur invasif, operasi kolostomi. 5. Kurang pengetahuan tentang kolostomi dan perawatannya b. d. kurangnya paparan informasi, misinterpretasi informasi, dan ketidakfamiliaran terhadap sumber informasi.

Saturday, 17 December 2011

PEMBAHASAN UMUM APENDISITIS

PENDAHULUAN DAN ANATOMI Apendisitis adalah peradangan dari appendiks atau umbai cacing. Fungsi appendiks belum diketahui tapi sering menimbulkan masalah kesehatan. Anatomi appendiks : -Terletak di iliocaecum pada pertemuan ketiga tinea coli. -Jenis posisinya : Iliacal, Antecaecal, Retrocaecal. -Pendarahan: a. Appendikularis, cabang dari a Iliocaecal. FISIOLOGI Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml.hari yang masuk ke dalam lumen lalu mengalir ke caecum. Bila aliran terhambta dapat menyebabkan apendisitis. Immunoglobulin yang di hasilkan adalah Ig A, yang sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi. ETIOLOGI Penyebab pasti belum diketahui, tapi ada beberapa faktor pencetusnya, antara lain : -Sumbatahn lumen appendiks akibat : hiperplasi kelenjar getah bening, fecolith, corfus alienum. -Infeksi dari bakteri E. Coli dan Streptokokus. -Kebiasaan makan makanan rendah serat yang dapat menimbulkan konstipasi sehingga meningkatkan tekanan intrasekal yang menimbulkan timbulnya sumbatan fungsi appendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman folar kolon sehingga menjad I appendisitis akuta. EPIDEMIOLOGI Insidens pria berbanding wanita sama. Umur terbayak adalah dewasa muda, yaitu antara umur 20-30 tahun. FATOFISIOLOGI Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fecolith, benda asing, striktur akibat peradagan sebelumnya atau tumor. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang di produksi oleh mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan udem, diapendesis bakteri dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai nyeri epigastrium. Bila sekresi mucus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersebut akan mengakibatkan obstruksi vena, udem bertambah, dan bakteri menembus dinding. Karena obstruksi vena dapat terbentuk thrombus yang menyebabkan timbulnya iskemi yang bercampur kuman yang mengakibatkan timbulnya pus. Peradangan ini dapat meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut appendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu maka akan terjadi infark dinding appendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini diserbut appendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah raouh ini pecah maka akan terjadi appendisitis perforasi. Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah appendiks hingga timbul suatu masa lokal yang disebut infiltrat appendikularis. Peradangan appendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek, appendiks lebih panjang, dinding lebih tipis dan daya tubuh yang masih kurang maka memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua, perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah. GAMBARAN KLINIS DAN PEMERIKSAAN Gejala appendisitis adalah : -Nyeri samar-samar dan tumpul (nyeri visceral) di epigastrium yang terkadang disertai mual, muntah dan anoreksia. -Nyeri di perut daerah kanan bawah di titik Mc Burney yang dirasakan lebih tajam dan jelas yaitu nyeri tekan, nyeri lepas dan nyeri ketok. -Konstipasi -Demam (biasanya subfebris, yaitu antara 37,5-38,5 C). -Lekositas Pada pemeriksaan fisik di dapatkan : -Nyeri ketok (+), nyeri tekan (+) nyeri lepas (+) pada titik Mc Burney -Defans Muskular (+) -Rovsing Sign (+) : nyeri kanan bawah pada penekanan abdomen bagian kiti karena adanya udara dalam rongga abdomen. -Blumberg Sign (+) : nyeri kanan bawah bila tekanan sebelah kiri dilepaskan. -Psoas Sign (+) -Rectal Touche : nyeri teklan pada jam 9-12 Pemeriksaan penunjang : -USG -Laparoscopy DIAGNOSA BANDING -Gastroenteritis -Dengue Fever -Gangguan alat kelamin wanita : endometriosis, kista ovarium. -Infeksi panggul (salpingitis ) -Kehamilan ektopik terganggu PENATALAKSANAAN 1.Operasi Sito : untuk appendisitis akut, abses dan perforasi 2.Operasi Elektif : untuk appendisitis kronik. 3.Konservatif - Bed rest total posisi Fowler - Diet rendah serat - Antibiotik spektrum luas. KOMPLIKASI -Massa periappendikule -Appendisitis perforate PROGNOSA Dengan diagnosa yang akurat serta pembedahan, tingkat mortalitas dan morbiditas sangat kecil. Keterlambatan diagnosa akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas. Serangan berulang dapat terjadi jika appendiks tidak dianggkat.

Monday, 5 December 2011

teknik menyelesaikan masalah

Sesungguhnya setiap kegiatan kita sehari-hari adalah suatu bentuk keputusan, selama kita masih dapat menggunakan alat-alat penimbang kita dengan baik. Keputusan yang akan diambil tidak seluruhnya memerlukan pertimbangan yang berdasarkan suatu analisis yang rumit, tergantung pada situasi mana yang dihadapi oleh sipengambil keputusan. Tetapi secara umum keputusan yang diambil selalu berdasarkan pada pertimbangan keuntungan baik dari segi materi maupun bukan. Di alam ini jarang sekali kita berhadapan dengan masalah yang pasti, selalu saja ada unsur ketidakpastian dalam setiap tindakan untuk memecahkan masalah tertentu. Yang memnjadi tujuan kita adalah bagaimana mengurangi unsur ketidakpastian tersebut sehingga derajat kepastian semakin tinggi. Dengan kata lain dalam setiap tindakan perlu diperhitungkan adanya factor ketidakpastian ini. Setiap ketidakpastian mengandung resiko, yakni kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang di bawah atau di atas yang diharapkan. Karena itu ketidakpastian (uncertainty), resiko (risk), dan pengambilan keputusan (decision making) merupakan tiga hal yang tak dapat dilepaskan satu dari yang lain. Dalam analisis tradisional masalah ketidakpastian dibedakan atas dua bagian yaitu risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Seorang dikatakan menghadapi resiko dalam suatu proses tindakan bila ia mengetahui semua kemungkinan kejadiannya yang dapat terjadi dalam proses tersebut dan dapat menentukan peluang (probability) setiap kejadian tersebut. Dengan demikian masalah resiko berhubungan dengan adanya sejumlah kejadian yang mungkin terjadi serta menentukan distribusi peluang (probality distribution) dari semua kejadian yang mungkin tersebut. Ketidakpastian merupakan suatu kondisi dimana pengambil keputusan tidak dapat menentukan sesuatu yang subyektif ke dalam kemungkinan yang bersifat obyektif. Ketidakpastian juga merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak mampu untuk menetapkan kemungkinan kemungkinan terhadap hasil suatu alternatif pemecahan. Dalam kondisi ketidakpastian, kita tidak mempunyai sekumpulan nilai peluang untuk kejadian dasar. oleh karena itu hanya hasil atau kegunnaan saja yang diketahui dari setiap tindakan yang dipilih. jika nilai peluang tidak tersedia atau tidak dapat ditentukan untuk kejadian akan dating yang diperkirakaan akan terjadi, maka pembuat keputasan dalam kondisi ini dinamakan pembuat keputusan dibawah kondisi ketidak pastian (jika dinilai peluang untuk kejadian yang akan datang yang diperkirakan akan terjadi, maka pembuat keputusan dalam situasi itu disebut pembuat keputusan dibawah kondisi berisiko). Seseorang dikatakan menghadapi ketidakpastian bila tidak mengetahui peluang dari kejadiaan dalam suatu proses tindakan. Dalam analisis modern masalah resiko dan ketidakpastian tidak dibedakan. dengan demikian didalam ketidakpastian pun dapat ditentukan nilai peluang dari suatu kejadian. Hanya perlu ditegaskan disini bahwa walaupun kedua masalah resiko dan ketidakpastian masing-masing mempunyai nilai peluang suatu kejadian, tetapi untuk resiko lebih berhubungan dengan peluang obyektif sedangkan ketidakpastian berhubungan dengan peluang subjektif. Dalam peluang obyektif, nilai peluang suatu kejadaian ditentukan berdasarkan pengalaman atau percobaan atas munculnya kejadian tersebut secara berulang-ulang. sedangkan dalam peluang subyektif, nilai peluang suatu kejadian ditentukan berdasarkan subyektifitas orang yang mengetahui kejadian tersebut. Dengan demikian dalam peluang obyektif, dua orang cenderung menentukan nilai yang sama terhadap peluang suatu kejadian sedangkan dalam peluang subyektif, dua orang dapat menentukan nilai yang berbeda terhadap peluang suatu kejadian tergantung sejauh mana pengetahuannya tentang kejadian tersebut, sehingga dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah kepastian. Disini jelas terlihat bahwa nilai peluang yang diberikan kepada masalah ketidakpastian sangat tergantung informasi yang diperoleh mengenai kejadian tersebut. Pengambil keputusan akan dapat mengambil keputusan ketika hakikat perubahan yang ada berada pada kondisi yang pasti. Kondisi yang pasti merupakan kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai informasi sepenuhnya tentang masalah yang dihadapinya. Pengambilan keputusan merupakan salah satu ketrampilan yang dituntut untuk dikuasai oleh setiap pemimpin. Memecahkan merupakan ketrampilan dasar yang utama bagi perilaku kepemimpinan. Beberapa kemampuan seperti memecahkan masalah, berinisiatif, kemampuan beradaptasi, merencanakan dan kemampuan berfikir menjadi faktor penentu terhadap kesuksesan seorang pemimpin. Sejumlah penyebab kesalahan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan antara lain : Keengganan, Pembuatan kesimpulan dari sumber sumber yang tidak dapat dipercaya (making interance from unreliable source), Tidak menggunakan metode secara sistematis (not using a systematic method), Emosi yang memperkeruh proses pengambilan keputusan (emotion cloud the process). Kondisi itu nampak ketika pengambil keputusan tidak mampu merumuskan masalah yang dihadapi serta mencari alternatif pemecahannya. Ketika pengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian maka suatu keputusan dapat ditetapkan berdasarkan intuisi dan dengan rasa percya atau yakin bahwa keputusannya akan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Suatu keputusan yang diambil dituntut hasil yang berupa terpecahkannya suatu masalah dengan melibatkan tindakan tindakan yang berorientasi ke masa yang akan datang yang tidak mudah untuk dilihat. Keputusan yang diambil oleh pemimpin berorientasi pada penyelesaian suatu masalah secara tuntas. Kesalahan yang terjadi dalam pengambilan keputusan akan dapat mendatangkan resiko yang berupa tidak terpecahkannya suatu masalah. Terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat pula memperbesar suatu masalah. Pengambil keputusan dituntut berkemampuan memprediksi yang tinggi. Karena keputusan yang tidak tepat akan mendatangkan berbagai resiko. Resiko resiko itu perlu dipertimbangkan secara lebih dalam terutama ketika pengambil keputusan akan menetapkan keputusannya yang mempunyai nilai kemungkinan yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Unsur kompleksitas merupakan tantangan utama para analis, perencana dan pengambil keputusan di bidang lingkungan (Waldrop, 1992 dalam Bruce Mitchell dkk., 2000). Bruce Mitchell memberikan contoh ketika berhadapan dengan persoalan perubahan iklim global, perhatian harus diberikan pada isu-isu tentang penggunaan energi, produksi makanan, praktek-praktek penebangan hutan dan kebijakan transportasi. Karena begitu kompleksnya, persoalan satu memiliki kaitan dengan persoalan yang lain sehingga perlu kepahaman terhadap berbagai persoalan tersebut. Sedangkan bila berbicara mengenai perencanaan yang menyangkut waktu yang akan datang/ masa depan, kita akan dapati bahwa masa depan adalah suatu masa yang penuh dengan ketidakpastian atau ketidakjelasan sehingga sangat berharga untuk mengetahui beberapa jenis ketidakjelasan. Wynne (1992) dalam Bruce Mitchell dkk. (2000) membedakan empat jenis ketidakjelasan yaitu : 1) Resiko. Pada keadaan ini seorang pengambil keputusan telah mengetahui kejanggalan. 2) Ketidakpastian. Tidak mengetahui kejanggalan. Mungkin mengetahui variabel kunci dan parameternya. 3) Ketidakpedulian. Tidak mengetahui apa yang seharusnya diketahui. Bahkan tidak mengetahui pertanyaan yang seharusnya diajukan. 4) Ketidaktentuan. Hubungan sebab-akibat atau jaringannya terbuka. Pemahaman tidak dimungkinkan. Hal yang terakhir yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan adalah kepahaman akan masalah konflik. Konflik adalah pertentangan antar banyak kepentingan, nilai, tindakan atau arah, serta sudah merupakan bagian yang menyatu sejak kehidupan ada (Johnson dan Duinker, 1993 dalam Bruce Mitchell dkk., 2000). Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya konflik yang secara umum terdapat empat akar konflik yang dikemukakan Dorcey (1986) dalam Bruce Mitchell dkk. (2000) yaitu : 1) Perbedaan pengetahuan dan pemahaman 2) Perbedaan nilai 3) Perbedaan alokasi keuntungan dan kerugian 4) Perbedaan karena latar belakang personal dan sejarah kelompok-kelmpok yang berkeentingan Teknik-teknik penyelesaian masalah, atau alternatif penyelesaian konflik bertujuan untuk memfasilitasi proses pembuatan keputusan oleh kelompok-kelompok yang bersengketa, sehingga sedapat mungkin dihindari penyelesaian masalah melalui meja hukum. Maguire dan Boiney (1994) dalam Bruce Mitchell dkk.(2000) menyebutkan beberapa karaktersitik teknik penyelesaian masalah meliputi: (1) Lebih menekankan pada kesamaan kepentingan kelompok yang saling bersengketadaripada posisi tawar-menawar (2) Berfikir kreatif untuk mencari upaya penyelesaian (3) Mencari jalan tengah untuk menemukan tujuan bersama (4) Menuntut kesepakatan banyak pihak untuk suatu keputusan. Seorang mediator yang tidak memihak biasanya diperlukan dalam penyelesaian sengketa Dengan segenap unsur itulah seorang perencana bekerja. Ia akan dihinggapi oleh suatu tuntutan mengambil keputusan dalam segenap kendala yang meliputi unsur ketidakpastian, perubahan, kompleksitas dan konflik. Cukup menarik bila kita perhatikan perkataan Hudson (1979) dalam Bruce Mitchell dkk.(2000) bahwa ketika perencanaan untuk masa depan adalah feasible (didasarkan atas data yang baik, kemampuan analisis, keteraturan prediksi, serta cara-cara yang efektif untuk mengontrol hasil, maka perencanaan menjadi tidak perlu – itu hanya merupakan pengulangan dari apa yang telah terjadi. Sebaliknya, ketika perencanaan begitu diperlukan (ketika tidak tersedia data dan keterampilan dalam keadaan sosial yang penuh goncangan) perencanaan menjadi berkurang fisibilitasnya. Inilah tantangan bagi seorang perencana, tantangan dalam mengambil keputusan yang boleh jadi keputusan itu sangat krusial tidak hanya bagi dirinya tapi juga bagi orang banyak.

