Sunday, 4 December 2011

Konsep Dasar Lansia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar lansia, konsep dasar kepribadian, konsep dasar kepuasan hidup / kebahagiaan, dan konsep dasar interaksi sosial. 2.1. Konsep Dasar Lansia 2.1.1 Pengertian Menurut Undang-Undang Kesehatan tahun 1992 pasal 10 ayat 1 “Manusia usia lanjut (Growing Old) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan.” Menurut Alex Comfort yang dikutip oleh Afdol (1995), lansia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kegagalan dari makhluk hidup untuk mempertahankan keseimbangan (homeostasis) terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berhubungan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 “lanjut usia (old age) adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.” Batasan-batasan lansia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) : 1. Usia Pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2. Lanjut Usia (elderly) ialah antara 60 dan 74 tahun. 3. Lanjut Usia Tua (old) ialah antara 75 dan 90 tahun 4. Usia Sangat Tua (very old) ialah di atas 90 tahun 2.1.2 Tugas Perkembangan Usia Lanjut Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain. Tugas perkembangan masa tua adalah sebagai berikut : 1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatannya. 2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga. 3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. 4. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia. 5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. 6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes. 2.1.3 Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 1. Perubahan-perubahan fisik 1) Sel Jumlahnya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar. Berkurangnya cairan tubuh dan cairan intraseluler, proporsi protein di otak, otot, ginjal darah dan hati menurun. Jumlah sel otak menurun serta mekanisme perbaikan sel terganggu. 2) Sistem Persyarafan Cepatnya menurun hubungan persyarafan, kurang sensitif terhadap sentuhan, mengecilnya saraf pancaindera. 3) Sistem Pendengaran Pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin presbiakusia dan otosklerosis. 4) Sistem Penglihatan Hilangnya respon terhadap sinar, katarak, hilangnya akomodasi, menurunnya lapangan pandang dan daya membedakan warna biru dan hijau. 5) Sistem Kardiovaskuler Katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah 20 tahun sehingga kontraksi dan volumenya menurun. Elastisitas pembuluh darah menurun. Tekanan darah meninggi karena meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer. 6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh Temperatur tubuh menurun secara fisiologi akibat metabolisme menurun. Keterbatasan reflek menggigil karena tidak memproduksi panas. 7) Sistem Respirasi Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kaku, aktivitas selia menurun, paru-paru kehilangan elastisitas, kemampuan batuk berkurang. O2 arteri menurun CO2 arteri tidak berganti. 8) Sistem Gastrointestinal Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, peristaltik lemah, absorbsi melemah, liver mengecil, atropi payudara, ovari dan uterus menciut. 9) Sistem Genitourinaria Ginjal mulai mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal menurun 50 % dan fungsi tubulus menurun. Otot-otot kandung kemih menurun, kapasitas menurun sampai 200 ml, frekuensi kencing meningkat, prostat membesar, atropi vulva. 10) Sistem Kulit Kulit mengerut atau keriput, permukaan kasar, mekanisme proteksi kulit menurun. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu. Kuku mengeras dan rapuh. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya. 11) Sistem Muskuloskeletal Tulang kehilangan density dan makin rapuh, kifosis. Persendian membesar dan menjadi kaku. Atropi serabut otot sehingga gerak lamban, otot kram dan tremor. