Sunday, 4 December 2011

Katakan Gak Cinta

Teenagers, fenomena dan liku-likunya memang lumayan sedap untuk dinikmati. Bagi orang-orang yang bertujuan meraup keuntungan, mereka adalah pasar yang sangat produktif. Hal ini udah jadi rahasia umum. Dimana ada momen yang disetting dengan latar belakang remaja, pasti laku keras. Teenagers, fenomena dan liku-likunya memang lumayan sedap untuk dinikmati. Bagi orang-orang yang bertujuan meraup keuntungan, mereka adalah pasar yang sangat produktif. Hal ini udah jadi rahasia umum. Dimana ada momen yang disetting dengan latar belakang remaja, pasti laku keras. Kalo dulu, acara-acara bertajuk remaja seperti “Expressi”, “Planet Remaja”, atau “Kamar Kita-kita hanya mengupas seputar kehidupan remaja secara umum, misal gadang-gadangin acara band sekolah, kegiatan fashion, dan tips-tips buat remaja. Sekarang hal itu nampaknya udah ketinggalan pesawat.  Media masa kini lebih berani. Mereka menghujam deras ke jantung remaja kita. Sampe kita nggak berkutik. Remaja udah jadi centre of intelegence alias sebuah objek yang enak untuk dimata-matai. Nggak tanggung-tanggung kehidupan personal remajapun diekspos. Media elektronik, terutama televisi, yang emang mudah dalam visualisasi dan dekat dengan pemirsanya, langsung terjun menyelami pribadi remaja. Individu remaja disorot. Mulai dari kebiasaan harian hingga problema cintanya. Nah dari sini nih masalah pasti ada…  Memang cinta di masa remaja nggak ada pangkal dan ujungnya. Logo hati merah alias cinta kembali diusung. Rame-rame stasiun televisi ngeborong alur acara yang seragam. Ibarat sesama tetangga yang saingan masalah harta benda. Tetangga yang satu nggak rela kalo sebelahnya beli BMW, akhirnya dia beli Mercy, meski kreditnya 32 tahun. Mama Sinchan nih ye…  RCTI punya “Katakan Cinta”. Cerita reality show ini menjadi fasilitator atau Mak Comblang, buat remaja yang kagok ngomong blak-blakan I love you sama si dia. I love you jadinya I lap you….alias aku pengen ngelap kamu. SCTV juga bikin “Harap-harap Cemas (H2C)”. Istilahnya detektif jadi-jadian. Disewa untuk ngawasi sang pacar, apa sih maunya, dan setia apa nggak sama sang klien. Stasiun yang sama juga nggebyar “Jaringan Kabel”. Semacam paranoid-nya cinta SMA. Sumpeh lho…kita ngasih info kayak gini, bukannya biar sobat penasaran, trus pengin nonton tayangan itu. Tapi kita cuman ngasih tahu kalo tayangan macam gitu kudu dimasukin dalam daftar “gak layak tonton”. Sobat..tahu, kenapa? Karena… tontonan itu nggak bisa nyelesain masalah…tapi malah bikin masalah ! Catet ya ! Lagi-lagi Masalah… Lalu apa masalahnya? Gini frend… yang namanya masalah remaja sekarang numpuk seperti gunung es. Kecil di atas, tapi besar di dalam laut. Hanya saja sekarang yang kita prihatin…koq bisa-bisanya mereka (para remaja) nggak risih kalo kehidupan pribadi mereka jadi bahan tontonan umum. Nggak seharusnya mereka obral ke semua orang kalo mereka punya sisi pribadi yang negatif. Sobat, ngerti kan etalase toko. Nah apa yang kamu lihat di sana, pasti barang-barang yang bagus dipajang. Nggak bakal etalase toko majang celana zaman Flinstone, atau baju yang nggak pernah dicuci. Ya…nggak bakalan laku. Bangkrut. Trus tutup. Tapi uaaneehnya, remaja yang nongolin masalah pribadi mereka di televisi nggak ragu sekalipun harus menunjukkan barang-barang rongsokannya di etalase toko. Anehnya lagi, mereka nggak malu, bahkan tontonan mereka jadi hobi baru buat muda-mudi metropolis.  Kehidupan pribadi nggak selayaknya dipertontonkan. Jangankan yang negatif. Kadang-kadang kita sendiri kudu waspada dengan yang positif. Mengapa? Biasanya kepibadian dengan sisi positif yang diekspos membuat si empunya besar kepala lagi sombong. Tapi sisi negatif bila diekspos akan lebih parah akibatnya. Bukan hanya bagi yang punya, tapi bakal ngefek juga buat yang nonton. Bisa-bisa pribadi negatif tadi jadi referensi alias rujukan tingkah laku dia. Ingat frend…keburukan pada umumnya lebih mudah nyebar dan nular daripada kebaikan. Betul ? Butuh contoh…Pada salah satu episode “Katakan Cinta”, seorang cowok rela seluruh tubuhnya ditato tulisan puisi yang menyanjung cewek targetnya. Nggak cukup di situ. Dia juga mencukur rambutnya dan membuat motif hati di tengah-tengah kepala. Belum cukup juga…dia rela membaca puisi cinta dengan loudspeaker di tengah jalan, di depan cewek tadi. Nggak cukup lagi, ibarat Romeo yang merayu Juliet, dia mendatangi cewek tadi dan memberikan bunga mawar merah, ditambah aksi bersimpu dan tangan menengadah. Ingat lho…dia melakukannya di tengah-tengah jalan yang lagi full lalu lalangnya orang. Hasilnya …dia ditolak mentah-mentah. Apa dia malu? Nggak tahu tuh…malunya ditinggal di mana…. wah barangkali malunya udah di buang di tong sampah !! Rongsokan dong !?! Kejar Daku Kau Kutembak Melalui kasus tadi, ada sih beberapa alasan yang disebutin ama temen-temen kamu soal tembak-menembak lawan jenis. Alasan ini mau dibilang kuno ya…ya, tapi kalo dibilang modern ya..nggak sama sekali. Kenapa? Masalahnya alasan itu terus aja sama, mulai zaman baheula hingga zamannya ula-ula inja, nggak ada variasinya. Maunya sih pilih-pilih cowok atau cewek idaman, tapi bukan soal cari-mencari, nggak komplet rasanya. Butuh tantangan lebih. Kurang bisa menjiwai.  