Hidup Jangan Tertidur!

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan ''tertidur.'' Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''tertidur.'' Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda. Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar! Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah ''rahmat terselubung'' karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.  Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, ''Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!'' Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, ''Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.''  Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati. Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi. Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.'' Manusia bukanlah ''makhluk bumi'' melainkan ''makhluk langit.'' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''rumah'' untuk mencari ''rumah'' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri. Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan -- kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi. Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.

Permata dalam Hati Kita

Setiap musibah ternyata selalu memberikan hikmah tersendiri. Ledakan bom di hotel JW Marriot adalah salah satu contohnya. Banyak eksekutif yang merasa was-was untuk pergi makan siang, apalagi berperilaku ''macam-macam'' pada jam makan siang. Tidak sedikit pula yang kembali menekuni agama.  Seorang eksekutif mengirimkan e-mail berjudul ''Betapa Dekatnya Kita dengan Maut.'' Ia bercerita mengenai suaminya yang luput dari tragedi itu. Ia pun berpesan kepada teman-temannya untuk benar-benar menghargai waktu yang ada dan hidup rukun dengan orang-orang yang kita sayangi. ''Kita tidak pernah tahu bagaimana akhir perjalanan hidup kita,'' ujarnya. Seorang sekretaris yang luput dari kejadian itu juga mengirimkan e-mail bernada serupa. Siang itu ia bersama 29 sekretaris dari berbagai perusahaan memenuhi undangan pihak hotel untuk makan siang di Kafe Syailendra. Namun, makan siang tersebut tertunda karena anggota rombongan masih ingin melihat beberapa area hotel. Di saat itulah bom meledak. Kafe Syailendra hancur. Pada saat-saat kritis itulah di tengah reruntuhan kaca, bau mesiu, lumuran darah, suara sirene dan histeris dari semua orang ia benar-benar merasakan kehadiran Tuhan.  Mengingat kematian memang merupakan cara paling efektif untuk menjadi sadar dan terbangun. Inilah satu-satunya hal yang paling pasti di dunia ini. Kematian juga tidak ada kaitannya dengan usia, kesehatan, dan jenis pekerjaan. Karena itu, siapapun Anda, Anda begitu dekat dengan kematian! Sayang, kesadaran seperti ini seringkali hilang seiring dengan berjalannya waktu. Kita mulai melupakannya, tenggelam dalam rutinitas, dan kembali ''tertidur'' sampai sebuah musibah lain datang kembali ''membangunkan'' kita. Persoalannya, kenapa kita sering berada dalam keadaan ''tertidur?'' Kita sering tertidur karena kita tidak berusaha menyelami diri kita sendiri. Kita tidak terbiasa berkaca, melihat ke dalam diri, dan melakukan refleksi. Kita ''bangun'' hanya karena terkejut, kemudian kita pun ''tertidur'' kembali. Memang, selama Anda tidak dapat menyelami diri sendiri, rutinitas dan keseharian Anda akan segera menutup celah untuk meniti ke dalam diri. Dan, peristiwa-peristiwa yang mengagetkan tadi akan segera terlupakan. Untuk melakukan perjalanan ke dalam, kita memang harus meluangkan waktu untuk merenung dan mengambil jarak dari kesibukan kita. Lihatlah diri Anda sendiri, dan tanyakan tiga pertanyaan penting: ''Siapakah aku?,'' ''Mengapa aku ada di sini?,'' dan ''Kemana aku akan pergi?'' Dengan menjawabnya Anda akan menemukan makna hidup ini. Dan, begitu menemukannya, Anda akan merasa tenang dan lapang. Anda dapat melihat dunia dengan kacamata yang berbeda. Dan yang pasti, Anda kini sudah benar-benar hidup! Manusia memang telah diciptakan dengan sempurna. Buktinya, semua perlengkapan yang kita perlukan untuk hidup bahagia sudah ada dalam diri kita sendiri. Bahkan, semua jawaban terhadap persoalan apapun sudah tersedia di sana.  Kekayaan batin yang kita miliki luar biasa banyaknya. Sayang, banyak orang yang tidak menyadari hal ini. Mereka sibuk mengumpulkan benda, uang, jabatan. Mereka menyangka akan lebih bahagia bila memiliki lebih banyak harta. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Mereka selalu merasa kurang.  Bahkan, semakin menumpuk kekayaan, semakin mereka ingin lebih dan lebih lagi. Orang seperti ini sesungguhnya adalah orang yang miskin. Orang ''kaya'' yang sebenarnya adalah mereka yang membutuhkan paling sedikit. Mereka sudah cukup puas karena telah menemukan kekayaan berlimpah di dalam diri mereka sendiri. Mereka benar-benar sadar bahwa permata yang asli terdapat di dalam jiwa kita sendiri. Semua kekayaan yang kita butuhkan untuk hidup bahagia sudah tersedia di dalam diri kita. Kalaupun kita masih membutuhkan hal-hal di luar itu, jumlahnya tidak banyak. Kalau Anda memiliki sandang, pangan, dan papan saja, itu sudah cukup! Bukannya saya hendak menghibur Anda, apalagi diri saya sendiri. Saya hanya mengatakan yang sebenarnya. Apa yang Anda miliki itu sudah cukup. Sangat cukup untuk hidup bahagia.  Ini bukan berarti kita tidak boleh mengumpulkan harta. Silakan teruskan usaha dan bisnis Anda. Mengumpulkan harta untuk dapat berbagi dengan orang lain adalah tindakan mulia. Tapi, jangan pernah lupa akan kekayaan yang tidak ternilai dalam jiwa Anda sendiri. Jarang ada orang yang kaya secara fisik dan masih memelihara ketentraman batin. Biasanya kesibukan dengan dunia luar membuat kita lupa pada dunia dalam. Banyak orang kaya yang sebenarnya sangat menderita. Orang-orang ini sering berpura-pura bahagia di depan kamera televisi. Padahal, mereka selalu resah dan dibayangi ketakutan sepanjang hidupnya. Kekayaan fisik sering membuat kita terputus dari sumber kebahagiaan yang sejati. Kita kehilangan akses dengan jiwa kita beserta kekayaan yang terpendam di dalamnya. Padahal, kekayaan ini tidak terbatas dan dapat Anda akses kapanpun Anda mau. Di dalam jiwa inilah bersemayam sumber segala kebahagiaan. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Membuka Pintu Hati

Sekelompok orang yang baru saja meninggal mendapatkan diri mereka sedang berdiri antre di depan gerbang akhirat. Sambil menunggu pengadilan Illahi, mereka mulai menanyai diri mereka sendiri mengenai perilaku mereka di dunia. ''Apakah dulu aku menjadi orang tua yang baik?'' ''Apakah aku berhasil mencapai sesuatu yang berharga dalam hidupku?'' ''Apakah aku rajin beribadah sepanjang malam?'' ''Apakah aku cukup berderma kepada fakir miskin?'' Dan, ketika akhirnya mereka sampai di gerbang, semua jiwa itu dihadapkan hanya pada satu pertanyaan, ''Seberapa besar kamu dulu mengasihi?'' Mengasihi orang lain adalah langkah pertama dari perjalanan panjang masuk ke dalam diri. Perjalanan ke dalam diri memang tak mudah. Banyak orang menyerah ketika baru memulainya. Kesibukan sehari-hari sering menjadi alasan. Tapi, penyebab sebenarnya bukan itu. Persoalan sebenarnya adalah pintu hati kita yang tertutup, bahkan terkunci. Ini membuat telinga kita tak mendengar dan mata kita tak melihat. Kita tak akan pernah dapat memulai perjalanan sebelum menemukan kuncinya, yaitu ''cinta dan kasih Sayang.'' Tanpa adanya rasa cinta pada sesama, pintu-pintu gerbang menuju kesadaran yang terdalam tak akan pernah terbuka. Agama-agama besar di dunia sebenarnya memiliki pesan tunggal: kasih sayang. Bahkan, Tuhan selalu dilukiskan sebagai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan bahasa yang berbeda semua agama selalu mengatakan: ''Sayangilah orang lain! Anda belum beriman sebelum mampu menyayangi orang lain sebagaimana Anda menyayangi diri Anda sendiri.''  Pernyataan diatas sungguh dahsyat! Ini benar-benar menjelaskan bahwa ukuran kemajuan spiritual Anda bukanlah pada seberapa rajinnya Anda beribadah kepada Tuhan. Esensi keberagamaan tidaklah ditentukan oleh banyaknya ruku dan sujud yang Anda lakukan, tetapi pada seberapa besar Anda mengasihi orang lain. Belajar mengasihi adalah sasaran kehidupan spiritual.  Salah satu cara praktis untuk mengembangkan sikap cinta kasih adalah dengan mulai menyadari akan penderitaan. Sadar akan penderitaan -- entah itu penderitaan kita sendiri atau penderitaan orang lain -- akan membuat hati kita melunak.  Mari kita mulai dengan sebuah cerita. Di sebuah SD seorang guru bertanya pada murid-muridnya, ''Siapa yang sudah sarapan pagi ini?'' Kira-kira separo murid mengacungkan tangan. Guru itu kemudian bertanya kepada anak-anak yang tidak mengacungkan tangan, ''Mengapa kalian tidak sarapan?'' Sebagian menjawab tak sempat karena sudah terlambat. Sebagian lagi mengatakan belum merasa lapar, ataupun tak menyukai sarapan yang disajikan.  Semua memberikan jawaban senada kecuali satu anak. ''Karena,'' jawabnya, ''Sekarang bukan giliran saya.'' ''Bukan giliranmu?'' tanya sang guru. ''Apa maksudmu?'' ''Dalam keluarga kami ada empat anak,'' ujarnya, ''Tapi, ayah tak punya cukup uang untuk membeli makanan supaya tiap orang bisa sarapan setiap hari. Kami harus bergiliran dan hari ini bukan giliran saya.'' Apa yang Anda rasakan ketika membaca kisah ini? Bagaimana pula perasaan Anda membaca berita mengenai Haryanto (12 tahun) yang hampir tewas gantung diri di rumahnya. Ia putus asa karena orang tuanya tak mampu memberikan uang untuk tugas sekolahnya. Padahal uang yang dimintanya hanya Rp 2500!  Orang-orang seperti ini ada di sekitar kita. Tapi, kadang-kadang kita tak bisa melihatnya karena mata kita tertutup. Yang sebenarnya tertutup adalah mata hati kita. Ini bisa terjadi karena hati kita dipenuhi oleh ego dan kepentingan kita sendiri. Kita terlalu banyak tertawa dan sibuk bergaul dengan orang-orang berpunya. Ini membuat hati kita tertutup.  Untuk menjalankan cinta kasih kita perlu memulai dengan mencintai diri kita, kemudian orang-orang terdekat kita. Lihatlah mereka dengan hati Anda. Bukankah orang tua Anda adalah orang yang rela mengorbankan hidupnya bagi Anda? Bukankah pasangan Anda adalah orang yang telah memilih menyerahkan hidupnya kepada Anda? Bukankah anak-anak Anda sangat mengagumi Anda dan merindukan kebersamaan dengan Anda? Bukankah pembantu Anda adalah orang miskin yang mengabdikan hidupnya untuk melayani Anda? Teruslah perluas dengan mengamati orang-orang di sekitar Anda. Mereka semua memiliki penderitaan dan tantangan masing-masing.  Seorang bijak pernah mengatakan, ''Ketika kamu melihat dirimu tidak berbeda dari orang lain, ketika kamu merasakan apa yang mereka rasakan, lalu siapa yang bisa kamu sakiti?'' Inilah cara menumbuhkan cinta. Kita semua sama karena itu jangan pernah menilai orang dari penampilan fisiknya. Tubuh bukanlah diri kita yang sebenarnya tetapi hanya sekadar 'sangkutan' dari jiwa. Jiwa itulah esensi manusia yang sejati. Tapi, merasakan baru merupakan permulaan cinta. Cinta yang sebenarnya haruslah diwujudkan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain. Ukuran cinta adalah pemberian, sekecil apapun bentuknya. Ibu Theresa pernah mengatakan, ''Yang penting bukan seberapa besar yang kita perbuat, melainkan seberapa besar cinta kasih yang kita sertakan dalam perbuatan kita.