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek. 2. Perubahan-Perubahan Mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah pertama-tama perubahan fisik khususnya organ perasa, kesehatan umum, keturunan (hereditas), lingkungan. Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit-penyakit (Nugroho, 2000) Sudah diketahui bahwa semua orang berusia lanjut, tanpa menghiraukan pola-pola kepribadian masa mudanya, berkembang menjadi manusia yang menjengkelkan dengan sifat mudah marah, pelit, suka bertengkar, banyak menuntut, egois semau sendiri dan umumnya mustahil untuk menyesuaikan diri. Lebih lanjut diketahui apabila orang berusia lanjut hidup cukup lama, maka kepribadian akan menjadi seperti anak-anak (pikun) yang menghendaki mereka diperlakukan seperti anak-anak. Menurut Neurgarten, perubahan yang terjadi lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Ini berarti pola dasar kepribadian menjadi lebih terbentuk dengan bertambahnya usia. Meskipun orang-orang berusia lanjut, misal menjadi kaku dalam memandang sesuatu , lebih konservatif dalam bertindak, berprasangka buruk dalam bersikap dan lebih berpusat pada diri sendiri, namun semua ini bukan sifat baru yang berkembang saat mereka berusia lanjut. Sikap ini merupakan sifat lama yang menjadi berlebih-lebihan dan semakin nampak karena ada tekanan-tekanan yang terjadi di usia tua. Jika tekanan ini terlalu berat untuk diatasi dan terjadi kehancuran pribadi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang dominan, yang ada pada awal kehidupan seseorang menjadi dominan dalam pola dimana kehancuran kepribadian terjadi. Berbagai perubahan pada kepribadian di usia lanjut datang dari berbagai inti pola kepribadian yaitu konsep diri (Hurlock,1998). Kenangan (Memory) - Kenangan jangka panjang ; berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan. - Kenangan jangka pendek atau seketika ; 0 – 10 menit, kenangan buruk I.Q (Intellgentia Quantion) - Tidak berubah dengan informasi matamatika dan perkataan verbal. - Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor ; terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor waktu. 3. Perubahan-Perubahan Psikososial 1) Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun ia akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain : (1) Kehilangan finansial (incom berkurang) (2) Kehilangan status (3) Kehilangan teman / kenalan atau relasi (4) Kehilangan pekerjaan / kegiatan 2) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality) 3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit. 4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation) meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan. 5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan. 6) Gangguan syaraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian. 7) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan. 8) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan family. 9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik ; perubahan terhadap gambaran diri ; perubahan konsep diri. 4. Perkembangan Spiritual - Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya - Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari - Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun , Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan (Nugroho,2004). 2.2. Konsep Dasar Kepribadian 2.2.1 Definisi Kepribadian Menurut Sunaryo (2004), menyatakan bahwa ada beberapa batasan atau definisi kepribadian, diantaranya sebagai berikut : 1. Kepribadian adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain. 2. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikologis di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya. 3. Kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya. 4. Kepribadian adalah Struktur yang terdiri dari tiga sistem, yaitu id, ego dan superego. 5. Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya, yang di gunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan terhadap segala rangsang, baik yang datang dari dalam dirinya maupun lingkungannya sehingga corak dan cara kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. 