Secepat kilat, kata-kata indah pun meluncur deras. Tatapan dan kerlingan mata mengikuti syahdunya syair. Apalagi rayuannya…aduh bikin nggak kuku. Gimana nggak, khususnya yang cewek kalo udah dibilang wajah seindah bulan purnama, rambut sehitam batubara, dan bibir semungil biji kurma, udah.. alamat jiwa pun terpikat. Sorry buat yang cewek. Simpati nih ye…Apa sih alasannya? Ingat nih ya..soalnya kamu nggak bakal nemukan ini di pelajaran sekolahmu. Dan inget juga, alasan ini hanya sekedar alasan yang umum diberikan. Bukan hal yang baru buat kamu. Sebenarnya jawaban ini cuman dibuat-buat aja sama mereka yang gemar tembak-menembak lawan jenis, karena mereka juga sejujurnya belum punya komitmen untuk terikat dengan lawan jenisnya. Alias just having fun….ya..just having fun. 1. PenjajakanEit…bukannya penjajahan lho, walau nanti ujung-ujungnya juga kesana. He..he sorry buat yang pacaran…niat kamu udah kebongkar. Alasan penjajakan ini paling sering kamu temukan. Knapa? Nggak salah sih, katanya penjajakan itu awal dari keberhasilan memilih lawan jenis yang mau dijadikan pendamping hidup. Nah…bila udah dijajaki, mereka punya harapan besar kalo calon target operasi mereka bakal setia…ya kurang lebih sekitar 60% - 70%. Makanya mereka akan berani menembak dalam waktu dekat. Kalo udah sip, ya..apa yang ditunggu. Tembak…dan si dia pun takluk. Ye…kata siapa, nggak kebalik tuh. Justru penjajakan semacam itu nggak akan mendapatkan calon pasangan yang setia. 60%, 70% bahkan kita haqul yakin 90%, calon pasangan yang dia jajaki tadi nggak bakal one heart. Why? Kembali ke prinsip dasar menembak. Pertama, biasanya nggak cowok nggak cewek sama aja, dia ngeliat fisik lawan jenisnya. Padahal fisik mudah sekali berubah. Bayangin kalo besoknya, target operasi tadi tabrakan dan wajahnya ringsek, sang sniper nggak akan noleh lagi. Tul..nggak. Kedua, penjajakan itu hanyalah sebatas having fun…noleh sana…noleh sini. Nggak ada habisnya. Nggak heran kalo dalam masa penjajakan ini banyak pribadi yang bakal dikorbankan….nggak cuma satu, dua atau tiga lawan jenis yang dikibulin, untuk memenuhi kepuasan dari sang sniper alias penembak jitu. Buktinya ? Jelas ada dong. Beny misalnya cowok asal Universitas Surabaya, berani nembak tiga cewek sekaligus. Seperti yang dilansir Deteksi Jawa Pos, dia punya alasan persis seperti yang kita bilang. Satu ceweknya sejati dan dua adalah semacam Sephia yang masih berstatus SMA. Kasiyan deh SMA… “Aku nggak tahan sih, abis cinta abis….toh aku melakukannya hanya untuk selingan.” Gitu ujarnya (JawaPos, 27/11/03). Kebukti kan… kalo kamu Penjajah, orang macam gini pantas disebut BEDEBAH !!! 2. Biar nggak salah pilihAlasan ini juga umum dipake. Seseorang nggak akan segan-segan nembak lawan jenis yang diyakini mampu meredam kepiluan hatinya. Ciele..dapet kata-kata darimana mas? Terus setelah itu apa? Akhir-akhirnya ya…pacaran. Selami hati…dan mengetahi apa-apa yang sebenarnya ada di dalam diri lawan jenisnya. Biar tahu kelemahan dan kesamaannya. Supaya nanti kalo bener-bener jadian nggak salah pilih. Hmm…kata siapa non. Justru seseorang yang berani ngomong macam itu, berarti nggak punya konsep hidup yang jelas. Mengapa? Ya…Orang yang udah dewasa, nggak akan main-main dalam hidupnya. Orang yang cerdas nggak akan pilih sana…ambil sini….Kalo emang seseorang pengen nggak salah pilih, dia kudu berani melamar lawan jenisnya, nikah dan ambil tanggung jawab penuh…Wah kalo itu sih belum siap Mas…Ya jangan pacaran to….Beras nggak akan jadi nasi kalo belum waktunya. Lagi-lagi nanti pasti ada korban lain yang akan berjatuhan. STPDN kali… Nah…dua alasan kuno tadi paling sering kita jumpai pas ketemu sama orang-orang yang menyatakan dirinya udah mumpuni dalam pergaulan. Sayang…alasan itu hanyalah klise. Orang-orang yang pacaran nampaknya belum menyadari hal itu. Kenapa? Belum baca Islamuda sih…Atau mereka udah tahu, tapi pura-pura nggak nge 

0 komentar:

Post a Comment