Kesadaran Setiap Saat

Seorang lelaki yang telah bertahun-tahun belajar pada seorang bijak menemukan bahwa kunci hidup yang berkualitas adalah pada kesadaran. Intinya, untuk dapat menikmati hidup orang harus memiliki kesadaran setiap saat. Suatu hari ia mengunjungi si orang bijak. Karena hari hujan, ia memakai sepatu dan membawa payung. Ketika lelaki ini masuk, orang bijak berkata, ''Engkau meninggalkan sepatu dan payungmu di depan pintu bukan? Ingatkah engkau, payungmu kau letakkan di sebelah kanan sepatumu atau di sebelah kirinya?'' Lelaki itu tak dapat menjawab. Ia tak ingat letak yang sebenarnya. Ia langsung menyadari bahwa ia belum mampu membina kesadarannya secara terus-menerus. Maka, ia kembali berguru pada si orang bijak untuk mencapai kesadaran yang tak kunjung henti. Ada dua jenis kesadaran, kesadaran makro dan kesadaran mikro. Kesadaran makro adalah menyadari mengenai siapa diri kita, dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan kemana kita akan pergi.  Kesadaran mikro adalah kesadaran dalam keseharian kita. Di sini kita menyadari sepenuhnya apa yang sedang kita lakukan, pikirkan, dan rasakan. Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah Anda melakukan atau mengatakan sesuatu kemudian menyesalinya? Anda bahkan tak habis pikir mengapa Anda dapat melakukan hal tersebut.  Banyak permasalahan yang kita hadapi terjadi semata-mata karena kurangnya kesadaran pada saat kita melakukannya. Anda baru sadar telah bercanda tidak pada tempatnya begitu ada kawan yang merasa terluka, Anda baru sadar telah bertindak kasar setelah orang lain sakit hati. Anda baru sadar telah berbohong setelah hal itu menimbulkan masalah. Coba kita renungkan lagi dalam-dalam. Banyak masalah yang kita alami dalam hidup ini yang disebabkan oleh ketidaksadaran kita. Anda mungkin keberatan dan mengatakan, ''Tidak mungkin, semuanya saya lakukan dengan penuh kesadaran.'' Anda salah, Anda tidak sepenuhnya sadar pada saat melakukannya. Ada dua penyebabnya. Pertama, kita sering melakukan sesuatu secara otomatis. Saking rutinnya hal tersebut, kita melakukannya tanpa berpikir. Kita hanya bergerak seperti robot. Kedua, kita tidak menyadari perasaan apa yang muncul dalam diri kita setiap saat. Padahal perasaan inilah yang mendorong kita untuk melakukan berbagai tindakan. Menyadari perasaan yang muncul setiap waktu merupakan kunci keberhasilan kita dalam hidup. Anda harus mampu mengenali dan mendefinisikan berbagai macam perasaan yang datang silih berganti. Begitu Anda marah, sadarilah bahwa Anda sedang marah. Begitu Anda takut, sadarilah Anda sedang takut. Begitu Anda sedang tergoda, apakah oleh uang, kekuasaan, jabatan maupun wanita, sadarilah bahwa Anda sedang tergoda. Anda harus mampu menyadari perasaan yang timbul. Sadari dan akuilah perasaan itu. Ini namanya kesadaran yang tepat waktu. Dengan demikian Anda dapat membunuh ''monsternya'' selagi ia masih kecil.  Salah satu ukuran kemajuan spiritual kita adalah sejauh mana kita dapat menjaga kesadaran kita setiap saat. Inilah yang disebut mindfullnessyaitu hidup dalam kesadaran dan keterjagaan pikiran. Mindfulness membuat kita lebih fokus. Ini membantu kita memberikan perhatian pada apa yang tengah kita kerjakan persis pada saat kita mengerjakannya. Memberikan perhatian membuat kita hidup di dalamnya, serta menikmati dan mengapresiasi saat ini dalam semua kekayaan dan kedalamannya. Ini membantu kita benar-benar melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi Budha pernah ditanya, ''Apa yang Anda dan murid-murid Anda lakukan?'' Ia menjawab, ''Kami duduk, kami berjalan, dan kami makan.'' Si penanya kebingungan. ''Tetapi,'' lanjutnya, ''Bukankah setiap orang duduk, berjalan, dan makan?'' ''Ya,'' sahut Budha,'' Tetapi ketika kami duduk, kami sadar kami sedang duduk. Ketika kami berjalan, kami sadar bahwa kami sedang berjalan. Ketika kami makan, kami sadar kami sedang makan.'' Sederhana sekali bukan? Inilah cara termurah untuk dapat menikmati hidup yang berkualitas. Anda tidak perlu melakukan apapun. Yang Anda perlukan cuma satu: Menyadari! Kesadaran ini bukan hanya akan meningkatkan kualitas hidup Anda pribadi tetapi juga kualitas hubungan Anda dengan orang lain. Kunci hubungan baik dengan orang lain adalah pada kemampuan mendengarkan. Nah, dengan memberikan kesadaran penuh pada apa yang sedang terjadi Anda akan mampu menjadi pendengar yang baik. Anda akan menjadi orang yang menyenangkan karena dapat memberikan perhatian penuh pada lawan bicara Anda. Anda ingin mencobanya? Izinkan saya berbagi satu tips sederhana yang telah saya lakukan. Mulailah hari Anda lebih pagi. Berangkatlah ke tempat kerja sedikit lebih awal dari biasanya. Jangan terburu-buru, melangkahlah dengan penuh kesadaran, dan nikmati pemandangan di jalan yang Anda lalui. Bukalah semua panca indera dan rasakanlah keberadaan Anda. Anda akan banyak menemukan hal-hal yang baru dan percayalah, hidup Anda akan jauh lebih indah.

Bersabarlah, Tapi Jangan Mengurut Dada!

Bayangkan diri Anda sedang berada di dalam ruangan konser. Anda sedang asyik menikmati indahnya alunan musik ketika tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari ruangan itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu. Coba renungkan sebentar skenario di atas. Ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran. Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di ruangan konser, Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan Anda masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain. Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan seterusnya. Sabar sering diekspresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,''Bersabarlah menghadapi cobaan ini.'' Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan Anda mengatakan, ''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.''  Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran. Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup Anda. Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Apa yang terjadi kalau badan Anda di kantor tapi pikiran di rumah, atau sebaliknya Anda di rumah tapi pikiran di kantor? Saya yakin, Anda tak akan menikmati hidup. Dalam menjalankan pekerjaan, seringkali saya harus bepergian jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat itu saya sering merindukan keluarga di rumah. Dan begitu itu terjadi saya merasa stres dan kehilangan kesabaran. Saya ingin buru-buru pulang, dan kenikmatan melakukan pekerjaan pun hilang.  Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di jalan. Anda sering menjadi stres. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah di kantor, di tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah sepenuhnya apa yang sedang Anda alami.  Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang sedang menginjak pedal. Hidupkan musik kesukaan Anda, dan amatilah gedung-gedung yang menjulang tinggi. Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali. Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks.  Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu dan tempat yang khusus. Yang Anda perlukan cuma bersabar. Sabar berarti hidup di masa sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran kalau menunggu sesuatu? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya. Dalam suatu perjalanan ke Honolulu, perubahan jadwal penerbangan menyebabkan saya ''terdampar'' di lapangan terbang Osaka selama 12 jam. Awalnya saya stres memikirkan cara mengisi waktu yang panjang itu. Tapi begitu ingat rumus ini, kesabaran sayapun tumbuh kembali, dan saya begitu menikmati berjalannya waktu.  Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses. Kesabaran berarti menikmati proses tersebut. Anda tak bisa mendadak menjadi kaya, pandai, dan kompeten. Anda harus mau bersabar menjalani prosesnya dari ke hari. Dalam hal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang Anda tanam. Tak ada hal yang instant! Kalau Anda melewati prosesnya karena ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pandai. Anda melawan hukum alam, karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada suatu saat nanti. Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun karir dan profesi Anda, yang menyebabkan Anda berhasil bukanlah kepandaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa agama selalu mengatakan, ''Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar!'' Oleh: Arvan Pradiansyah, Dosen UI & Pengamat Manajemen SDMe-mail: probis@republika.co.id, faksimile: 021-7983623

Sukses Sejati

Penulis : Mien R. Uno Semua orang ingin hidup sukses. Anda pasti setuju, dan pasti juga menginginkannya. Rasanya ganjil jika ada orang yang mengaku tak mau mencapai sukses. Omong-omong apakah sukses itu? Sering kita mendengar orang menyebut bahwa seseorang sukses karena hidup berkecukupan. Misal, ia mempunyai rumah yang bagus, ada mobil di garasinya, dan tak hanya satu, anak-anaknya pergi ke sekolah yang terbaik dan seterusnya. Pokoknya orang sukses berarti memiliki semua yang diimpikan banyak orang-orang. Betulkah begitu? Sebab sering pula kita mengetahui mereka dan keluarganya yang telah mencapai kehidupan seperti itu ternyata tidak bahagia. Anda tentu bisa menyebut contohnya. Koran, radio, dan televisi kerap menjadikan ironi kehidupan mereka sebagai berita hangat yang dikemas menarik sebagai gosip. Maklum saja karena yang dianggap sukses lalu biasanya menjadi terkenal dan terpandang ternyata dalam kehidupan tak bahagia. Situasi itu dapat terjadi lantaran mereka begitu sibuk dan tersita waktunya untuk mengejar sukses materi sehingga kurang waktu untuk hubungan maupun komunikasi sosial. Atau, harta yang telah dimiliki dan ketenaran membuatnya lupa diri. Betulkah yang begitu adalah hidup sukses? Saya menganggap ihwal tersebut karena ingin membagikan dalil sukses yang saya dapat dari seorang teman. Menurut dia, sukses = A X B X C X D. Saya sempat tertegun ketika pertama kali dia memperkenalkan rumus ini. Saya pikir teman ini kok serius banget. Mentang-mentang orang teknik, segala hal ada rumus matematikanya. Tetapi rupanya menarik untuk disimak. ''Rumus ini memang perkalian bukan penjumlahan, karena dalam perkalian salah satunya saja tak ada atau nol, maka nol pula hasilnya alias bukan sukses,'' tuturnya. A adalah alat atau tunggangan kita menuju sukses. Maksudnya, dunia kecil yang Anda masuki dan dalami. Sebutlah bidang bisnis Anda, baik bisnis milik sendiri, boleh juga bisnis orang lain di mana Anda turut terlibat sekadar menjadi karyawan. B, katanya, adalah bekerja. Betul juga, mana ada sukses tercapai tanpa kerja. Apa yang bisa kita dapat kalau cuma berdiam diri saja. Apalagi bagi kita yang orang biasa sudah tentu harus bersaing untuk mendapat kualitas kehidupan yang baik. Sedikit sekali di dunia ini orang beruntung yang sejak lahir sudah bergelimang harta warisan. Tetapi, sebanyak apapun yang dimilikinya tentu mulanya adalah hasil kerja keras orang tuanya. C adalah cita-cita. Benar, teman tadi menyebut cita-cita sebagai salah satu faktor penting untuk sukses. Cita-cita juga berarti mimpi. Untuk apa Anda giat bekerja setiap hari? Anda bisa mempunyai sederet jawaban. Paling sederhana tentu untuk memperoleh peghasilan untuk menghidupi keluarga. Namun mimpi Anda pasti tak sampai di situ. Mungkin Anda mengincar promosi pada suatu waktu tertentu. Mungkin juga Anda ingin pekerjaan Anda bisa membawa manfaat orang banyak, atau Anda bekerja demi masa depan anak-anak agar punya kesempatan yang jauh lebih hebat dari bapak-ibunya. Cita-cita, keinginan, dan mimpi itu gratis. Anda boleh bercita-cita apa saja dan tak akan ada yang bisa mencurinya. Namun mimpi yang disarankan adalah yang tak muluk-muluk sehingga sulit dicapai. Sebaiknya mimpi Anda konkrit dan dapat diilustrasikan. Misalnya, dalam tempo tiga tahun membeli rumah yang lebih besar dan wah, mobil model tertentu bahkan naik haji di tahun depan. ''Ini serius,'' kata teman tadi ketika menjabarkan tentang perlunya cita-cita dan mimpi. Dia benar karena memang benda apapun yang terjadi di depan kita awalnya tercipta dari mimpi. Apa jadinya kalau Bell tak bermimpi dapat bicara dengan orang yang berada jauh dari lokasi dia. Lalu apakah D? Nah! Ini yang menarik dan klop dengan masa-masa kita yang sedang banyak mengisi waktu dengan ibadah mumpung sedang puasa Ramadhan. Yang dimaksud D ternyata doa. Kita jelas setuju dengan itu. Kita sama-sama paham bahwa sehebat-hebatnya perusahaan tempat kita bekerja dan sekeras apapun kita bekerja, mimpi yang sebesar apa juga tak akan menjadi nyata bila Yang Maha Kuasa belum mengabulkan. Karena sebaiknya memang untuk menuju sukses kita melibatkan Tuhan. Bentuknya berupa doa dan ibadah yang lain. Jangan sampai sukses kita menjadi nihil karena kita tak melengkapi doa seperti rumus sukses tadi. Kalau kata ahli gizi dan kesehatan bagaimana Anda adalah apa yang dimakan, dan kata orang bijak Anda adalah apa yang dibaca, maka di sini kita mungkin bisa katakan apa yang capai adalah bagaimana upaya dan doa Anda sendiri. Sukses bisnis Anda adalah buah kerja Anda mewujudkan mimpi dan doa Anda. Dan, itulah sukses yang sejati.