6. Kepribadiaan adalah himpunan segala fungsi kejiwaan seseorang sebagai suatu kesatuan dinamis dengan mengusahakan penyesuaian diri orang tadi terhadap tuntutan hidup sambil menjaga keseimbangan diri, baik secara fisik (jasmani) maupun psikis (rohaniah). 7. Kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan si individu. Jadi kepribadian meliputi segala corak tingkah laku individu yang terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap segala rangsang, baik yang datang dari luar dirinya atau lingkungannya (eksternal) maupun dari dalam dirnya sendiri (internal) sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu. Dengan kata lain, segala tingkah laku individu adalah manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya sebagai perpaduan yang timbul dari dalam diri dan lingkungannya. Dari perumusan kepribadian di atas disimpulkan bahwa kepribadian berubah, berkembang terus sesuai dengan cara penyesuaian terhadap lingkungan sehingga dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu hasil dari fungsi keturunan dan lingkungan. Setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan juga akan diikuti dengan berubahnya kepribadian. Dalam usaha mengerti seseorang, mengerti kepribadiannya perlu kita mengikuti lingkungan manakah yang berperan pada proses perkembangan dan masa hidupnya. 2.2.2 Pola Dan Struktur Kepribadian Menurut Sabri (2001), pola kepribadian yang dimaksud disini, ialah gambaran tentang garis-garis besar (bentuk) kepribadian manusia pada umumnya. Menurut ahli psikologi, pola kepribadian ini terdiri dari dua bagian : sebagian disebut “The Concep of Self” yang merupakan core / pusat atau terasnya bentuk kepribadian kita ; dan sebagian lainnya disebut “Trait” yang merupakan kemudi atau rodanya kepribadian itu. “Trait” ini berhubungan erat dan dipengaruhi oleh bagian pusat (self concept). Jadi konsep diri ini terbentuk dari respon / penerimaan orang terhadap dirinya. Sedangkan “Ideal self concep” adalah gambaran orang mengenal apa yang mereka cita-citakan dari dirinya. “Trait” atau sifat-sifat pribadi, adalah pola-pola penyesuaian diri seseorang, yang sudah menjadi sifat / kualitas tingkah lakunya yang spesifik; seperti misalnya reaksi terhadap frustasi, cara dalam menghadapi masalah dan sebagainya. Sifat-sifat kepribadian ini menyatu dan dipengaruhi oleh self concept. Dalam menggambarkan kepribadian secara ilmiah, ahli psikologi mencoba mencari / menunjukkan karakteristik atau ciri-ciri terpenting dari tingkah laku individu yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri khas daripada tingkah laku individu itu disebut ciri-ciri kepribadian (Personality Trait). Menurut Jung seperti dikutip Kartono (1996) Kepribadian atau psyche adalah totalitas dari semua peristiwa psikis, baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Kedua-duanya memiliki fungsi adaptasi. Alam sadar (kesadaran atau consious) yang berfungsi untuk mengadakan penyesuaian terhadap dunia luar. Alam sadar ini tidak lain adalah ego. Alam tak sadar (ketidaksadaran atau unconscious) yang berfungsi mengadakan adaptasi/penyesuaian terhadap kehidupan batiniah (dunia dalam).Ketidaksadaran itu menjadi tenaga primer bagi manusia. “Ketidaksadaran itu merupakan induk kreatif yang kekal dari kesadaran” kata Jung. Karena itu ketidaksadaran bukannya lawan dari kesadaran, akan tetapi merupakan faktor pelengkap bagi kesadaran, agar kedua-duanya bisa berfungsi dengan sehat. 2.2.3 Tipologi Kepribadian Carl Gustav Jung Profesor C.G Jung membedakan tiga type kepribadian, bergantung pada sikapnya terhadap dunia luar dan dunia batiniah sendiri yaitu type ekstrovert, type introvert dan ambivert (Sunaryo, 2004). Menurut Jung ekstrovert berarti minat yang terarah keluar (termasuk dunia manusia), sedang introvert menunjukkan bahwa minat dan nilai terutama dari dirinya ;pikiran perasaan, cita-citanya sendiri yang menjadi sumber dan minat-minat dan nilai-nilainya. Pada ekstrovert, pandangan hidupnya “dalam masa kini” (titik berat cara hidupnya bukan masa lampau atau masa mendatang) dan mereka menilai dan menghargai miliknya serta menghargai keberhasilannya dalam bergaul dengan masyarakat. Sedangkan introvert biasanya melamun dalam hidupnya melamunkan dan merencanakan untuk masa yang akan datang serta yang dipentingkan / yang dijadikan ukuran adalah norma-norma atau nilai-nilai dan kecenderungan-kecenderungan dirinya sendiri. Tipe ekstrovert arah minatnya pada dunia kenyataan yang dapat dilihat, sedangkan introvert tertuju pada tenaga/potensi dan hal-hal / kondisi-kondisi yang mendasarinya yang bersifat konsep verbal yang tidak tampak dari dunia sekelilingnya (cara menafsirkan dan memahami segala sesuatu ditujukan ke dalam). Selain itu para ekstrovert bersifat praktis sedangkan introvert bersifat intuitif dan berkecenderungan “menghayal”, dan para ekstrovert lebih suka cepat bertindak serta mudah membuat keputusan, sedang introvert lebih menyukai untuk “merenungkan” dan “merencanakan” serta biasanya ragu-ragu dalam mencapai keputusan terakhir. Ada tiga dimensi yang tergabung dalam sifat introvert yaitu: kecenderungan / suka akan “perenungan/pemikiran”,sebagai lawan terhadap kecenderungan “bertindak” ; lebih cenderung untuk “menyendiri” daripada “turut serta aktif di tengah-tengah sekumpulan orang / masyarakat” dan kecenderungan untuk “mencari” atau membayangkan kesukaran dalam hidupnya. Diantara itu, masih ada suatu tipe kepribadian yang tidak dapat dimasukkan dalam golongan introvert atau ekstrovert. Orang yang memiliki type di tengah-tengah introvert dan ekstrovert ini dalam psikologi disebut tipe “ambivert”. Tipe ini memiliki 5 ciri / sifat tertentu yang masih berkaitan, yaitu : minat yang berubah, segan / malu bergaul, suka merenung dan menganalisa diri (lawan dari: berfikir praktis), pesimis (merasa hidup sengsara/suram), tindakan / keputusan berubah-ubah, mudah menerima nasib (lawan dari berusaha keras, pantang menyerah). Diantara introvert dan ekstrovert juga terdapat keseimbangan yang kompensatoris. Biasanya salah satu jadi dominan. Unsur yang inferior selalu berusaha mengadakan kompensasi. Karena berlangsungnya kompensasi itu ada pada dataran ketidaksadaran, dan di luar kontrol kepribadian, maka kadang kala ada muncul bentuk-bentuk tingkah laku yang primitif atau neurotis. Ciri-ciri tipe kepribadian adalah sebagai berikut : 1. Ekstrovert Lebih menyenangi bersama orang lain. Dia tak merasa terpaksa untuk bersama orang lain atau hadir dalam acara-acara sosial. Dia juga tidak merasa kaku untuk berbicara di depan khalayak ramai yang belum dikenal. Dia mudah bergaul dan menyenangi bertemu dengan orang-orang baru, dia tidak kaku dan canggung dalam pergaulan. Biasanya dia disenangi oleh lingkungannya, tindakannya cepat dan tegas (Iskandar, 2004). Kelemahan dirinya adalah dia bisa hanyut terbawa arus dunia luar dan berbuat terlampau cepat tanpa pertimbangan. (Kartini, 1996) 2. Introvert Adaptasi terhadap dunia luar biasanya sulit dan buruk, sedangkan tingkah lakunya lamban dan ragu-ragu (Kartini, 1996). Dia lebih senang menyendiri, tidak suka dengan orang baru, tidak suka bicara di depan umum, tidak suka menonjol. Dia tidak berani memulai percakapan, khususnya dengan orang baru. Dia terlihat kaku bila bersama orang banyak, apalagi orang yang tidak dikenal. Dia juga mudah tersinggung oleh lelucon yang mengenai dirinya. Dia juga kurang percaya diri, pemalu dan pendiam (Iskandar, 2004). 