Pemain Tim

Kita ini saling bergantung. Tidak mungkin salah satu dari kita mampu mengingkarinya. Begitu pula, kita tidak dapat menghindari perubahan yang memang akan terus menghampiri. Sebab, ketergantungan di antara kita maupun perubahan yang selalu terjadi sudah merupakan kodrat. Seiring perubahan itu, hubungan ketergantungan kita pun berganti wujud. Persis seperti telepon genggam yang semakin membuat hidup kita praktis. Mulanya berukuran besar dan hanya dapat digunakan untuk berkomunikasi lisan. Tetapi tidak lama kemudian ukurannya menjadi jauh mengecil dan lebih canggih fungsinya sehingga menjadikan kita dapat berkirim teks (short message service), lalu berubah lagi mampu mengirim suara, teks sekaligus foto (multimedia message service), dan entah bagaimana nantinya. Perubahan yang tidak kalah hebat semacam itu juga berlangsung pada pola saling ketergantungan kita dalam dunia kerja. Polanya kini berupa sebuah tim, dan tidak lagi situasi ''atas-bawah,'' berlaku rumus bahwa yang di atas selalu dominan terhadap yang bawah. Tim (team) merupakan kumpulan sejumlah orang yang saling berkolaborasi dan berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Mereka datang dari aktivitas berbeda dan, yang menarik, masing-masing bersedia menyumbang sesuatu dari sudut latar belakang aktivitasnya tadi untuk kepentingan bersama. Gampangnya, Anda bayangkan saja kumpulan dokter yang mengoperasi seorang pasien. Di sana ada dokter spesialis penyakit yang diderita pasien, dokter bedah, dokter anestasi (anesthesiologist), perawat, dan teknisi lain yang saling memberikan kemampuan terbaiknya demi satu maksud, yaitu kesembuhan sang pasien. Anda juga dapat membayangkan sebuah kesebelasan yang selalu berusaha menang dalam rangkaian liga sepakbola. Di lapangan terlihat para pemain seperti berbagi area dan memberi umpan yang pada akhirnya sampai kepada sang ujung tombak untuk menciptakan gol. Intinya, sebuah tim terdiri atas sejumlah individu yang bergabung dan memiliki komitmen yang sama. Karena itu, masing-masing anggota haruslah bersedia membuka diri dan melebur untuk bersama menyusun rencana kerja, berbagi tugas saat pelaksanaan, dan memberi penilaian pekerjaan bersama-sama pula. Anda tentu tahu apa yang terjadi pada pasien jika ada satu saja individu dalam ruang operasi tidak memegang teguh komitmen. Anda pun mengerti apa yang akan terjadi jika satu orang saja pemain dari sebuah kesebelasan tidak patuh pada perannya di lapangan. Biasanya suatu tim dipimpin oleh salah satu dari mereka. Namun, model kepemimpinannya bukan sebagai atasan yang dominan memberi perintah dan siap dengan hukuman bagi pelanggaran oleh bawahannya. Sebagai pemimpin tim dia lebih berlaku sebagai fasilitator dan ''pembina'' (coach). Tim bukanlah kumpulan orang-orang yang bekerja di bawah seorang pengawas. Bedanya, paling tidak seperti yang telah terungkap, yakni pada komitmen, penentuan, dan bagaimana menyusun pekerjaan dan gaya kepemimpinan. Beda lainnya terlihat pada saat mereka rapat. Semuanya berpartisipasi dan tidak ada pembicaraan satu arah. Mereka saling berbagi informasi dan tidak terasa ada persaingan satu sama lain. Dengan kata lain, tim merupakan peleburan dari sejumlah orang. Namanya juga melebur, maka tidak satu pun yang boleh menonjol apalagi sengaja menonjolkan diri. Sebab, yang dikedepankan tim adalah hasil kerjanya. Makanya, kerap sebuah tim berantakan karena invidunya ada yang tidak mampu rendah hati, menghargai, dan bersepakat. Dalam tim bukannya tidak ada beda pendapat atau adu argumentasi. Sebaliknya, tim yang baik justru subur dengan hal-hal demikian. Namun, karena sifatnya melakukan segala sesuatu bersama-sama sejak perencanaan, implementasi, dan pengawasan, maka yang dinyatakan ke luar adalah hasil bersama itu. Anggota tim boleh dan dapat saja memberikan tentangan dan suara yang berbeda dengan yang lain. Tetapi, itu dilakukan dalam pertemuan internal. Satu saja dari anggota membuka perbedaan atau rasa tidak puasnya ke luar tim, maka pekerjaan tim tidak ada artinya dan hanya membuang-buang waktu percuma. Jika Anda berada dalam tim, maka Anda bukan sedang berhadapan dengan rival dan siap berkonflik. Sebaliknya Anda mesti mampu memberikan yang terbaik dari sisi Anda dan terbuka pada pandangan rekan Anda. Sebab, jika tim diibaratkan sebagai tubuh, maka Anda adalah salah sisi saja dari bagian tubuh yang saling melengkapi dengan sisi yang lain. Sulit bagi tim jika ada anggota yang bersikap negatif. Bila tergabung dan menjadi pemain tim Anda mestinya beruntung karena memasuki lingkungan positif dan saling mendukung, saling berbagi, dan saling menyesuaikan diri. Selain itu Anda akan semakin kaya wawasan dan dapat memetik hikmah pengalaman orang lain, serta banyak lagi. Singkatnya, semangat tim dapat kita sebut dengan mengutip kalimat tiga serangkai dalam cerita The Three Musketeers. One for all, all for one. Satu demi semua, semua demi satu.

Sunday, 4 December 2011

Katakan Gak Cinta

Teenagers, fenomena dan liku-likunya memang lumayan sedap untuk dinikmati. Bagi orang-orang yang bertujuan meraup keuntungan, mereka adalah pasar yang sangat produktif. Hal ini udah jadi rahasia umum. Dimana ada momen yang disetting dengan latar belakang remaja, pasti laku keras. Teenagers, fenomena dan liku-likunya memang lumayan sedap untuk dinikmati. Bagi orang-orang yang bertujuan meraup keuntungan, mereka adalah pasar yang sangat produktif. Hal ini udah jadi rahasia umum. Dimana ada momen yang disetting dengan latar belakang remaja, pasti laku keras. Kalo dulu, acara-acara bertajuk remaja seperti “Expressi”, “Planet Remaja”, atau “Kamar Kita-kita hanya mengupas seputar kehidupan remaja secara umum, misal gadang-gadangin acara band sekolah, kegiatan fashion, dan tips-tips buat remaja. Sekarang hal itu nampaknya udah ketinggalan pesawat.  Media masa kini lebih berani. Mereka menghujam deras ke jantung remaja kita. Sampe kita nggak berkutik. Remaja udah jadi centre of intelegence alias sebuah objek yang enak untuk dimata-matai. Nggak tanggung-tanggung kehidupan personal remajapun diekspos. Media elektronik, terutama televisi, yang emang mudah dalam visualisasi dan dekat dengan pemirsanya, langsung terjun menyelami pribadi remaja. Individu remaja disorot. Mulai dari kebiasaan harian hingga problema cintanya. Nah dari sini nih masalah pasti ada…  Memang cinta di masa remaja nggak ada pangkal dan ujungnya. Logo hati merah alias cinta kembali diusung. Rame-rame stasiun televisi ngeborong alur acara yang seragam. Ibarat sesama tetangga yang saingan masalah harta benda. Tetangga yang satu nggak rela kalo sebelahnya beli BMW, akhirnya dia beli Mercy, meski kreditnya 32 tahun. Mama Sinchan nih ye…  RCTI punya “Katakan Cinta”. Cerita reality show ini menjadi fasilitator atau Mak Comblang, buat remaja yang kagok ngomong blak-blakan I love you sama si dia. I love you jadinya I lap you….alias aku pengen ngelap kamu. SCTV juga bikin “Harap-harap Cemas (H2C)”. Istilahnya detektif jadi-jadian. Disewa untuk ngawasi sang pacar, apa sih maunya, dan setia apa nggak sama sang klien. Stasiun yang sama juga nggebyar “Jaringan Kabel”. Semacam paranoid-nya cinta SMA. Sumpeh lho…kita ngasih info kayak gini, bukannya biar sobat penasaran, trus pengin nonton tayangan itu. Tapi kita cuman ngasih tahu kalo tayangan macam gitu kudu dimasukin dalam daftar “gak layak tonton”. Sobat..tahu, kenapa? Karena… tontonan itu nggak bisa nyelesain masalah…tapi malah bikin masalah ! Catet ya ! Lagi-lagi Masalah… Lalu apa masalahnya? Gini frend… yang namanya masalah remaja sekarang numpuk seperti gunung es. Kecil di atas, tapi besar di dalam laut. Hanya saja sekarang yang kita prihatin…koq bisa-bisanya mereka (para remaja) nggak risih kalo kehidupan pribadi mereka jadi bahan tontonan umum. Nggak seharusnya mereka obral ke semua orang kalo mereka punya sisi pribadi yang negatif. Sobat, ngerti kan etalase toko. Nah apa yang kamu lihat di sana, pasti barang-barang yang bagus dipajang. Nggak bakal etalase toko majang celana zaman Flinstone, atau baju yang nggak pernah dicuci. Ya…nggak bakalan laku. Bangkrut. Trus tutup. Tapi uaaneehnya, remaja yang nongolin masalah pribadi mereka di televisi nggak ragu sekalipun harus menunjukkan barang-barang rongsokannya di etalase toko. Anehnya lagi, mereka nggak malu, bahkan tontonan mereka jadi hobi baru buat muda-mudi metropolis.  Kehidupan pribadi nggak selayaknya dipertontonkan. Jangankan yang negatif. Kadang-kadang kita sendiri kudu waspada dengan yang positif. Mengapa? Biasanya kepibadian dengan sisi positif yang diekspos membuat si empunya besar kepala lagi sombong. Tapi sisi negatif bila diekspos akan lebih parah akibatnya. Bukan hanya bagi yang punya, tapi bakal ngefek juga buat yang nonton. Bisa-bisa pribadi negatif tadi jadi referensi alias rujukan tingkah laku dia. Ingat frend…keburukan pada umumnya lebih mudah nyebar dan nular daripada kebaikan. Betul ? Butuh contoh…Pada salah satu episode “Katakan Cinta”, seorang cowok rela seluruh tubuhnya ditato tulisan puisi yang menyanjung cewek targetnya. Nggak cukup di situ. Dia juga mencukur rambutnya dan membuat motif hati di tengah-tengah kepala. Belum cukup juga…dia rela membaca puisi cinta dengan loudspeaker di tengah jalan, di depan cewek tadi. Nggak cukup lagi, ibarat Romeo yang merayu Juliet, dia mendatangi cewek tadi dan memberikan bunga mawar merah, ditambah aksi bersimpu dan tangan menengadah. Ingat lho…dia melakukannya di tengah-tengah jalan yang lagi full lalu lalangnya orang. Hasilnya …dia ditolak mentah-mentah. Apa dia malu? Nggak tahu tuh…malunya ditinggal di mana…. wah barangkali malunya udah di buang di tong sampah !! Rongsokan dong !?! Kejar Daku Kau Kutembak Melalui kasus tadi, ada sih beberapa alasan yang disebutin ama temen-temen kamu soal tembak-menembak lawan jenis. Alasan ini mau dibilang kuno ya…ya, tapi kalo dibilang modern ya..nggak sama sekali. Kenapa? Masalahnya alasan itu terus aja sama, mulai zaman baheula hingga zamannya ula-ula inja, nggak ada variasinya. Maunya sih pilih-pilih cowok atau cewek idaman, tapi bukan soal cari-mencari, nggak komplet rasanya. Butuh tantangan lebih. Kurang bisa menjiwai.  Secepat kilat, kata-kata indah pun meluncur deras. Tatapan dan kerlingan mata mengikuti syahdunya syair. Apalagi rayuannya…aduh bikin nggak kuku. Gimana nggak, khususnya yang cewek kalo udah dibilang wajah seindah bulan purnama, rambut sehitam batubara, dan bibir semungil biji kurma, udah.. alamat jiwa pun terpikat. Sorry buat yang cewek. Simpati nih ye…Apa sih alasannya? Ingat nih ya..soalnya kamu nggak bakal nemukan ini di pelajaran sekolahmu. Dan inget juga, alasan ini hanya sekedar alasan yang umum diberikan. Bukan hal yang baru buat kamu. Sebenarnya jawaban ini cuman dibuat-buat aja sama mereka yang gemar tembak-menembak lawan jenis, karena mereka juga sejujurnya belum punya komitmen untuk terikat dengan lawan jenisnya. Alias just having fun….ya..just having fun. 1. PenjajakanEit…bukannya penjajahan lho, walau nanti ujung-ujungnya juga kesana. He..he sorry buat yang pacaran…niat kamu udah kebongkar. Alasan penjajakan ini paling sering kamu temukan. Knapa? Nggak salah sih, katanya penjajakan itu awal dari keberhasilan memilih lawan jenis yang mau dijadikan pendamping hidup. Nah…bila udah dijajaki, mereka punya harapan besar kalo calon target operasi mereka bakal setia…ya kurang lebih sekitar 60% - 70%. Makanya mereka akan berani menembak dalam waktu dekat. Kalo udah sip, ya..apa yang ditunggu. Tembak…dan si dia pun takluk. Ye…kata siapa, nggak kebalik tuh. Justru penjajakan semacam itu nggak akan mendapatkan calon pasangan yang setia. 60%, 70% bahkan kita haqul yakin 90%, calon pasangan yang dia jajaki tadi nggak bakal one heart. Why? Kembali ke prinsip dasar menembak. Pertama, biasanya nggak cowok nggak cewek sama aja, dia ngeliat fisik lawan jenisnya. Padahal fisik mudah sekali berubah. Bayangin kalo besoknya, target operasi tadi tabrakan dan wajahnya ringsek, sang sniper nggak akan noleh lagi. Tul..nggak. Kedua, penjajakan itu hanyalah sebatas having fun…noleh sana…noleh sini. Nggak ada habisnya. Nggak heran kalo dalam masa penjajakan ini banyak pribadi yang bakal dikorbankan….nggak cuma satu, dua atau tiga lawan jenis yang dikibulin, untuk memenuhi kepuasan dari sang sniper alias penembak jitu. Buktinya ? Jelas ada dong. Beny misalnya cowok asal Universitas Surabaya, berani nembak tiga cewek sekaligus. Seperti yang dilansir Deteksi Jawa Pos, dia punya alasan persis seperti yang kita bilang. Satu ceweknya sejati dan dua adalah semacam Sephia yang masih berstatus SMA. Kasiyan deh SMA… “Aku nggak tahan sih, abis cinta abis….toh aku melakukannya hanya untuk selingan.” Gitu ujarnya (JawaPos, 27/11/03). Kebukti kan… kalo kamu Penjajah, orang macam gini pantas disebut BEDEBAH !!! 2. Biar nggak salah pilihAlasan ini juga umum dipake. Seseorang nggak akan segan-segan nembak lawan jenis yang diyakini mampu meredam kepiluan hatinya. Ciele..dapet kata-kata darimana mas? Terus setelah itu apa? Akhir-akhirnya ya…pacaran. Selami hati…dan mengetahi apa-apa yang sebenarnya ada di dalam diri lawan jenisnya. Biar tahu kelemahan dan kesamaannya. Supaya nanti kalo bener-bener jadian nggak salah pilih. Hmm…kata siapa non. Justru seseorang yang berani ngomong macam itu, berarti nggak punya konsep hidup yang jelas. Mengapa? Ya…Orang yang udah dewasa, nggak akan main-main dalam hidupnya. Orang yang cerdas nggak akan pilih sana…ambil sini….Kalo emang seseorang pengen nggak salah pilih, dia kudu berani melamar lawan jenisnya, nikah dan ambil tanggung jawab penuh…Wah kalo itu sih belum siap Mas…Ya jangan pacaran to….Beras nggak akan jadi nasi kalo belum waktunya. Lagi-lagi nanti pasti ada korban lain yang akan berjatuhan. STPDN kali… Nah…dua alasan kuno tadi paling sering kita jumpai pas ketemu sama orang-orang yang menyatakan dirinya udah mumpuni dalam pergaulan. Sayang…alasan itu hanyalah klise. Orang-orang yang pacaran nampaknya belum menyadari hal itu. Kenapa? Belum baca Islamuda sih…Atau mereka udah tahu, tapi pura-pura nggak nge 