3. Ambivert Tipe kepribadian seseorang yang memiliki kedua type dasar sehingga sulit untuk memasukkan ke dalam salah satu tipe. 2.2.4 Tes Kepribadian / Personality MMPI (Minesssota Multiphasic Personality Inventory) adalah suatu instrumen psikologis komplex yang didesain untuk mendiagnosis tipe kepribadian serta keadaan mental penderita, yang pada awalnya (tahun 1930 – 1940) digunakan untuk mengetahui kondisi penderita dalam berbagai kategori neurotik maupun psikotik. Pada perkembangannya penggunaan MMPI kemudian meluas untuk berbagai keperluan, termasuk digunakan di lembaga-lembaga tenaga kerja, pusat-pusat konseling di universitas, klinik-klinik kesehatan jiwa, sekolah-sekolah maupun di industri-industri. MMPI juga banyak digunakan untuk penelitian dan seleksi. Pada tes ini penderita diminta memberi jawaban ya atau tidak pada banyak pertanyaan. Kemudian hasil yang timbul berupa skala-skala yang kemudian dianalisis serta disimpulkan, sesuai profil peningkatan atau penurunan atau normalnya skala. Pada penelitian ini hanya dikaji skala kepribadian introvert dan ekstrovert dan terdiri 24 item yang mewakili kepribadian ekstrovert. Pada tes ini jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban yang ada. Diberi nilai 1 untuk jawaban yang cocok dan nilai 0 untuk jawaban yang tidak cocok 1. Ekstrovert Dari 24 item maka skor yang diperoleh digolongkan dalam : - Sangat tinggi > 22 - Tinggi 21 – 17 - Rata-rata 16 – 8 - Rendah 7 – 3 - Sangat rendah <3 Interpretasinya sebagai berikut : 1) Sangat tinggi Anda adalah benar-benar menyenangi pergaulan, kawan anda banyak, senang mempelajari ilmu pengetahuan, sedikit urakan, progresif, kurang suka nilai-nilai tradisonal, berani tampil kemuka, siap memimpin. Beberapa kawan anda menyebut anda ambisius, tak mau mengalah, terutama orang-orang yang iri pada anda. Selain itu anda juga jarang murung. 2) Tinggi Anda merupakan personaliti yang baik, kawan-kawan anda banyak, dan anda tidak takut kemuka, memimpin dengan demokratis. Musuh-musuh anda menyebut anda urakan, mau menang sendiri dan tidak mau kalah. Sahabat anda menyebut anda periang, suka bergaul, berani dan sukses. 3) Rata-rata Personaliti anda memang komplex. Di satu pihak anda ingin bergaul dengan orang lain, di pihak lain banyak sekali hambatan. Anda terlalu memikirkan orang lain sehingga anda ragu-ragu bertindak. Anda suka malu, tetapi kalau terpaksa baru mau maju. Anda perlu dorongan yang kuat baru bisa keluar dari benteng anda. Musuh-musuh anda menyebut anda dingin, kaku, malas dan sombong. Sebaliknya kawan-kawan anda menyebut anda periang, sopan dan serius. 4) Rendah Anda tidak mempunyai keberanian untuk bergaul, pemalu dan penakut. Tak percaya pada diri sendiri. Cenderung konservatif dan birokratis. Malas bergaul dan belajar, memilih teman hanya sesuai dengan anda, baru mau bergaul. Suka menyendiri dan sering frustasi. 5) Sangat rendah Teman anda sepakat untuk mengatakan anda pemalu, pendiam, malas, penakut, konservatif dan penurut. Anda sering frustasi. Anda marah-marah pada diri sendiri dan keluarga tanpa berani menuntut hak. Orang-orang melihat anda sebagai orang sulit diajak bergaul. Anda rendah diri, karena merasa pengetahuan anda kurang. 2. Introvert Dari 20 item maka skor yang diperoleh digolongkan : - Sangat tinggi > 17 - Tinggi 17 – 13 - Rata-rata 12 – 6 - Rendah 5 – 3 - Sangat rendah <3 Interpretasinya sebagai berikut : 1) Sangat tinggi Kawan dan musuh anda mengatakan anda adalah orang kaku, pemalu, pendiam dan keras kepala. Tidak ada kepercayan diri dan tidak menyadari bahwa segala sifat yang ada itu sebenarnya bisa dibuang. Anda sering gagal, bukan karena tak mampu tetapi karena personaliti anda yang agaknya sulit diterima orang banyak. Orang banyak yang harus mengalah pada anda. Hanya beberapa orang saja yang mau bergaul dengan anda. Segala ide yang baik dari anda tidak berhasil dikemukakan karena katidak mampuan anda untuk berkomunikasi dengan orang lain. Anda menginginkan sikap yang teratur, hirarkis dan ortodok. Anda pemarah dan mudah tersinggung tapi tak berani mengemukakan hal tersebut pada orang lain. Anda tak berani ke pesta, ke rumah bos dan rasa rendah diri anda sering dikompensasi dengan sifat congkak, angkuh dan sok pintar. 2) Tinggi Ada beberapa hal yang baik dari anda, akan tetapi hal tersebut tertutup karena anda rendah diri, kurang percaya diri. Anda sering disebut angkuh dan sombong, dan anda sering disebut sok pintar dan tidak mau bergaul, anda sering cenderung untuk konservatif. Pada umumnya anda mendapat nilai yang rendah pada skor ektrovert. Dasar personaliti anda adalah kekurang percayaan diri. Akibatnya tidak percaya pada orang lain sulit untuk dicapai puncak karir gemilang dengan personaliti seperti ini. 3) Rata-rata Kawan anda menyebut anda pendiam, tetapi baik dan penurut. Anda cenderung mencari teman atau sahabat dengan kepribadian yang sama. Anda sebenarnya malas dan kurang bekerja keras. Kepercayaan pada diri sendiri tidak tinggi. Sebaliknya musuh-musuh anda menyebut anda seorang yang angkuh dan congkak, pemalas dan sulit diajak kerjasama, anda jarang menghasilkan apa-apa. 4) Rendah Anda senang bergaul dan berteman. Kawan-kawan menyebut anda periang, berani dan bersemangat. Selalu menonjol dalam pergaulan baik karena kepandaian atau kenakalan anda. 5) Sangat rendah Lihat tes untuk ekstrovert. 2.3. Konsep Dasar Kepuasan Hidup / Kebahagiaan Menurut Elizabet B Hurlock (1998), kepuasan hidup yang biasanya disebut “kebahagiaan” timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan dan merupakan penyebab atau sarana untuk menikmati. Sebagaimana diterangkan oleh Alston dan Dudley “, kepuasan hidup merupakan kemampuan seseorang untuk menikmati pengalaman-pengalamannya, yang disertai tingkat kegembiraan”. Menurut kamus umum, kebahagiaan adalah keadaan sejahtera dan kepuasan hati, yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila kebutuhan dan harapan tertentu individu terpenuhi. Neurgarten (1963) yang di kutip oleh Afdol (1995), secara operasional memberi batasan lansia akan puas apabila : 1. Dapat merasakan kepuasan dari kegiatan yang dilakukan di lingkungannya sehari-hari 2. Menganggap hidup penuh arti dan menerima dengan tulus kondisi kehidupannya 3. Merasa lebih berhasil dalam mencapai cita-citanya atau sebagian besar tujuan hidupnya 4. Berpegang teguh pada gambaran diri yang positif 5. Mampu memelihara sikap dan suasana yang bahagia Hasil penelitian beberapa ahli psikologis diiktisarkan ada beberapa esensi kepuasan adalah sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection), dan prestasi (achievement), sering disebut sebagai “tiga A kebahagiaan” (three A’s happiness) digambarkan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 “Tiga A Kebahagiaan” (three A’s happiness) Sikap menerima (acceptance) orang lain dipengaruhi sikap menerima diri yang timbul dari penyesuaian pribadi maupun penyesuaian sosial yang baik, Shaver dan Freedman lebih lanjut berkata “ Kebahagiaan bergantung pada sikap menerima dan menikmati keadaan orang lain dan apa yang dimilikinya, mempertahankan keseimbangan antara harapan dan prestasi.” Kasih sayang / cinta (affection) merupakan hasil normal dari sikap diterima oleh orang lain. Semakin diterima baik oleh orang lain, semakin banyak diharapkan cinta dari orang lain. Bahwa kasih sayang penting dalam penyesuaian diri yang baik telah ditunjukkan dalam banyak telaah tentang kurangnya cinta dan pengaruhnya yang sangat besar kepada individu. Prestasi (achievement) berhubungan dengan tercapainya tujuan seseorang. Kalau tujuan ini secara tidak realistis tinggi, maka akan timbul kegagalan dan yang bersangkutan akan merasa tidak puas dan tidak bahagia. Ada beberapa kondisi penting yang menunjang kebahagiaan / kepuasan pada masa usia lanjut, diantaranya adalah - menerima kenyataan diri dan kondisi hidup yang ada sekarang, walaupun kenyataan tersebut berada di bawah kondisi yang di harapkan. - Diterima oleh dan memperoleh respek dari kelompok sosial. - Menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-teman. 2.4. Konsep Dasar Interaksi Sosial 2.4.1 Batasan Pengertian Menurut Sunaryo (2004) menyatakan ada beberapa batasan pengertian interaksi sosial, antara lain: 1. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, individu dan kelompok dan kelompok dan kelompok, dalam bentuk kerjasama serta persaingan atau pertikaian. 