Hadiah Cinta Untuk Melati"

oleh : Ratnadewi Idrus  Bergaullah dengan mereka (istri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An Nisaa' 4:19) Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah, Bab Husnu Ma'aasyaratun Nisaa' Aisyah mengabarkan bahwa Rasulullah Saw pernah berkata, "Yang terbaik di antara kamu ialah yang terbaik terhadap istrinya, dan saya adalah orang yang terbaik terhadap istri saya".  ***** Dari yang pernah dan akan s'lalu mencintaimu. Berulangkali kubaca untaian kata di kartu lebaran yang menutupi parcel itu. Tanpa nama!, Siapa gerangan yang mengirimkannya? aku tak sabar membuka isinya. Seketika aku terkejut!, karena semua yang ada di dalamnya adalah sesuatu yang kuimpikan selama ini!. perasaanku tak menentu, Ya Allah.. bagaimana jika suamiku tahu?! betapa Engkau Maha Menyaksikan bahwa selama ini aku senantiasa menjaga diri.  Kemarin malam kami sempat berselisih paham, bahkan sempat bertengkar hebat! itu merupakan peristiwa pertama dalam sejarah perkawinan kami!, seharusnya hal itu tak boleh terjadi. Aku menyesal atas kesalahanku!.. oh suamiku.. maafkan aku!. Kemudian aku bergegas mengambil wudhu, shalat dan mengaji, selalu itu yang kukerjakan jika tak mampu mengatasi diri. Berdo'a dan memohon bantuan Ilahi Rabbi.  "Assalaamu'alaikum warahmatullaah..". suara yang tak asing lagi menyadarkanku, aku beranjak membukakan pintu, seraya membalas salamnya. Tak ada rona kemarahan lagi di sana, melainkan senyum ketulusan. Tiba-tiba ia membalas pandanganku, jadi malu!.. "Ada apa Ummi Syifa?" sapanya ramah, Syifa adalah nama anak kami yang diberikannya sebagai do'a agar kelak tumbuh menjadi seorang dokter wanita yang selalu ikhlas mengobati hamba Allah yang membutuhkan pertolongan. Aku jadi salah tingkah, terbata-bata aku berkata padanya, "Abi Syifa ja..ngan ma..rah ya..?!". Sejenak kutinggalkan ia, bergegas mengambil sesuatu yang sedari tapi menghimpit bathinku. Tiba-tiba air mata ini mengalir, hari ini aku sensitif sekali. Tetapi.. kenapa Abi Shifa tersenyum?, aku bingung!. "Sengaja kukirim kejutan itu untukmu, sayang.. sebagai tanda syukurku pada Allah atas kebersamaan yang telah kau berikan selama ini. Aku sadar kita hanyalah sepasang insan yang punya keterbatasan!. Kekurangan bukanlah suatu cela melainkan celah yang harus kita perindah dengan melengkapinya supaya sempurna guna mewujudkan sorga kecil kita. Atas dasar Cinta pada Allah! kita tak akan pernah lelah membinanya!". Tangisku semakin deras, ungkapan kebahagiaan namanya, ternyata bingkisan indah ini dari suamiku sendiri!, betapa sayangnya Allah telah menganugerahiku seorang pendamping hidup yang berakhlak mulia!, dalam hati aku bertekad menyempurnakan diri, menjadi wanita shalehah di dunia ini!. "Jazakallah suamiku!" Kuciumi tangannya seraya mendekap lembut pemberiannya. Seperangkat pakaian shalat dan gaun muslimah hijau yang indah, Subhanallah.. betapa bahagia hatiku, ia memberikanku hadiah Cinta di penghujung Tahun ini, Nisa..!". Nisa tersenyum mendengar cerita Gayatri (sahabatnya), turut merasakan kebahagiaan Melatinya. Memang tiada ada wanita sempurna di bumi ini!, namun perhiasan yang terindah itu adalah wanita yang shaleh, yang taat pada Allah dan suaminya. Demikian pula sebaliknya, laki-laki yang terbaik itu adalah yang paling baik terhadap istrinya!. Selamat menerima hadiah cinta, Melati!, Semoga yang masih sendiri akan dianugerahi-Nya kejutan yang tak terduga-duga!. Apakah itu?! Hmm.. Suami yang berakhlak Qur'ani!,

Darimana Datangnya Pacaran?

 Yang jelas datangnya bukan dari sawah turun ke kali. Ide pacaran bisa diemban siapa saja, mulai dari ABG sampai kepada orang tua pun bisa mengusungnya, meskipun bentuk dan implementasinya beda satu sama lain. Pacaran atau bahasa kerennya free sex, atau seks haram tidak dikehendaki oleh Islam. Namun kalau kita melihat ada sebagian yang masih menjujung tinggi nilai-nilai pacaran (baca : mengagumi), sebenarnya mereka salah dalam pengimplementasian cinta. Cinta, lima kata itu, memang kadang membuat dilema, betapa tidak karena cinta itulah akhirnya ABG atau siapa saja mulai siap memasuki dunia pacaran.  Cinta itu sendiri adanya pada diri manusia adalah natural/alamiah, merupakan pemberian dari Allah sebagai potensi kehidupan bagi manusia, yang merupakan perwujudan dari naluri manusia berupa naluri untuk meneruskan keturunan (gharizatul nau). Adanya cinta pada diri manusia tidak akan dihizab, sebab itu adalah qadha' (keputusan) Allah, orang ingin bercinta itu wajar/normal, sebab dalam dirinya memang ada naluri itu. Tapi yang akan dihizab oleh Allah adalah kemana si empunya naluri menggerakkan naluri dan kepada siapa diberikan cinta itu. Oleh sebab itu Islam sendiri sebagai dien yang fitrah bagi manusia, tidak melarang orang yang mempunyai cinta, tapi perwujudan dari cintanya itu yang akan diatur oleh Islam, dan aturan Islam oleh Allah, sendiri memang sudah pas untuk "porsi" manusia, sehingga syara' menetapkan aturan tertentu dalam mewujudkannya sehingga perbuatan seorang muslim diharapkan tidak menyimpang dari aturan syara. Jadi Islam tidak melarang cinta itu sendiri tapi perwujudan dari cinta itu yang diatur (dilarang dan dianjurkan).  Yang dialami oleh para pengusung ide pacaran itu adalah kesalahan dalam mewujudkan cinta itu. Dimana sebenarnya cinta yang merupakan alamiah pemberian dari Allah oleh pacarawan dan pacarawati diselewengkan, artinya pada orang yang pacaran itu ada unsur tidak wajar terjadi disitu, yaitu unsur paksaan, memaksakan cinta yang sebenarnya fitrah itu kepada seseorang yang dianggap dicintanya, meski sesungguhnya orang yang katanya dicintainya itu tidak dicintainya, akhirnya karena ada paksaan dari dirinya atau dari luar dirinya akhirnya cinta itu jadi ada tapi berupa paksaan, seperti pepatah jawa "tresno jalaran saka kulino" (cinta itu datang karena keseringan/paksaan)  Ketidakwajaran yang lain dari cintawan dan cintawati yang mewujudkan cintanya lewat pacaran adalah menjadikan orang yang dicintainya sebagai tujuan, sehingga apa saja yang terjadi dengan cinta adalah pacaran jawabannya. Orang yang sedang merasakan falling in love ditambah lagi first love cenderung mengindahkan sesuatu yang sebenarnya tidak indah, mengenakkan sesuatu yang kadang tidak enak, sehingga bisa saja taek kucing rasa coklat. Orang yang bercinta dan berwujud dalam pacaran akan cenderung buta "love is blind" ungkapan semacam itu sering muncul, apa yang terjadi selanjutnya adalah ATLANTA (aku terlanjut cinta), sehingga karena atlanta itulah, akhirnya rela diapa-apakan sama si pacarnya, buktinya ? banyak sekali buktinya. Yang terjadi sekarang adalah orang cenderung menyalahkan cinta itu sendiri, tapi pacaran itu sendiri masih mengalami kerancuan dalam definisi bahkan dilegemetasi seperti sinetron "PD" dan sinetron lainnya agar terasa pacaran itu diperoblehkan dalam Islam.  Ada yang mengambil pacaran sebagai jalan untuk mengenal lawan jenisnya yang entah nanti diteruskan dalam bentuk keluarga atau tidak, artinya bisa saja orang pacaran karena ingin menguji pacarnya apakah dia setia/ cinta atau tidak, lalu akhirnya terjadilah hamil diluar nikah. Kalau sudah begitu orang tua juga akhirnya kalang kabut, ada orang tua yang diam dengan pelecehan seksual tersebut, mungkin sebab malu, karena anak yang diharapkan bisa ikut membantu orang tua meringankan bebannya dengan tidak pacaran malah justru terjadi trouble maker semacam itu. Ada juga ortu yang karena takut akhirnya tidak melaporkan kejadian itu pada yang berwajib, takut diancam keluarga si pemerkosa atau takut justru nanti anaknya malah gila atau stres karena ada tekanan dari masyarakat. Ada juga ortu yang karena ketidaktahuan akhirnya membiarkan masalah itu terjadi begitu saja, kalaupun nantinya anaknya melahirkan dari hubungan seks haram itu ya tetap saja dibiarkan hidup tanpa ada resiko sama sekali tentang hukuman yang bakal diterima si pezina, nah yang seperti ini diidap oleh ibunya Dini yang diperankan Lydia Kandow.  Apa Alasan Remaja Berpacaran?  Sebut saja Rendy, anak laki juragan kambing yang tinggal di perumahan elit kota ini. Wajahnya cool,badannya tegap dan berotot. Dengan penampilannya seperti ini, Rendy jadi idola di sekolahan. Jangan heran kalo pesonanya itu bisa membuat puluhan anak cewek merasa kudu bersaing untuk mendapatkan cintanya. Cinta dari seorang pria yang nyaris sempurna. Tentu,kalo kesempurnaan manusia hanya diukur dari bentuk luarnya; tubuh, wajah, dan pakaian yang membalut kulitnya. Tampang Rendy memang oke. Dengan kata lain, cowok putih manis ini punya semacam bargaining power(cieee..), untuk bisa pasang pesona. Artinya, nggak malu-maluin kalo berlomba untuk jual pesona dengan anak cowok lain. Boleh dibilang, Rendy memiliki segalanya; wajah kece, bodi keren, pakaian oke punya, dan duitnya kayak nggak pernah abis. Lihat aja dompet doi tebel terus. Maklum, bokapnya tajir banget sebagai jurkam alias juragan kambing.  Seperti kebanyakan remaja lainnya, Rendy juga udah berani deket-deketan ama anak cewek. Maksudnya tentu bukan deket-deketan kayak lagi naik angkot, tapi doi udah berani nge-date. Nah, gebetan Rendy ternyata keren juga, Non. Lolita, nama anak gadis itu. Ia emang kesengsem berat ama Rendy. Pun sebaliknya, Rendy juga ngebet banget pengen jadian sama Lolita yang emang teman satu sekolahnya. Klop. Jadilah, dua insan lain jenis ini mengukir kisah cinta. Dengan latar belakang kehidupan yang nyaris kayak dalam cerita novel atawa sinetron, Rendy-Lolita jadi favorit di sekolah. Akhirnya, atas keputusan beberapa orang teman sekolahnya, mereka dinobatkan sebagai pasangan paling romantis tahun ini. Pokoknya, kalo ada anak sekolah yang mau seru ama pasangannya, buatlah seperti contoh; Rendy-Lolita.Sampai suatu ketika, pasangan "favorit" ini bubar.  Apa sebab? Lolita hamil dan Rendy nggak mau bertanggungjawab. Lolita bingung, sebab ia harus memilih di antara dua pilihan sulit baginya; membesarkan anaknya dengan risiko putus sekolah dan menanggung rasa malu atau, melakukan aborsi dengan risiko bagi keselamatan dirinya dan untuk melakukan itu ia sudah tahu hukumnya, dosa. Akhirnya, setelah mikir beribu kali, Lolita memutuskan untuk mengaborsi makhluk kecil yang tak berdaya itu. Mungkin karena pertimbangan bahwa ia musti meneruskan sekolah dan biar nggak malu. Sementara Rendy, ternyata doi bukanlah tipe lelaki jentel. Buktinya, doi berlepas tangan, bahkan konon doilah yang membujuk Lolita supaya melakukan aborsi. Alasannya, doi kudu lulus sekolah, kudu bisa kuliah, dan yang pasti memang belum siap jadi ortu. Nah, lho.  Inilah satu kisah tragis akibat pacaran. Masih banyak kisah serupa yang berawal dari hubungan haram ini. Seperti yang udah banyak disinggung di buletin ini.Kita nggak pernah bosen untuk ngingetin, bahwa pacaran itu adalah pintu menuju zina. Hampir di setiap kesempatan kita juga mengkampanyekan, bahwa pacaran adalah perbuatan haram dan wajib dihindari oleh setiap orang yang merasa dirinya Muslim. Pacaran adalah sarana menuju seks bebas. Iya kan? Sebab pacaran sendiri adalah gaul bebas, maka biasanya ada hubungan yang sangat erat, dan nggak heran kalo kemudian melakukan seks bebas. ih?  Hubungan Rendy-Lolita yang kelewat hot dalam kisah fiktif di atas akhirnya berbuah malapateka. Yang rugi keduanya dan kedua ortunya. Udah gitu, dampak sekunder akibat gaul bebas ini makin tambah runyam; aborsi,kekacauan nasab (garis keturunan), dan penyakit menular seksual. Ih, serem amat ya? Sekadar tahu saja, korban-korban akibat seks bebas yang kena PMS ini sudah ada sejak dulu. Bahkan orang-orang top di jamannya; seperti gerombolan Columbus, Julius Caesar dan Cleopatra VII, Raja Charles V, Charles VII, Raja Henry VIII, lalu Edward VI, Peter Agung, Katarina Agung, hingga Benito Mussolini, Napoleon Bonaparte, dan Adolf Hitler adalah tokoh-tokoh dunia yang terkenal sebagai penderita penyakit kotor sipilis dan gonorhoe. Juga bisa ditunjuk hidung rombongan selebritis Hollywood macam Brad Davis, Rock Hudson, Fredy Mercury, Tony Richardson, dan Ian Charleson. Mereka koit dihantam AIDS.  Itu sebabnya, tradisi jahiliyah ini mesti digugat keberadaannya. Sudah saatnya budaya yang lahir dari peradaban rusak ini diboikot, bahkan seharusnya dihilangkan dari daftar pergaulan muda-muda Islam. Jangan sampe kejadian serupa menimpa adik-adik kita yang mulai beranjak remaja. Pokoknya harus dihilangkan dari benak remaja Islam.  Ya, untuk selamanya. Pacaran di mata remaja Banyak teman remaja yang kalo ditanya tentang alasan mereka berpacaran acapkali memberikan alasan seperti ini: pacaran bisa meningkatkan semangat belajar; pacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan alias bikin hidup lebih hidup; pacaran juga untuk mengetahui pribadi pasangan dari yang dicintainya supaya kalo jadi nikah nggak perlu ragu-ragu lagi; pacaran pun diyakini bisa membawa rejeki nomplok (ih, matre amat?); bahkan ada yang mengaku sekadar iseng doang. Alasan lainnya, ada yang mengakui bahwa pacaran adalah jalan terbaik untuk menemukan cinta sejati alias bisa memilah dan memilih siapa pasangan yang memang oke punya (emangnya sepatu?). Dan seabrek alasan lainnya.  Mari kita bahas alasan-alasan mereka. Pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Walah, kayaknya semut juga ketawa tuh kalo denger. Padahal kenyataan di lapangan sangat berbeda. Teori ama praktik bertolak belakang banget. Kalo emang pacaran bisa menambah semangat belajar, tapi kenapa banyak yang amburadul sekolahnya gara-gara menjalani aktivitas ini? Ingatannya sangat tajam kalo disuruh mengingat nama gacoannya, atau tentang kehidupan pasangannya, dan tentang beragam hal yang berkaitan dengan pasangannya. Tapi kalo ditanya tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia langsung memantul sempurna alias kagak tahu. Tiap malam minggu selalu ada jadwal wakuncar alias waktu kunjung pacar. Lalu kapan mau belajarnya?  Apalagi di sampul bukunya ada foto yang ia sebut kekasihnya. Coba, maksud hati belajar, ternyata malah memandangi terus foto si dia. Di dinding kamarnya, bukannya dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus fisika, matematika, atawa kimia yang emang bikin puyeng, tapi malah banyak ditempeli foto-foto pacarnya. Wah, gimana mau bisa belajar? Padahal, setahu penulis, banyak juga yang semangat belajarnya tinggi tanpa kudu menjalani pacaran. Sebaliknya, waktu sekolah dulu, ada teman penulis yang main api asmara, malah belajarnya tambah berantakan bin terbengkalai. Kalo soal rajin dateng ke sekolah emang bener. Tapi yakinlah, tujuan utamanya bukan untuk belajar, tapi cuma pengen ketemu si dia. Bener kan? Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem aja kena sindir nih.  Alasan lain, pacaran katanya bisa bikin fresh pikiran kita. Aduh biyung, kayaknya perlu diedit lagi alasan ini. Yakinlah, itu cuma mengada-ada aja. Buktinya, malah banyak teman remaja yang dibikin puyeng tujuh keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh menurunkan rumus E=mc2. Salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin ngakak seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein mencret-mencret!  Coba aja, bagi teman remaja yang udah saling mengikat janji, rasa ingin memiliki selalu ada. Makanya, setiap pasangannya jauh, ia rindu. Belum lagi kalo pulang sekolah atawa les malam hari, ada perasaan kalo nggak dianterin, takut kenapa-kenapa. Pokoknya jadi beban deh. Padahal sebelum jadian, boro-boro punya pikiran begitu. Bener nggak? Jadi emang tambah bikin pusing seratus keliling.  Eh, temen remaja muslim, ada juga lho teman kamu yang pacaran dengan alasan untuk mengetahui kepribadiannya, supaya kalo jadian nikah nggak usah ragu en berabe lagi. Ya, siapa tahu, kali aja ada yang nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke juga ya tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, kenyataannya banyak juga yang justru setelah berpacaran sekian tahun, malah bubar dengan alasan nggak ada kecocokan. Itu sih, bilang aja mau coba-coba. Lagipula, itu adalah wujud kepengecutan mereka, sebab, kalo udah nikah mungkin nggak bisa sembarangan mutusin. Makanya bagi mereka yang pengecut, pacaran adalah alternatif untuk coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa bilang goodbye. Celakanya, kalo sampe dicobain luar-dalam, wah? Cowok or cewek yang begitu ketahun banget niat jeleknya. Ih, jangan sampe deh kamu juga begitu rupa. Lagian, kalo alasannya adalah untuk mengetahui info tentang doi, tanya aja sama temannya yang yang emang udah akrab dan bisa dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya. Beres kan? Nggak sulit kok. Alasan teman kamu yang model begini bisa kita mentahkan. Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran, malah bahagia-bahagia aja tuh dalam rumah-tangganya.  Sobat, bagi kamu yang laki, pacaran juga bisa nguras dompet kamu, lho. Dan tentu bagi yang cewek ketiban rejeki nomplok; dijajanin, main ke tempat hiburan, dibeliin baju, dan seabrek "gula-gula" lainnya. Soalnya, malu dong kalo kebetulan ketemu sama teman lain, pas kamu lagi jalan sama pacar terus diledekin dengan plesetan syair lagu Iwan Fals: "jalan berdampingan tak pernah jajan-jajan" Ya, ini namanya cinta terpadu alias terpaksa pakai duit. Fakta ini jadi klop dengan tulisan-tulisan yang suka nemplok di pantat truk, "Senyummu merobek kantongku!" (copeeet kali)  Sikap kita Kawan, bagi kamu yang masih aktif pacaran, segera melakukan pembenahan; putusin aja pacar kamu. Pelajari Islam. Yakinlah, Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi "begituan" sama hansip). Bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas ini, hindari segala peluang yang bakal menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam, sering hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal meredam keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya itu. Firman Allah Swt: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS an-Nûr [24]: 30).  Sobat, pacaran adalah salah satu pemenuhan yang salah dari naluri mempertahankan jenis. Sebab, pemenuhan dan penyaluran yang sah menurut Islam adalah dengan menikah. Sabda Rasulullah saw.: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan; tetapi barangsiapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung" (HR Bukhari)  Allah juga menegaskan dalam firman-Nya: "Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya." (QS an-Nûr [24]: 33) Jadi, alasan-alasan kamu yang menjalani aktivitas pacaran semuanya tertolak secara logika, apalagi hukum Islam. Alasan-alasan tersebut hanyalah justifikasi alias pembenaran terhadap maraknya perilaku seks bebas di kalangan remaja. Padahal semua itu dilarang dalam ajaran Islam. Sebab, kita hanya hidup dengan Islam, dan hidup hanya untuk Islam.