2. Interaksi sosial suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, menngubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. 3. Interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik. 4. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. 2.4.2 Bentuk Interaksi Sosial Menurut Soerjono Soekanto yang dikutip Sunaryo (2004), ada 4 bentuk interaksi sosial, yaitu: kerjasama (cooperation), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict) dan akomodasi atau penyesuaian diri (accomodation). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kerjasama (cooperation) Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerjasama ditinjau dari pelaksanaan kerjasama. 1) Kerukunan (gotong royong dan tolong menolong) 2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. 3) Ko-optasi (co-optation), yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik suatu organisasi. 4) Kondisi yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. 5) Join venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu. 2. Persaingan (competition) Persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang telah ada. Faktor yang terkait dengan hasil ersaingan, yaitu kepribadian seseorang, kemajuan, solidaritas kelompok dan disorganisasi. 3. Pertentangan atau pertikaian (conflict) Pertentangan atau pertikaian (conflict) adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. 4. Akomodasi atau penyesuaian diri (accomodation) Akomodasi adalah suatu cara menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadian. Akomodasi sebagai suatu proses, yang menunjukkan pada usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. 2.4.3 Jenis Interaksi Sosial 1. Interaksi Antara Individu dan Individu Interaksi ini terjadi pada saat dua individu bertemu, walaupun bisa juga pertemuan tersebut tanpa tindakan apa-apa. Disini yang penting individu sadar bahwa ada pihak lain yang menimbulkan perubahan pada diri individu tersebut. 2. Interaksi Antara Individu dan Kelompok Interaksi ini bentuknya berbeda-beda sesuai keadaan. Interaksi jenis ini mencolok manakala terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. 3. Ineraksi Antara Kelompok dan Kelompok Kelompok sebagai suatu kesatuan bukan pribadi, misalnya pertandingan sepakbola antara kesebelasan A dan B. Ciri-ciri kelompok tersebut : - Ada pelaku dengan jumlah lebih dari Satu - Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol. - Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang menentukan aksi yang sedang berlangsung. - Ada tujuan tertentu. 2.4.4 Proses Interaksi Sosial Ada dua isyarat agar terjadi interaksi sosial, yaitu kontak sosial dan komunikasi : 1. Kontak Sosial Kontak soaian merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi itu dengan reaksi. Jenis kontak sosial : 1) Kontak langsung dan tidak langsung Kontak langsung seperti berbicara, tersenyum dan bahasa isyarat. Kontak tidak langsung, melalui surat, media masa dan media elektronika. 2) Kontak antar individu, antar kelompok, serta individu dan kelompok 3) Kontak positif dan negatif. Kontak positif contohnya pedagang melayani pelanggannya dengan baik agar pelanggan puas. Kontak negatif mengarah pada suatu pertentangan contohnya tawuran pelajar. 4) Kontak primer dan sekunder Kontak primer terjadi apabila individu mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka contoh berjabat tangan dan saling senyum. Kontak sekunder, kontak yang memerlukan perantara atau media, misalnya bertelepon, menyurati dan menelgram. 2. Komunikasi Dalam komunikasi, dituntut adanya pemahaman makna dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi hampir sama dengan kontak, tetapi adanya kontak belum tentu terjadi komunikasi. Kontak tanpa komunikasi tidak memiliki arti. Kontak lebih ditekankan pada orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan komunikasi yang dipentingkan adalah adalah pemprosesan pesan.

0 komentar:

Post a Comment