Anak Sepasang Bintang

 oleh: Ibnu HS Bunda …, jadah itu artinya apa?”  Bunda tersentak waktu itu. Tak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari sela bibir mungilku. Gadis kecilnya yang baru berumur lima tahun saat itu. “Kenapa Sayang?” Bunda bertanya sambil mendekapku di dadanya. "Orang-orang menyebutku seperti itu,” jawabku dengan sangat polos. Memeluk Bunda semakin erat dan merasakan perlindungannya.  Kudengar Bunda menarik nafasnya berkali-kali. Barangkali sibuk merumuskan jawaban yang tepat untuk pertanyaanku yang tak diduganya sama sekali.  “Nanti kalau sudah besar kau akan tahu sendiri jawabannya!” demikianlah akhirnya suara itu yang kudengar sebagai jawaban. Kalau mau jujur tentu aku tidak puas dengan kalimat itu. Tapi aku tidak pernah tega untuk menyakiti Bunda. Kupikir waktu itu mungkin memang Bunda tak tahu tentang apa makna dari kata-kata itu.  Di waktu lainnya aku ajukan pertanyaan lain padanya. “Bunda …, apa saya punya Ayah?” tanyaku. Bunda baru saja selesai mendongeng padaku waktu itu. Bunda tertegun begitu lama. “Kenapa?” Bunda bertanya sambil memandangku dengan matanya yang indah. “Orang-orang itu bilang saya tak punya Ayah,” jawabku murung sambil menundukkan kepala. “Ada!” tegas Bunda meyakinkanku. Di mana? Kenapa aku tak bisa menemuinya? Tangan mungil ini kemudian digenggamnya. Bunda membimbingku bangkit dari tempat tidur kayu berkepinding. Mengajakku melangkah keluar rumah. Berjalan ke halaman tanpa penerangan. “Kau lihat langit di atas sana?” Bunda bertanya tanpa melepas genggamannya. Aku mengangguk mengiyakan. “Ayahmu ada di sana!” jawab Bunda meyakinkan. Aku tidak melihat apa-apa. Selain langit hitam dan taburan berjuta bintang tidak ada gambar wajah manusia terlihat di sana.  Tapi aku tidak ingin bertanya lagi. Rasanya aku telah mendapatkan jawabannya. Barangkali ayahku adalah satu diantara kerlip bintang-bintang itu. Aku tidak merasa sedih lagi. Besok jika anak-anak itu menggodaku lagi dan mengatakan aku tidak punya ayah aku sudah punya jawabannya. Aku akan mengatakan pada mereka bahwa aku adalah anak sebuah bintang!  * * *  Sejak kecil aku cuma punya Bunda, perempuan yang dicipta dari seribu kuntum bunga. Perempuan yang miskin tanpa harta tapi penuh cinta. Yang selalu menyediakan dadanya untuk menyerap luka-luka.  Dengan upah seadaanya sebagai tukang cuci pakaian pada beberapa keluarga Bunda selalu menabung. Katanya aku harus sekolah setinggi mungkin dan jadi orang pandai. Agar tidak bodoh dan melarat seperti dirinya.  Bunda lewati seluruh kehidupan berat sendiri. Mengasuh anak yang terus tumbuh tanpa pendamping di sisi. Tidak mudah memang. Tapi tidak sekalipun aku melihatnya berduka. Kecuali sekali pada suatu malam aku terbangun dan melihatnya mengisak di atas sehelai sajadah.  Bagiku Bunda telah memberi segalanya padaku. Kecuali satu hal, kepastian tentang siapa orang yang harus kusebut sebagai ayah. Dulu waktu aku kecil aku bisa saja mengatakan aku adalah anak sebuah bintang. Tapi seiring perjalanan waktu dan aku menjadi semakin dewasa, tentu saja ucapan itu tak lagi memadai. Seiring dengan pertambahan usia aku kian mengerti bahwa setiap orang lahir dari hubungan antara seorang lelaki dan seorang perempuan. Jelas aku adalah anak seorang manusia. Bukan anak sebuah bintang seperti yang selama ini kutafsirkan. Beban inilah yang terus kusandang. Pertanyaan tentang siapa lelaki yang mesti kupanggil Ayah yang tak pernah menemukan jawab. Perlahan menjelma jadi sebuah kutukan yang mengiringi perjalanan usiaku.  Setiap kali aku menanyakan hal itu pada Bunda, cuma air matalah yang kemudian menjadi jawabannya. Seperti menguak luka yang tak pernah kering sama sekali. Lalu aku jadi tak pernah tega memaksa Bunda untuk menjawabnya. Sebab Bunda terlalu mulia untuk terluka.  Aku sendiri akhirnya berusaha melupakan semua persoalan itu sendiri. Menyimpan pertanyaan dan seribu keluh di udara. Membiarkannya berkelana mencari jawab hingga ke tempat bintang-bintang terjauh.  Aku tidak ingin mengecewakan Bunda. Perjuangannya tidak boleh sia-sia. Keinginannya melihatku sekolah setinggi mungkin memacu semangatku untuk belajar dengan giat. Dan hasilnya tidak memalukan. Aku selalu berhasil mencapai gelar juara sejak duduk di bangku SD hingga SMU. Bahkan setiap tahun Bunda tidak perlu repot mencarikan aku biaya karena aku aku selalu meraih beasiswa. Lalu kemudian aku terpaksa berpisah dengan Bunda. Aku diterima masuk tanpa test di salah satu perguruan tinggi terkemuka di kota Pontianak. Sebenarnya aku tak tega meninggalkan Bunda sendiri dalam usianya yang semakin senja. Tapi Bunda bersikeras memaksa.  “Kau harus pergi. Sekolah setinggi-tingginya seperti impian Bunda!” Maka pergilah aku meninggalkannya sendiri. Bertahun-tahun sudah aku tinggal di kota ini. Pendidikanku telah kuselesaikan dengan memuaskan. Sekarang aku bahkan telah diterima bekerja di salah satu Bank Syariah terkemuka yang baru berdiri.  Aku ingin menjemput Bunda. Mengajaknya pindah ke kota ini. Tapi Bunda menolak. Ia ingin tinggal di sana selamanya sampai kematian menjemputnya nanti. Aku sendiri tak bisa mencegahnya. Akhirnya aku tinggal di kota ini. Mengontrak rumah dengan seorang teman untuk mengirit biaya. * * * Kukira dengan meninggalkan tempat kelahiran aku akan bisa hidup dengan tenang. Semua mimpi buruk masa kecil tentang siapa ayahku tidak akan memburuku sampai ke kota ini. Tapi tidak. Sepertinya ia menjelma jadi kutukan yang mengikuti kemana pergi.  Aku telah dewasa kini. Telah siap untuk menikah dan berkeluarga. Sudah tiga orang lelaki shaleh yang datang mengajukan lamaran padaku. Tapi sudah tiga kali pula aku terpaksa menolaknya.  “Kamu kenapa sih? Lelaki shaleh sudah langka, lho …,” tanya Asti. Teman serumahku. Cuma padanya aku bisa cerita. Asti benar. Tapi beban berat ini … “Kau takut mereka bertanya tentang keluargamu?” ia bertanya sambil menatap mataku dalam-dalam. Persis seperti Bunda. Aku mengangguk. Memang ini hal paling menakutkan bagi diriku. Aku sudah dewasa kini. Tak mungkin lagi mengemukakan jawaban seperti ketika aku masih kecil dulu. Aku tak mungkin mengatakan bahwa aku anak sebuah bintang. “Jangan simpan prasangka pada Bunda. Ndak baik,”  Aku tahu. Tapi perasaan itu memburuku. Aku menduga Bunda menyembunyikan sesuatu yang buruk di masa lalunya dariku, anak satu-satunya. Dan itu terkait dengan keberadaan seorang lelaki yang harusnya kupanggil Ayah. Seorang lelaki yang tak kuketahui meski hanya selembar gambar. Rabbi …, aku hanya ingin tahu siapa lelaki yang menjadi ayhku. Hanya itu. Apa aku durhaka pada Bunda?  “Sejelek apa pun kenyataannya, Bunda tetaplah Bunda!” Aku tertegun mendengarnya. Kulihat Asti mengeluarkan sebuah kalung dengan mata berbentuk hati dari dalam kotak perhiasannya. “Kenang-kenangan dari ibuku,” jawabnya seperti paham dengan pertanyaan yang tak kuutarakan. Lama ia menimang perhiasan tersebut sebelum memasukkannya kembali ke kotak perhiasan.  “Di mana ibumu sekarang?” Ia menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya. “Aku bahkan tak tahu siapa namanya. Ia meninggalkanku di depan sebuah panti asuhan yang kemudian menjadi rumah bagiku,” Aku tertegun mendengarnya. Baru kali ini ia menceritakan kisah hidupnya.  “Maaf …!” Kulihat ia tersenyum. “Tak apa. Kau beruntung, Sahabat. Meski tak punya seorang ayah kau masih punya Bunda. Perempuan yang katamu tercipta dari seribu kuntum bunga. Aku sendiri tak punya keduanya,” jawabnya tanpa melepas senyum di bibirnya. Aku insyaf kini. Aku masih sangat beruntung mempunyai Bunda. Dalam sujudku malam itu aku menangis. Mohon kesempatan pada Allah untuk membahagiakan Bunda. Perempuan yang dicipta dari seribu kuntum bunga.  * * *  Berita itu sampai lewat seorang tamu. Salah seorang tetangga kami di kampung dulu. Sengaja datang untuk mengunjungiku. Padaku ia cerita Bunda sedang sakit. “Sebenarnya ia sakit sejak lama. Tapi tak mau cerita. Bunda bilang tak mau kalau pekerjaanmu terganggu. Tapi aku pikir kau memang perlu tahu!”  Aku jadi sangat cemas karenanya. Asti menyarankan agar aku sebaiknya meminta izin untuk pulang kampung menjenguk Bunda. Mulanya aku ragu. Sebagai seorang karyawan yang belum lama bekerja belum tentu aku mendapat izin. Tapi mereka mengerti dan aku mendapat izin untuk pulang selama dua hari. Di rumah aku lihat Bunda terbaring di tempat tidurnya. Tempat tidur yang sama seperti masa kecilku dulu. Tempat Bunda biasa mendekap, mendongeng dan berdoa sebelum lelap menyergapku.  “Kenapa Bunda tidak memberitahuku?” tanyaku setelah mencium tangannya. “Bunda tak mau pikiranmu terganggu,” jawabnya sambil tetap mengukir senyum di wajahnya. Tapi aku melihatnya semakin lemah saja. “Bunda ingin mengatakan sesuatu tentang ayahmu, ia …,” “Tidak perlu, Bunda,” potongku cepat. “Jangan katakan apa-apa. Tidak ada yang perlu Bunda jelaskan tentang masa lalu. Bunda tetaplah Bunda. Perempuan yang dicipta dari seribu kuntum bunga!”  Aku memang sudah tidak lagi perduli. Bunda manusia biasa. Mungkin pernah khilaf di masa lalunya. Tapi bagiku kini Bunda adalah anugerah Allah terbesar dalam hidup ini.  Dua hari kemudian Bunda berpulang ke Rahmatullah. Aku harus menelpon Asti dan meminta perpanjangan izin di kantor. Tiga hari setelah pemakaman Bunda baru aku kembali ke kota.  Malam itu kembali aku menatap langit. Seperti waktu kecil dulu saat aku bertanya pada Bunda di mana ayahku. Bunda akan menunjuk ke arah langit. Tempat kegelapan malam dihiasi pendar jutaan bintang.  Bunda kini telah pergi. Menyusul ayahku di tempat yang abadi. Dan aku tahu kini. Jika seorang lelaki shaleh datang untuk melamar dan bertanya tentang keluargaku, aku akan mengatakan bahwa aku adalah anak sepasang bintang!

Bila Cinta Harus Memilih

Oleh: Sigit Nur Setiyawan   Bel masuk sekolah membuat suasana menjadi ramai, sebagian anak-anak kelas 2 B mempersiapkan catatan kecil yang ditulis di meja untuk nyontek karena konon kabarnya pagi itu akan diadakan ulangan matematika Pak Budi yang super killer itu. Tetapi sebagian yang lain seperti tidak takut akan adanya ulangan matematika, malahan mereka pada ngerumpi masalah aktual seputar film, hiburan dan terutama cowok dan cewek mereka. Wawan salah satu makhluk penghuni kelas 2 B yang termasuk anak yang rajin dan selalu dapat ringking itu kelihatan santai kayak tidak akan terjadi apa-apa saja pagi itu. Dia malah sedang asyik mencorat-coret buku tulisnya dengan beberapa huruf yang dirangkai menjadi sebuah nama. Ya mungkin dialah nama yang menjadi pujaan hati Wawan. Ya Anggi nama gadis imut-imut bendahara Rohis yang terkenal ulet dan pantang menyerah dan berpenampilan cool itu ternyata telah berhasil mengisi renung hati Wawan."Kamu sungguh manis Nggi, manis orangnya dan manis kepribadiannya" gumam Wawan dalam hati."Anggi, andai saja kau tau perasaanku padamu, apakah kamu akan menerimanya?" Wawan terus-menghayal tanpa memperhatikan Pak Budi yang sudah berdiri di depan pintu Kelas 2 B.Lamunan Wawan pada pagi itu mendadak menjadi hilang ketika Pak Budi The Killer Man itu datang ke kelas dan membagikan soal ulangan harian. Ya pagi yang berat telah dilalui oleh naka-anak kelas 2 B SMU Biru itu. Rasa lega dan gembira dilukiskan dengan berbagai ekspresi. Ada yang meloncat kegirangan dan ada yang biasa-biasa saja termasuk Wawan. Ulangan itu ternyata tidak menggoyahkan konsentrasinya tuk ngebayangin wajah nan manis dengan kedua lesung di pipi ketika tersenyum. Bel istirahatpun berbunyi. Anak-anak pada bubar berhamburan di halaman. Ada yang segera ke kantin tuk memberi makan ayam yang di piara di perut yang sudah dari tadi berkokok terus meminta jatah makan pagi itu. Tetapi ada sebagian yang malahan pergi ke musholla tuk sholet Duha. Wawan, Indar, Paras dan Taufiq adalah sebuah gank anak Rohis yang keliatan kompak banget. Kalau istirahat pertama gank itu saling berebut shof pertama tuk sholet duha. Begitu juga halnya dengan Anggi sang idola di Rohis itu, juga hadir tuk njalanin sholat duha. Seperti biasa setelah sholat, makhluk penghuni musholla itu tidak langsung pulang ke kelas masing-masing, mereka biasa ngetam di Perpus musholla tuk ngejaga buku, kali aja ada yang mo pinjam atau mo ngembalikan buku perpustakaan rohis.Sembari jaga ternyata mata Wawan yangudah terkenal dengan sebutan mata elang itu mengawasi gerak-gerik Anggi dengan senyum yang begitu mempesona yang sedang asik bercerita didepan ruang Rohis yang kebetulan memang jadi satu dengan Mushooal itu. Anggi mungkin tidak menyadari kalau dia sedang diawasi oleh cowok keren Ketua Rohis SMU Biru itu."Anggi-Anggi, kenapa aku tidak berani ngungkapkan isi hati ini pada dirimu ya Nggi????" lamunan Wawan seolah tak percaya akan nasib yang dialaminya."Nha!!!!, mikirin siapa hayooo??!!!!" sapa Paras secara tiba tiba sehingga membikin Wawan jadi terperanjat dari duduknya." Salam dulu kek, jangan main sentak donk….kayak gak pernah ikut pengajian aja!!!" Wawan nerocos memprotes perlakuak sohibnya yang paling setia itu."Baru melamunin Anggi ya….?" Tebak Paras membut Wawan tersentak."Yeeee… siapa yang baru ngelamunin orang, wong kita tadi baru ngelamunin ummat Islam kok pada loyo , eeee dikira melamunin orang…" bela Wawan seolah gak mau kalau sohibnya itu ikut terlibat dalam persoalan yangsatu ini." Ah jangan gitu Wan, aku tau kok kamu suka ama Anggi, kan aku gak sengaja pernah baca buku kamu yang ada coretan-coretan tinta pink nama Anggi pas aku pinjam buku Fisika kemarin" Paras njelasin ke Wawan.Seketika itu Wawan tak bisa berkutik, soalnya rahasia yangselama ini ia pendam ternyata diketahui oleh Paras sang sohib yang perhatian banget apa dia."Eh Ras! Akupercaya kamu bisa nyimpen rahasia ini, soalnya aku belum serani tuk ungkapkan cinta ke Anggi, takut nih" minta Wawan seolah agak memaksa."Beres Wan< jamin aman deh." Jawab Paras meyakinkan Wawan.Akhirnya tak terasa bel masuk pun berbunyi, mereka bergegas kembali meninggalkan Musholla ke kelas masing-masing. Tapi kayaknya ada yang gak beres, soalnya baju belakang Wawan keliatan gak rapi, padahal Wawan terkenal anak yang rapi banget di SMU Biru itu. Akhirnya dia bergegas menuju kamar kecil sebelah utara musholla. Tetapi sayang didalam ada orang yang pakai. Wawan menunggu beberapa lama, dan akhirnya."Klek" bunyi pintu kamar mandi itu terbuka.Tak lama kemudian muncullah sesosok tubuh yang tidak asing lagi bagi Wawan. Y, Anggi keluar ruangan itu dengan melemparkan senyuman khasnya yang membuat jantung Wawan berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya."Serrrr…. Dak…Dik…Duk…."begitu mungkin suasana jantung Wawan melihat senyum Anggi dengan begitu manis."Kok belon masuk Wan, kan udah bel….??" Tanya Anggi" Iy iy iyya, Nggi, Maklum baju belakang keluar nih, takut entar gak lkeliatan rapi" jawab Wawan agak gerogi"Ooo, gitu ya.. Ya udah duluan ya…Asalamualaikum" Pamit Anggi smbil melempar senyum mautnya kembali kepada Wawan yang membuat Wawan jadi salah tingkah kembali."Waalaikum salam" sahut Wawan. Hampir dua bulan Wawan memendam rasa ke Anggi, tetapi tidak berani mengungkapkannya. Dia hanya bisa curhat ke Paras kalau dia itu cinta ama Anggi, tapi gak berani ngungkapin ke Anggi. Ya tanggal 31 Maret 2001, Wawan mengetahui bahwa hari itu adalah hari spesial bagi Anggi, ya hari Ulang tahun yang ke 17, Wawan berpikir keras tuk ngungkapin rasa cintanya secara non verbal. Yaitu dengan hadiah di hari spesial itu. Wawan meminta pendapat ke Paras, soal hadiah apa yang cocok diberikan ke Anggi tuk hadiah Ultahnya."mo kasih apa ya Ras????" tanya wawan minta pendapat Paras." kasih bunga aja, biar romantis!" jawab Paras"gak ah, takut gak ada manfaatnya, gimana kalau aku berikan Khimar?" Wawan minta pendapat ke Paras"wah, hebat kamu Wan, bagu banget tuh…" Paras mendukung…"Tapi …Pas…" Wawan Menyela. "Aku gak berani ngasihkan ke dia, tolongin aku ya… kan kamu temen setia aku! Ya ras ya Please!!!!!!" Rengek Wawan seolah memaksa paras tuk menurutinya."Wah kok aku sih, mapa gak kamu sebndiri aja yang nyampaiin, kan yang suka ama dia kan kamu kok suruh aku sih?" ledek Paras."Iya deh Wan, jangan kuatir…pasti aku sampaiin ke dia"Jawaban Paras melegakan. Pagi yang cerah dia awal bulan April. Seperti biasaanak-anak pada berkerumun ke gank nya masing-masing. Termasuk Wawan yang udah ngetam ama Paras di taman Sekolah depan kelas 2 B. temapembicaraanyynya apa lagi kalu enggak masalah Anggi. Tetapi pembicaraan mereka terhenti sejenak karena ada sesosok tubuh berjalan dihadapan mereka. Ya Anggi berjalan dengan lamem menuju kelas 2 A."Subkhanallah, Ras itu khimar yang kemarin aku kasih ke dia…" ucap Wawan seolah enggak percaya akan apa yang ia saksikan."Haa.. yang beber Wan…?" tanya Paras"Iya, bener…itu yang aku kasih ke Anggi…Subkhanallah, tau berterimakasih bener dia.."gumam Wawan"Wah beruntung kamu Wan, berarti hadiah kamu special baginya" ledek paras.Kedua sahabat itu masih enggak percaya akan perlakuan Anggi pada pagi itu yang membuat Wawan seperti diatas angin. Bel istirahatpun tiba. Seperti biasa gank rohis itu pergi ke musholla tuk ngejalanin sholet duha. Tetapi entah mengapa Anggi udah duluan sebelum bel tadi ke musholla. Entah apa yang dilakukan Anggi di musholla itu, tetapi perlakuannya tidak begitu digubris oleh anak-anak lainnya. Mereka sholet seperti biasanya. Dan sudah menjadi kebiasaan juga sehabis sholet ya 5 menitan-lah anak-anak pada istirahat sambil nongkrong di ruang rohis disebelah selatan musholla. Pas mo balik ke kelas karena udah bel. Wawan menemukan sepucuk surat yangditujukan kepadanya dilaci yang biasa tuk nyimpan pecinya kalau mau masuk kelas. Ya sebuah surat dengan sampul biru muda dengan tulisan yang sudah tidak asing lagi bagi Wawan."Hah surat dari Anggi????" batin wawan seolah gak percaya"Eh Wan surat dari siap tuh?" tanya Paras pingin tau"Dari Anggi…"jawab Wawan.."Kok jadi berdebar gini ya Ras…"sahut Wawan sedikit gerogi." Udah lah Wan, jangan terlalu dipikirin berat-berat. Lagian udah bel tuh" nasehat paras sambil mengajak sohibnya itu masuk ke kelas. Tetapi langkah mereka berdua tidak semulus yang ia duga. Mereka dihadang oleh sesosok tubuh yang kini sedang mengisi renung hati Wawan. Ya Anggi. Anggi menghadang perjalanan mereka. Biasa sebelum dia mengucapin kata-kata, Anggi menebarkan senyum yang begitu mempesona."Wah, makashi banget ya Wan ya…enggak ada hadiah sebagus yang udah Wawan sampain ke Anggi, sekali lagi makasih ya…." Kata Anggi sembari meneber senyum kembali membuat hati Wawan berontak."iya deh Nggi, selamat Ulang tahun ya…" jawan Wawan"makasih lho…Eh udah dibaca Surat Anggi?" tanya Anggi."Belon, mungkin nanti siang aja ba'da sholat Duhur" jawab Wawan"Iya deh. Anggi tunggu ta jawabannya…" Jawab Anggi"Insya Allah, Nggi" Jawaban Wawan meyakinkan.Setelah Anggi pergi, paras yang dari tadi cuman dijadiin obat nyamuk protes."Busyet kamu Wan, kalau udah ketemu ama yang cocok gak inget ama temen kambali" protes Paras"Sory deh Ras, habis mo gimana lagi?…"jawab Wawan Setelah Anggi pergi, paras yang dari tadi cuman dijadiin obat nyamuk protes."Busyet kamu Wan, kalau udah ketemu ama yang cocok gak inget ama temen kambali" protes Paras"Sory deh Ras, habis mo gimana lagi?…"jawab Wawan.Kedua sahabat itu akhirnya lenyap dilorong laboratorium biologi yang mereka lewati. Selama pelajaran berlangsung, bukannya pelajaran yang dipikirkan oleh Wawan tetapi dia mencoba membayangkan berbagai kemungkinan isi surat Anggi siang itu. Ya, hampir 3 jam penuh dia menciummi surat bersampul biru muda itu dengan penuh perasaan. 3 jam bagi Wawan amatlah lama dan membosankan. Tanpa sadar ia kembali terhanyud dalam lamunan yang memang membuat bibirnya senyam-senyum sendiri. Walaupun begitu dia masih bisa nyembunyiin ketergelisahannya itu sehingga tidak sempat menjadikan perhatian Pak Pardjo yang sedang mengajar Momen Gaya. Dan bel yang begitu indah pun terdengan dengan diiringi jerat jerit anak-anak SMU Biru itu. Rasa lega dan bimbang menyelimuti perasaan Wawan yang sudah sejak dari tadi tidak bisa konsentrasi kepada pelajaran dari guru-guru yang mengajar. Ia bergegas menunaikan sholet duhur dengan berjamaah di musholla sekolah. Setelah cukup berdoa dan berdzikir Wawan segera bergegas menuju ruangan Rohis yang menang sudah mulai rame dengan anak-anak kelas 1 dan 2 yang sedang asyik membaca buku perpustakaan. Tanpa diketahui oleh merek, Wawan berhasil mengambil sepucuk surat yang memang sudah menjadikannya gak lagi bisa berfikir jernih. Ya surat dari Anggi. Ia segera menuju gudang musholla yang memang dia yang memiliki kuncinya dan segera membaca surat itu. Tak ketinggalan Paras yang sudah dari tadi menyertai Wawan ikut menyimaknya. "Assalamualaikum Wr. Wb. Untuk Akhi Wawan yang Dirohmati AllahSebelumnya Anggi mengucapkan terima kasih banyak kepada Akhi Wawan yang udah memberikan perhatian lebih kepada Anggi. Anggi merasa bahwa hidup ini adalah perjuangan. Siapa yang mau berjuang dialah yang akan mendapatkan sesuatu yang ia impikan. Akhi Wawan…. Anggi sebenarnya mengerti bahwa akhi Wawan menyukai Anggi. Perlu diketahui saja…sebenarnya Anggi juga gak bisa menmbohongi hati Anggi sendiri bahwa Anggi juga menyukai Wawan…ya memang suka tak harus memiliki. Mungkin Akhi Wawan bisa faham maksud hati Anggi…….Teruslah berjuang tuk mengapai cinta…..Wassalamualaikum Wr WbAnggi" Itulah surat yang diberikan Anggi kepada Wawan. Singkat, Padat dan penuh dengan makna."Wah gimana nih Ras???" tanya Wawan seolah gak percaya." Lho kok gimana sih, nha ini kan tyang sebenarnya kamu inginkan…." Ledek Paras."Serius atuh!!!, Wawan butuh pendapat nih…." Rengek Wawan" kalau aku sih ya ungkapin aja ama dia…." Jawab Paras.Diskusi singkat itu akhirnya membuahkan keputusan yang bulat. Ya sebelum bel masuk wawan akan ungkapkan isi hati Wawan kepada Anggi.Memang hari itu keberuntungan wawan. Belum juga dia nyari Anggi, eee Anggi-nya udah nongol di depan musholla. Kontan aja wajah Wawan jadi berseri-seri dan akhirnya dia mengejar tuk mendapatkan kepastian hidup…."Ngi! Aku pingin ngomong nih….""Apa Wan…yang tadi ya…..?" jawab Anggi…."Iya…" jawab wawan"Gimana Nggi' …Sumpah deh aku cinta mati ama kamu…bener .terimalah cintaku ini ya Nggi!" Rengek wawan."Wah gimana ya…benarnya Anggi belum berani tuk mengatakannya tapi apa boleh buiat…anggi juga cinta kok ama wawan…."ungkapan yang begitu indah terdenganr dari mulut Anggi seolah-olah telah mampu menghancurkan kebekuan hati Wawan selama ini. Seiring dengan waktu dan seiring dengan perkembangan situasi kedua pasangan serasi Rohis SMU Biru itu semakin dekat aja. Walaupun mereka melakukan aktifitas pacaran tetapi tetap tidak diketahui oleh teman-temannya. Ya karena mereka adalah anak-anak Rohis. Wawan adalah ketua dan Anggi adalah Bendahara. Jadi ketika kedua pasangan itu bercakap-cakap dianggap oleh teman-temannya adalah koordinasi kegiatan. Ya genap sudah 4 bulan mereka berpacaran tanpa diketahui oleh siapapun, kecuali Paras. Sudah menjadi kebiasaan ketika cawu 3 Rohis SMU Biru mengadakan sarasehan mengenai pelajar dan masalah lain yang menyangkut langsung dalam dunia pelajar. "Gimana Fik, udah kelar bigraundnya?" tanya Wawan dalam sebuah rapat pengecekan akhir."udah kok Wan….tapi ada yang belon beres nih…mengenai moderator tuk acara besok..""jadi gimana sudah ada belon…kalau belon ada Wawan juga bisa kok jadi moderator" tawaran Wawan, serius"bener Wan..apa gak aneh entar…?" Tanggapan Taufik"Lho kok aneh sih..emang kalau dah jadi ketua gak boleh jadi moderator ya…, enak aja..kalau gitu mendingan gak usah jadi ketua…yeeee" Sahut Wawan penuh semangat. Akhirnya acara sarasehanpun diadakan. Dengan dihadiri oleh hampir seratus orang siswa SMU Biru dan beberapa guru yang memang diundang oleh pihak panitia. Temanya pun tidak tanggung-tanggung. Ya…Peran pelajar dalam mengubah dunia". Walaupun temanga agak berat tetapi karena yang membawakan sarasehan itu adalah ustadz yang agak gaul jadi para peserta bisa menangkap dengan baik. Bahkan karena merasa cocok beberapa siswa menginginkan ada follow up dari kegiatan itu. Dan Rohispun mengsepakati. Setelah disepakati oleh Mas Ardiansyah ustadz gaul yang belakangan mulai naik daun namanya itu akhirnya setiap pekannya akan mengisi kajian Rohis. Hari Rabu siang jam 14.00 WIB. Seiring dengan berjalannya pengajian yang mulai membahas tema-tema cinta dan pacaran. Sedikit banyak Wawanyang memang sedang ada "main' dengan bendahara Rohis ini mengalami kegelisahan batin. Antara mencintai nya (Anggi) dengan mencintai-Nya. Tetapi seiring dengan waktu akhirnya pemahaman mereka telah menuntun kepada jalan yang benar. Akhirnya merekapun kemudian saling menjauh walaupun sebenarnya dekat. Dan saling mendekat walaupun mereka jauh. Ya akhirnya mereka lebih mencintai Allah dari pada mencintai sesama makhluknya…Ya Bila Cinta harus Memilih…maka kan ku pilih tuk mencintai-Nya…….